6'A

143 11 1
                                    

Hari pernikahan, 13.30.

"Saya bersedia."

"Saya bersedia.."

"Maka dengan ini, Aamon Paxley dan [Name] Declear Anchiesty resmi menjadi suami istri."

Terdengar tepukan tangan meriah dari para hadirin yang berada di tempat pernikahan setelah Aamon mencium kening [Name].

Yang paling heboh sudah lah pasti Melissa, ia bahkan berteriak sambil bertepuk tangan paling kencang.

[Name] menunduk tak berminat menatap 2 ribu tamu undangan yang terdiri dari para bangsawan dari berbagai negeri.

Ia juga tak berminat menatap wajah Aamon yang masih setia berada di sampingnya.

Karena apa lagi? Tentu saja karena wajah Aamon yang benar-benar mirip Gusion.

Sejak dimulainya acara pada pukul 08.00 tadi, [Name] tak melihat tanda-tanda Gusion akan muncul.

Apa dia sakit?

Oh ayolah [Name], sekarang kau sudah punya suami yang lebih tampan dan mapan daripada Gusion, untuk apa kau masih memikirkan nya huh?

Aamon menatap sendu sosok istrinya yang sentiasa menundukkan kepalanya.

Ah, sepertinya Aamon mulai menyesal menyetujui rencana pernikahan mereka waktu itu kalau begini jadinya.

Aamon memang yakin bahwa ia bisa membuat [Name] melupakan Gusion, tapi itu sebelum ia melihat keadaan [Name] dan Gusion yang sepertinya sangat tersiksa dipisahkan begini.

Aamon berdecih, ia sempat berfikir bahwa tak peduli seberapa jahat ia dipikiran orang lain, yang penting ia dapat [Name].

Tapi, lihatlah ia sekarang, dilanda gundah hati dan pikiran.

Selesai acara, 18.00

[Name] tersenyum lembut pada Aamon sebagai bukti bahwa ia tidak sedih lagi.

"Senyum mu palsu."

Aamon menatap datar istrinya ini, ia baru saja mengatakan isi pikirannya tadi siang.

"Mana ada.."

Sebuah tarikan pelan di rambut [Name] membuat si empu nya rambut mendongak, Aamon mencoba menolong melepaskan jepitan rambut yang mengikat sanggul nya.

Mereka kembali berpelukan, Aamon pun tau bahwa pikiran gadisnya sedang diserang bencana, walaupun pikiran nya tak kalah mengenaskan tapi ia tetap berusaha untuk menenangkan.

Bukan yang terbaik yang bisa ia lakukan tapi ia akan selalu melakukannya jika itu untuk orang yang ia cinta.

Termasuk..

"Aku akan mempertemukan kalian.."

Aamon berujar saat wajahnya ia sembunyikan di ceruk leher [Name].

Gusion dikabarkan kabur lagi dari rumah saat acara pernikahan berlangsung tadi, jujur sebenarnya hal itu makin membuat [Name] murung, tapi ia tak berniat membuat orang lain tambah khawatir.

"Untuk apa?"

Jemari [Name] menyisir lembut rambut Aamon yang halus.

Pelukan mereka semakin erat saat Aamon mencoba mengutarakan isi ide nya.

"Setidaknya biarkan aku melakukan hal yang membuatku tidak merasa bersalah pada kalian.."

Kekehan kecil keluar dari mulut [Name] sebagai jawaban (?)

𝗧𝘄𝗼 𝗖𝗵𝗼𝗶𝗰𝗲𝘀 X 𝐀𝐚𝐦𝐨𝐧 𝐏𝐚𝐱𝐥𝐞𝐲.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang