Hope you enjoy!
Jimin melihat arloji yang sudah menunjukan pukul 10 pagi. Ini pertama kalinya dirinya terlambat datang ke kantor, meskipun hanya kantor cabang. Langkahnya terhenti sesaat memasuki gedung itu, seorang gadis melintasinya dengan kilauan selendang yang menutupi kepalanya di depan Jimin, kupu-kupu dan peri-peri cantik seolah mengikuti presensinya.
Mata pria itu mengikuti kemana gadis itu pergi. Sarung tangan abu-abu digenggam oleh gadis itu. Sepertinya dirinya pernah bertemu dengannya.
Sarung tangan abu-abu? Memorinya terus menggali rekaman CD yang diputar mundur ke belakang. Benar! Jimin ingat sekarang. Dialah gadis yang Jimin perlakukan buruk saat ia mabuk. Ia masih sedikit sadar dan mengingat wajah dan detail kecil barang yang gadis itu kenakan. Mengapa ia hilang kontrol dan bertindak bodoh malam itu? Ia juga bingung.
Jimin merutuki dirinya yang frustasi, sedikit gila dan brengsek. Pada malam itu, ia stress berat dan meminum banyak sekali botol whisky. Untung saja tak ada orang jahil yang memasukan obat perangsang pada minumannya dan ya.. berterima kasihlah pada Taehyung yang mau menjemputnya, jika tidak entah bagaimana nasib gadis itu sekarang.
"Sean." Jimin memanggil asisten pribadi yang baru saja tiba sehabis memarkirkan mobil.
"Kau tahu siapa gadis yang sedang berdiri di depan meja resepsionis itu?" jimin menunjuk gadis itu dengan dagunya.
"Ah! Dia Tiana, translator baru di kantor ini. dia hanya bekerja part-time karena masih kuliah. Pekerjaannya bagus. Dia juga mahir membuat kopi. Kopi buatannya sangat nikmat Tuan. Kemarin aku baru mencicipinya."
"Bagitu ya." Jimin mengangguk.
"Ya begitulah."
Memandang gadis itu dari kejauhan, Jimin berjalan memasuki lift yang terbuka. Gadis yang dipandang pun tak sadar sama sekali sedang dipandangi bos kontor ini, hingga lift yang membawa pria itu pergi ke atas gedung pencakar langit.
Jimin menggulung lengan kemejanya, meneliti dengan seksama dokumen perkembangan proyek miliknya. pembangunan hotel di negara kepulauan besar di Asia tenggara, proyek ini merupakan hasil kerjasamanya dengan kawan lamanya semasa kuliah dulu. Namun, ada sedikit keganjilan pada beberapa data, semacam penggelapan dana di sini.
Bahan material yang sama seperti palu bumi, besi baja, besi beton dan lain-lain, namun memiliki harga yang berbeda. Terlebih lagi ada beberapa material yang tidak diperlukan. Jika menurut data yang tersaji hal tersebut, karena pembelian material di tempat yang berbeda. Padahal dirinya sendirilah yang sudah memastikan dimana seharusnya membeli material-material itu.
sebelum ia memeriksa lebih detail, suara ketukan pintu mengintrupsi dirinya. "masuk," katanya dari dalam.
Gadis itu tampak terkejut setelah melihat presensi Jimin yang duduk di kursi jabatannya sambil memeriksa beberapa kertas. Jadi, dialah Kang Jimin, pewaris perusahaan ini. Laki-laki kurang ajar, yang hampir melecehkannya.
Ini pertama kalinya ia bertemu dengan pewaris perusahaan yang dibicarakan banyak karyawan. Selain itu, dirinya juga beberapa kali dibicarakan di media akan prestasinya yang gemilang. Tiana tahu perihal itu. Sedetik kemudian Tiana menormalkan ekspresinya, ia harus bertindak profesional di kantor.
"Maaf menggangu Tuan, saya hanya ingin memberikan dokumen yang sudah saya terjemahkan."
"Letakkan di sana." Tanpa basa-basi, Jimin kemudian memberikan dua file lagi untuk dikerjakan oleh gadis itu.
"Ini berkas yang harus saya terjemahkan lagi tuan?"
"Tentu saja, itu kan tugasmu. Masa kau harus bertanya lagi padaku."
"Baik, maaf Tuan."
"Ya, kau boleh pergi. Jangan ganggu aku untuk saat ini, aku sangat sibuk. Suruh yang lain untuk tidak keruanganku juga, kecuali jika aku meminta." Kini Jimin kembali memfokuskan diri pada beberapa kertas penting yang berserakan di atas meja kerjanya.
"Baik tuan."
Entah, apakah dia benar-benar pria mabuk yang Tiana temui pada malam itu. Sifatnya berbeda sekali 180 derajat. sangat dingin, seolah tidak perduli pada orang lain dan terlihat work Holik, kata-kata juga agak menyebalkan, seperti bukan seorang perayu jika dalam kondisi sadarnya saat ini. Jujur saja, Tiana agak heran melihatnya. Tapi sepertinya dia tidak menyadari bahwa ia merayu wanita untuk menikahinya pada malam itu, sifatnya saja seperti itu.
"Tunggu." Langkahnya terhenti, sesaat gadis itu memeng gagang pintu untuk ke luar ruangan. Ia menoleh pada sumber suara.
"Aku minta maaf atas kejadia malam itu. Aku sangat mabuk, namun aku sedikit mengingat kelakuan gila yang aku lakukan padamu. Tolong jangan beritahu yang lain tentang ini."
"Ya, aku mengerti. Maaf jika agak lancang, tapi mohon jangan terlalu banyak meminum alkohol dan ku harap kau bisa lebih memperhatikan tindakanmu terhadap seorang gadis."
Entah keberanian dari mana ia dapatkan. Biasanya ia selalu takut mengungkapkan apa yang ia pikirkan, namun kali ini dirinya merasa bahwa ia harus tergas. Tegas dalam melindungi dirinya, nilai-nilai dan kehormatannya.
Jimin hanya mengangguk, tanpa mau berkata apapun. Gadis itu membungkuk pamit dari sana. Pandangannya tak berpindah dari pintu yang sudah tertutup, hingga ia melupakan apa yang ingin ia kerjakan.
Jimin tersenyum penuh arti, "Berani juga dia. Aku akan memilikimu."
Vote and Comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pinky Promise || Jimin
RomanceRasa benci Kang Jimin terhadap ibu dan saudara tirinya, membuat Jimin berambisi untuk menempatkan dirinya menjadi CEO sekaligus pemegang saham perusahaan Kang'S Group Company. Kang Jaehan (Ayah Jimin) menekan Putranya dengan persyaratan yang menuru...