˚ ༘♡ ·˚꒰ yay or nay ꒱ ₊˚ˑ༄
ー
"hi, princess," reo menyapa.
di siang menuju sore yang mendung ini, reo kembali menjemput isana. sekarang sudah seperti rutinitas yang tak bisa diabaikan.
"halo," isana membalas sapaan itu dengan senyuman lesu. di belakangnya ada shidou yang wajahnya tertekuk, menatap malas reo, kemudian berlalu pergi sebelum ocehan panjang lebar menghujam telinganya.
"katanya kamu ada kelas tambahan? kok bisa jemput aku?" isana bertanya.
reo tertawa kalem, "sempetin ke sini soalnya kangen sama cewek manis ini." kalau saja sepi, demi Tuhan, reo ingin sekali mencium pipi isana.
"baru kemarin ketemu, trus semalem kan abis video call, udah kangen lagi? bohongnya ketauan banget," isana menggeleng, tertawa akan kalimatnya sendiri
"nggak ada ukuran waktu kalo sama kamu, maunya bareng terus," reo senyum kecil, senyum yang membuat isana ikut mengangkat sudut bibirnya.
"hari ini aku belajar mandiri. guru bimbelnya ada workshop ke luar kota," isana menginformasikan.
"oh? kalo gitu kamu ikut ke hiori aja. temen-temen aku ngadain study group di sana, mungkin kalo belajar bareng lebih enak, bisa sharing gitu. mau?" reo menawari.
isana mengangguk. seingatnya ada anggota tim sepak bola dengan nama punggung hiori. "ada kara?"
mendengar pertanyaan spontan isana, gerakan reo langsung berubah canggung, "mungkin."
"aku pernah denger, katanya kara itu pinter ya? dia selalu ranking 1?" bahkan setelah mereka masuk ke dalam mobil, isana masih betah mengobrol dengan "kara" sebagai topik utamanya.
"lebih tepatnya, ingatannya bagus. dulu waktu ukk, dia selalu belajar sks, dan hasil nilainya selalu 90 ke atas," reo menjelaskan dengan setengah hati.
"keren. kalo aja aku kayak kara, mungkin aku nggak perlu capek-capek ikut bimbel dan kursus sana sini. iya kan, reo?" isana menoleh, masih antusias.
"iya. tapi aku lebih suka kamu yang versi original," reo mengukir senyuman. harap-harap obrolan ini segera berakhir.
karena serius, rasanya begitu aneh ketika ia membicarakan perempuan lain dengan pacarnya sendiri. apa isana sedang membandingkan dirinya dan kara? atau bagaimana?
"reo pernah suka kara?"
"..."
"..."
".. hah?"
"em nggak.. lupain deh," isana tertawa hambar. lalu menghentikan percakapan itu dengan mengalihkan pandangannya ke jendela mobil. menatap pemandangan luar dari dalam.
tahu-tahu mereka sudah sampai di area rumah hiori.
begitu masuk, keduanya hampir terjungkal karena seseorang membuka pintu dengan kasar dan menutupnya dengan kasar pula.
"aduh, sori sori. itu adek gue. lagi pms, disuruh beli es batu malah marah-marah," hiori dari belakang muncul sambil tertawa-tawa.
"adeknya lucu," isana berkomentar.
"mirip anak setan. eh maksudnya, iya lucu," hiori membuka pintu lebih lebar supaya reo dan isana bisa masuk. "padahal harusnya dia girang. kalo ke warung, siapa tau kan ketemu bang karbit."
"hah? karbit? karasu?" nagi yang sedang ngemil fortune cookie tiba-tiba ikut pembicaraan.
"iya. adek gue suka sama bang karbit," hiori cengengesan. merasa tak berdosa telah membuka aib sang adik.
"lah kok bisa suka sama jamet kuproy gitu?" bachira melotot. harusnya hiori rei yang manis itu alangkah baiknya kalau suka padanya saja, dari pada menyukai karasu tabito.
"sssttttt!!!" hiori meletakkan telunjuk di bibirnya, "di denger adek gue bisa mampus lo. dia emosi banget kalo ada yang ngatain bang karbit jamet."
"tapi emang jamet kan," reo menambahi, langsung mendapat sikutan kecil dari isana.
"isana~," kara menyapa. di belakangnya ada shina dan yuki, keduanya ikut melambaikan tangan.
"hai, kar," isana melepas genggaman tangannya dari reo dan berjalan menuju kara, memeluk teman barunya itu.
"heran, kenapa sih pada demen sama kara? kelakuan kayak binatang gitu padahal," lagi-lagi bachira, yang kini sedang ngemil kacang garuda berceletuk tak beradab.
"gue yang kelakuan kayak binatang aja masih ada yang suka, lah elo?" kara nyengir, menyindir balik, tepat sasaran!
"jancok:)," bachira hampir menggali kuburannya sendiri sekarang.
rin, jarak 3 langkah di sampingnya menatap sinis. isagi di sebelahnya mendecih, "lo juga pernah ya ngecrush kara."
"kagak, anjing. itu mah elo! nagi, sama.. reo!!" bachira yang gelagapan langsung menyebutkan nama-nama yang ada di kepalanya.
isana yang sedari tadi hanya mendengarkan obrolan, kini menatap bachira untuk beberapa detik, sebelum pandangannya berpindah ke reo yang saat itu sibuk menyumpah-serapahi bachira.
percakapan berhenti saat kara izin untuk menggunakan ruang belakang rumah hiori. mengambil spot untuk para perempuan belajar.
"ternyata reo pernah suka sama lo ya, kar?" isana bertanya.
pertanyaan yang langsung disambut wajah-wajah terkejut kara, shina, dan yuki.
"h-hah..? ya mana gue tau. lagian, lo percaya sama bachira? mulut dia isinya kebohongan semua, kan," kara tertawa pelan sebelum lanjut mencatat materi.
"nggak usah heran yang kayak gitu. sebelum gue sama yuki join circle mereka, kara kan jadi satu-satu cewek di sana. mungkin karena itu banyak yang suka sama dia, kara cantik sih," shina yang sedang menandai point-point dari buku paket mencoba untuk memberikan alasan logis.
"cantik kok, soalnya perempuan," kara sekarang ingin sekali mengecup kening shina.
"lagian, bachira kan hidupnya nggak jauh-jauh dari bercandaan. mungkin aja dia cuma asal sebut," yuki ikut nimbrung. lks di depannya diabaikan sementara.
"nah, itu dia! gak ada yang bisa dipercaya omongannya si kuning. udah nggak usah dipikirin. ntar belajarnya jadi nggak fokus," kara sih bisa saja bilang begitu. padahal, otaknya sendiri sekarang penuh dengan tanda tanya.
ia ingin meninju wajah bachira karena sering bicara seenaknya. kalau urusan sudah begini, yang repot kan dia juga. kara tak mau membuat isana berpikir yang aneh-aneh.
"hm.. oke.." isana menunduk, memainkan bolpoin yang ada di tangannya.
"eh, btw, lo sama isagi.. itu beneran pacaran?" shina berusaha untuk mengubah arah pembicaraan. dengan membicarakan sesuatu yang ia sangat ingin ketahui jawabannya sejak lama.
"nggak. isagi nggak pernah ngajak," kata yuki, tak memalingkan pandangannya.
"lah? bentar! berarti kalo dia ngajak, lo mau pacaran gitu?" kara langsung menoleh cepat. bersiap untuk menyoraki si ketua osis serba taat aturan.
"ng.. nggak sih.." mampus sudah yuki salah bicara.
obrolan itu disusul dengan percakapan ringan lainnya. tapi masih ada satu hal, yang isana terus pikirkan. dan mungkin ia akan meminta jawabannya pada reo nanti.
ー
YOU ARE READING
[✔] [5] lavish ; mikage reo
Fanfiction✦ · · · ────────────── · · · ✦ ⌗LAVISH -⨾ೄྀ [5] MIKAGE REO ꒰ ☘︎┊「 a thousand ways to be happy and upset with mikage reo 」꒱ ˚ˑ༄ؘ ˚ ͙۪۪̥◌⭟ mikage reo x fem!oc. ˚ ͙۪۪̥◌⭟ fifth, from the blue lock fa...