[✔] [5] lavish ; mikage reo

ೃ⁀➷ ０８༉‧

˚ ༘♡ ·˚꒰ yay or nay ꒱ ₊˚ˑ༄

ー

waktu sudah hampir menunjukkan pukul 5 sore, saat hiori rei suntuk dengan pr matematikanya, ia turun ke lantai bawah dan menemui kara. dengan pemikiran: mungkin teman-teman kakaknya itu bisa membantu.

"kak kara..?" rei mengintip dari balik pintu.

kata-katanya tak hanya membuat kara, tapi isana, shina, dan yuki ikut menoleh.

"iya, kenapa rei?"

"boleh gabung? butuh pencerahan nih," rei mengangkat buku tulisnya sampai menutupi setengah wajahnya.

kara tertawa pelan, "sini sini."

rei nyengir sumringah, "matematika, kak. bantuin dong. bingung banget nih materi persamaan kuadrat."

"hehehe. jujur, aku pembagian aja kadang masih butuh bantuan kalkulator," kara gantian nyengir. wajah rei kembali tertekuk.

"isana jago matematika loh," shina berceletuk.

"eh, iya kah? kak isana yang mana orangnya?" rei menoleh ke samping.

melihat rei, kara tertawa, "depan kamu persis itu isana loh, rei."

"o-oh.." rei mendadak kaku pergerakannya. ia mengamati wajah isana diam-diam sambil membungkuk kecil. takutnya disangka anak yang tak punya sopan santun.

isana mengembangkan senyumannya, "butuh bantuan yang mana?"

"hehe, ini kak," rei membuka buku tulisnya yang isinya didominasi oleh angka.

"oh, ini mudah kok, sini aku kasih tau cara cepetnya," isana meraih buku tulis matematika rei dan pensil yang ada di dekat kakinya lalu mulai menjelaskan. cara-cara yang ia dapat dari tempat bimbelnya.

di tengah-tengah itu, rei tahu-tahu melontarkan pertanyaan, "kak isana pacarnya kak siapa?"

"hm?" isana yang tak siap akan pertanyaan tiba-tiba rei, cuma memasang wajah kebingungan.

"itu loh. kak kara kan pacarnya kak rin, kak shina pacarnya kak nagi, kak yuki pacarnya kak isagi, nah kak isana pacarnya siapa?" rei menjabarkan pertanyaannya.

yuki yang baru selesai mengerjakan lks langsung berseru, "nggak pacaran, rei!"

"iya, tapi otw kan," rei nyengir ke arah yuki, meledek. ia tahu cepat atau lambat, yuki dan isagi pasti akan punya hubungan lebih.

"oh ya! kak isana pacarnya kak reo kan? soalnya tadi aku lihat, kakak dateng bareng kak reo," rei menoleh lagi, teringat sesuatu.

"hem.. iya," isana cuma menjawab canggung.

"nggak heran. kak reo itu emang tanpa cela. setelah kupikir lagi, kayaknya kak reo tuh yang paling sempurna deh di antara semua cowok di circle," entah sejak kapan keduanya sudah berhenti membahas soal dan rei malah semakin membelokkan topik.