Chapter 2: Pertemuan (part 2)

334 46 12
                                    

     Aku dan halilintar terus berjalan, untuk ketempat saudara halilintar berada. Ini jadi sangat sunyi, aku mencoba untuk tidak membuat ini sunyi, aku pun ingin memulai percakapan, sebelum aku memulai percakapan tiba-tiba halilintar yang terlebih dahulu yang berbicara.

    "Omong-omong siapa nama Abang??" Kata halilintar tanpa melihat ku dan terus berjalan, muka halilintar hanya datar kayak triplek, rata banget.

     "Abang belum ngasih tau ya? Haha, nama Abang Boboiboy" kata ku dengan senyum canggung.

       "Nama mu sangat aneh" seketika aku membeku, mendengar kata 'aneh'. aku tidak menyangka anak sekecil dia akan mengatakan hal sepedas itu, itu sangat menyakitkan, meskipun aku tau kalau halilintar sifat nya memang seperti itu, tapi itu sangat kejam.

          "Aku hanya bercanda, jangan sakit hati" halilintar masih melihat ke depan dan muka nya tetap datar seperti biasanya, cowok pendiam seribu bahasa memang.

        Aku hanya memaklumi nya, dan kemudian tersenyum ke arah nya.

          "Baiklah aku memaklumi nya, omong omong, siapa saja nama para saudara mu?" Aku melihat ke arah halilintar, sejujurnya aku sudah sangat penasaran meskipun aku sudah tau, tapi tetap saja aku penasaran aku hanya ingin memastikan nya bahwa dugaan ku benar.

        "Nama nama saudara ku ya?, Aku akan bilang, yang pertama adalah aku halilintar, yang kedua Taufan, yang ke tiga gempa, ke empat blaze, lima es, enam Thorn, dan yang terakhir solar, kami kembar 7, tapi sikap kami berbeda-beda jadi jangan terkejut.
Halilintar masih menatap ke depan, muka masih kayak triplek (pen gua injak jadinya, untung ganteng jadi gk jadi). Sesuai dugaan ku para element hidup didunia ini sebagai saudara, aku senang aku bertemu mereka, dan mereka bisa hidup sebagai manusia di dunia ini, aku tersenyum senang. Halilintar pun menatap ku.

       "Kenapa bang boy tersenyum? Apakah ada yang salah dari ku?" Aku melihat halilintar tampak bingung melihat ke arah ku, aku hanya bisa tertawa.
         "Hei!! Jawab pertanyaan ku!?* Halilintar tampak terlihat malu sekarang, aku jadi semakin tertawa melihat reaksi nya.

            "Haha... Tidak ada yang aneh kok hali, hanya aja reaksi mu sangat lucu.. prftt"

        "Hei!! jangan tertawa!!" Halilintar semakin malu di tertawa kan seperti itu, aku sungguh menikmati reaksinya itu.

           "Haha, iya aku tidak akan tertawa... Jadi jangan memasang ekspresi seperti itu...."

           "Ekspresi seperti apa maksud mu!? Aku tidak membuat ekspresi apapun!!" Aku semakin tertawa melihat ekspresi halilintar, hali emang tidak suka jujur di saat kita memuji nya, bisa dibilang dia tsundere.








Saat kami terus berjalan akhirnya kami sampai di kediaman halilintar dan para saudara nya, aku melihat tempat tinggal hanya seperti gang kecil dan ada koran sebagai selimut, dan tumpukan koran sebagai bantal, aku Mera ini bukan tempat tinggal, ini tidak layak untuk mereka tinggali.

       "Siapa dia halilintar?" Kata anak laki-laki yang persis seperti halilintar, tapi dia memiliki warna mata emas yang tampak lembut, dan baik. Di belakang nya ada saudara halilintar yang lain, muka mereka semua sama yang membedakan nya hanya bola mata mereka. Aku menatap mereka, aku tidak percaya aku bisa melihat element ku.

          "Ah dia yang telah menyelamatkan ku dari bocah yang menyebalkan itu" halilintar berkata dengan kesal, ketika mengingat kejadian itu tadi. Halilintar langsung menghampiri saudara nya. Dan memberikan mereka roti yang telah dia bawa tadi.

          "Maaf.... Hanya ini yang bisa kudapatkan"  halilintar menunduk kan kepala nya, merasa tidak membantu untuk mendapatkan makanan untuk mereka. Tapi anak kecil yang bermata emas itu hanya tersenyum dan berkata "tidak apa apa halilintar ini sudah kucukup, kamu sudah bisa memberi kita cukup makanan" anak laki-laki itu kemudian menatap Boboiboy dan tersenyum "terimakasih telah menyelamatkan saudara saya, saya tidak tau harus membalas nya dengan apa, Nama saya adalah gempa anak ke-3, yang ini adalah saudara-saudara saya, yang bermata biru tua adalah Taufan, yang merah-oren adalah blaze, yang biru Aqua adalah es, yang hijau adalah Thorn, yang terakhir yang menggunakan kaca mata adalah solar, dia miliki warna mata abu-abu". Gempa terlihat senang karena bisa memperkenalkan saudara nya ke Boboiboy. Kemudian thorn mendekat ke arah Boboiboy dan tersenyum menyapa nya.

      "Hai Abang boi, aku thorn terimakasih telah menyelamatkan Abang hali" thorn tersenyum hangat ke Boboiboy, thorn juga sangat nyaman di dekat Boboiboy entah tidak tau kenapa. Thorn jadi melekat kepada Boboiboy.

         "Tidak masalah, Abang boi hanya suka membantu"  boboiboy membelai rambut thorn, thorn hanya tersenyum menikmati nya.

Para element bersaudara kemudian mendekati ku, aku merasa senang mereka tidak takut pada ku. Aku sangat senang bisa bertemu mereka secara nyata seperti ini. Aku berharap ini bukan mimpi"







Continued

Chapter kali ini jadi sedikit panjang karena sudah beberapa kali istirahat jadi banyak ke santai(⁠ㆁ⁠ω⁠ㆁ⁠), terimakasih besok saya lanjutkan lagi mungkin akan ada 1-4 chapter mungkin aja besok bisa sampe 4 chapter, semoga aja terimakasih.....
Facebook: adel_saja
Instagram: adelsaja25

         

Fantasy Elements [Boboiboy Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang