6. Tinggal di Pesantren

68 27 14
                                    

Saat ini Andra bersama kedua orangtuanya tengah menuju ke pondok pesantren Al Qolam. Andra akan tinggal disana sembari memperdalam agama islamnya.

Setelah sampai Silvi hanya menunggu di mobil, sedangkan Aditya ikut masuk untuk menemui pemilik pesantren ini.

"Assalamualaikum" salam Aditya kepada sang pemilik rumah. Tak selang lama, sang pemilik rumah pun keluar dan mempersilahkan Andra juga Aditya untuk masuk.

"Ada yang bisa kami bantu?" tanya seorang pria paruh baya itu yang bernama Kyai Sholeh.

"Begini pak kyai, sebelumnya perkenalkan saya Aditya, dan ini putra saya, Andra. Saya kesini mengantar putra saya untuk belajar mendalami agama islam disini, dan saya mohon bimbingan pak kyai untuk putra saya karena putra saya ini baru saja masuk Islam bulan lalu" pria paruh baya itu pun mengangguk paham, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Andra.

"Maasyaallah, semoga kamu bisa Istiqomah ya nak, insyaallah kami usahakan yang terbaik untuk nak Andra" ujarnya sembari menepuk-nepuk pundak Andra. Setelahnya mereka berbincang-bincang mengenai pesantren juga aturan yang ada didalamnya.

Setelah dirasa cukup, Aditya segera pamit dan meninggalkan Andra bersama Kyai Sholeh itu. Aditya telah menghilang dari pandangan Andra, kemudian Andra mengikuti Kyai Sholeh itu untuk menuju kamar santri yang sudah disediakan.

Di ruangan itu terdapat empat ranjang juga empat buah lemari. Hanya satu ranjang paling ujung yang masih tersisa. Andra pun segera meletakkan barang-barang yang ia bawa.

Setelahnya Andra berjalan-jalan mengelilingi pesantren bersama Kyai Sholeh. Andra merasa lebih tenang dan damai saat berada di pesantren. Suasana di pesantren juga lebih sejuk, tidak seperti di kota.

"Sudah bisa sholat nak Andra?" tanya kyai Sholeh sembari meneruskan langkahnya.

"Gerakan sholat udah bisa pak kyai, tapi bacaan shalat yang belum hafal" ujarnya kemudian. Kyai Sholeh hanya mengangguk paham. Aditya telah mengajarinya bagaimana gerakan sholat, dan juga sering mengajaknya pergi ke masjid.

"Ya sudah nanti kita belajar bersama, nanti pak Kyai carikan buku panduan sholat juga wudhu supaya bisa kamu praktekkan, sama buku fiqih puasa"

"Baik pak Kyai, terimakasih banyak" tuturnya kemudian menganggukkan kepala.

Setelahnya mereka lanjut berjalan dan berakhirlah di perpustakaan pesantren. Andra segera mengikuti Kyai Sholeh masuk ke dalam perpustakaan dan Kyai Sholeh segera mencari buku panduan wudhu sholat, juga buku fiqih puasa.

Sedangkan Andra dia sedang membaca-baca buku yang bertuliskan 'Kisah Cinta Sejati Khadijah dan Rasulullah' ia tak sengaja mengambilnya namun saat ia membaca prolognya, ia tertarik untuk meminjam buku itu.

"Maaf pak kyai, apa buku ini boleh dipinjam?" tanyanya pada Kyai Sholeh.

"Boleh, pinjam aja nak, maksimal dua ya" ujar kyai Sholeh, kemudian kembali memilih-milih buku untuk Andra.

Setelah menemukan buku yang dicari, Kyai Sholeh segera menemui petugas perpustakaan untuk meminjam buku yang dibawanya. Setelahnya ia serahkan kepada Andra.

"Nak Andra" Andra yang tengah duduk membaca buku di dalam perpustakaan pun segera menoleh saat merasa dirinya dipanggil. Kemudian Andra segera mendekat ke Kyai Sholeh.

"Ini, bukunya dibaca ya, kalau ada yang kurang paham, tanya aja sama pak Kyai, atau sama santri yang satu kamar dengan kamu" ujarnya seraya menyodorkan beberapa buku kepada Andra.

Kemudian Andra bersama Kyai Sholeh keluar dan berjalan meninggalkan perpustakaan pesantren. Suara seorang perempuan menghentikan langkah keduanya.

"Abah" ujarnya sembari melambaikan tangannya. Kemudian perempuan itu segera mendekat.

"Lhoh, Ning udah pulang? Kerjaannya lancar?" tanya abahnya sembari menyalami putrinya itu.

"Lancar Abah" pandangan perempuan itu beralih pada seorang laki-laki yang berada di belakang abahnya.

"Nak Andra, ini kenalin putri Kyai, Laila. Ning kenalin ini Andra santri baru di sini" Kyai Sholeh memperkenalkan putrinya itu kepada Andra, dan sebaliknya, Andra pun hanya mengangguk. Dan kemudian dirinya pamit untuk kembali ke kamarnya. Kemudian kyai Sholeh dan putrinya itu juga kembali ke rumah.

*

Andra segera memasuki kamarnya dan duduk di ranjangnya yang paling ujung. Kamar itu masih terlihat sepi, seperti saat dirinya meletakkan barang-barangnya di dalam kamar.

Andra pun mulai membuka bukunya lagi dan membacanya. Cukup terkesan dengan kisah cinta yang sedang dibacanya. Hingga tak terasa adzan Dzuhur berkumandang, Andra menyudahi membaca buku itu, dan kemudian pergi ke masjid untuk shalat Dzuhur.

Sesampainya disana sudah banyak santri yang berada di dalam masjid, Andra pun segera masuk dan duduk di dalam masjid.

"Sampeyan santri baru ya?" tanya seorang lelaki yang berada di sampingnya. Andra pun hanya menganggukkan kepalanya.

"Arka" Andra menerima uluran tangan Arka dan menyebut namanya, setelah itu Iqamah berkumandang dan semua jamaah yang ada di dalam masjid segera berdiri dan menunaikan sholat Dzuhur berjamaah.

Setelah selesai sholat dzuhur, para santri kembali melakukan aktivitasnya masing-masing. Begitu juga dengan Andra, dirinya hendak kembali ke kamarnya untuk meneruskan membaca bukunya. Setelah Andra melahap beberapa halaman, matanya mulai terasa jenuh. Ia pun menyudahi membaca bukunya dan keluar kamar kemudian berjalan jalan di sekitar pesantren.

.
.
.
.
.

Kalau udah baca itu...
Jangan lupa follow 💜
Jangan lupa vote 💜
Jangan lupa komen 💜

Thank you 💜

Perjalanan Cinta Seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang