1. Flashback

224 48 95
                                    

Caesar Raffandra Putra Adhitama adalah seorang lelaki yang saat ini berusia sekitar dua puluh tahun. Dirinya juga ibunya 'Silvi' menganut agama Kristen, sedangkan ayahnya 'Aditya' menganut agama islam.

Tak bisa dipungkiri cinta pertama Andra jatuh pada seorang wanita yang beragama Islam. Dan sepertinya perasaan itu sulit dihilangkan dalam dirinya.

Adzkiya Almahyra Al Husna, panggil saja Alma. Dialah perempuan yang mampu memikat hati Andra. Alma bukan hanya cantik, tetapi akhlaknya juga baik, dan memiliki tutur kata yang sopan. Sepertinya itu yang membuat Andra tertarik padanya.

Awal mula pertemanan mereka adalah saat keduanya menduduki kelas satu SMP.

Flashback On

Sekitar pukul dua belas lebih seperempat, Andra disuruh oleh guru yang tak lain adalah wali kelasnya untuk memanggil Alma yang sedang di masjid sekolah. Andra pun segera menuruti perintah wali kelasnya dan segera berjalan ke masjid sekolah. Saat ia lihat dari kejauhan, masjid itu terlihat sepi, namun ia tetap meneruskan langkahnya untuk memastikan Alma ada disana atau tidak. Pandangannya mengarah ke dalam masjid itu dan ia menemukan Alma yang tengah membaca kitabnya 'Al-Quran'. Suaranya terdengar merdu di telinga Andra walaupun Andra tak tahu apa yang ia baca, yang jelas bukan bahasa Indonesia, Inggris, ataupun Jawa. Andra pun menunggu Alma selesai membaca Al-Qur'an. Setelah selesai Alma segera melipat kain yang dipakainya 'mukena' setelahnya keluar dan memakai kaos kaki juga sepatunya.

"Apa yang kamu baca? merdu sekali" tanya Andra kemudian duduk di samping Alma namun tetap menjaga jarak dengannya.

"Al-Qur'an" ujarnya kemudian.

"Apa itu?" tanya Andra penasaran.

"Itu hanya ada dalam agamaku" putus Alma kemudian. Andra hanya mengangguk dan menyampaikan apa yang menjadi tujuannya kesini. Setelahnya mereka berdua kembali dan menemui wali kelasnya.

*

Hari hari telah berlalu begitu cepat, saat ini mereka menduduki kelas dua, mereka semakin akrab dan memutuskan untuk menjalin persahabatan. Mereka selalu bersama kemanapun itu. Andra juga selalu menunggu Alma yang sedang sembahyang Dzuhur. Keduanya memiliki rasa toleransi beragama yang tinggi.

"Mau sholat?" tanya Andra saat melihat Alma yang mengeluarkan mukena dari dalam tasnya.

"Iya" Andra pun hanya mengangguk dan kemudian melihat jam tangannya. 'Sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi' batinnya.

"Udah mau bel masuk Ma" ujarnya kemudian.

"Sholat itu wajib, kamu di kelas aja, aku bisa sendiri" tuturnya kemudian melenggang pergi keluar kelas. Karena merasa bosan, Andra pun segera mengikuti Alma ke masjid dan menunggunya di luar sembari memainkan ponselnya.

"Kenapa ikut?" tanya Alma saat dirinya telah selesai shalat dan sedang memakai sepatunya.

"Bosen aja di kelas, lagian rame banget, enak disini. Nggak terlalu rame" ujarnya sembari melihat sekeliling masjid "yaudah ayo balik ke kelas" lanjutnya. Alma pun segera berjalan di belakang Andra.

*

Tahun telah berganti, saat ini mereka sudah menduduki kelas tiga SMP, Andra dan Alma tengah berada di perpustakaan untuk membaca buku. Dan saat ini juga Andra berniat mengungkapkan perasaannya pada Alma, sudah lama ia menyukai Alma, terhitung saat ia menemui Alma di masjid sekolah. Merasa situasi sudah tepat, Andra segera memulai pembicaraannya.

"Alma" ujarnya sembari menurunkan buku yang menutupi kepalanya.

"Hmm?" pandangan Alma tak menoleh sedikitpun dari buku yang ia baca.

"Kalau ada orang, beda agama, terus saling suka, emang boleh?" tanyanya kemudian.

"Perasaan suka itu fitrah bagi setiap manusia, jadi boleh-boleh aja" ujarnya masih dengan posisi yang sama.

"Fitrah" tanyanya bingung.

"Nggak nggak bukan apa-apa kok lanjut aja ngomong-nya" Alma kembali membaca bukunya yang sempat terjeda karena percakapan mereka.

"Berarti boleh ya?" Terlihat Alma yang mengangguk sembari membalikkan halaman bukunya.

"Terus kalau aku suka sama kamu gimana?" perkataan yang keluar dari mulut Andra berhasil menghentikan aktivitasnya yang tengah membaca itu. Alma membolakan matanya terkejut. Alma juga suka sama Andra tapi bagi Alma, dirinya dan Andra bagaikan air dan minyak yang nggak akan pernah bisa bersatu. Mengingat agama yang dianutnya berbeda. Alma masih tak bergeming, hanya keheningan yang menemani keduanya.

*

Saat menduduki bangku SMA, Andra kembali dipertemukan dengan Alma, namun hanya satu tahun karena saat kenaikan kelas, Alma harus pindah ke pesantren mengikuti keinginan kedua orangtuanya. Mengingat mereka akan berpisah, Andra berniat memberikan kenang-kenangan kepada Alma.

"Al, kamu beneran mau pindah saat kenaikan kelas?" tanyanya saat mendapati Alma yang tengah mengerjakan tugas yang masih kurang, mengingat Minggu depan sudah pembagian raport kenaikan kelas. Suasana di dalam kelas sedikit sepi, karena jam istirahat baru saja tiba. Alma yang ditanya pun hanya mengangguk. Andra segera membalikkan kursi yang ada di depan meja Alma dan duduk berhadapan dengannya. Jantung Alma berdesir kala itu.

"Al" mendengar itu pun Alma mendongak sekilas menatap Andra dan kembali mengerjakan tugasnya. Andra yang merasa dibuat cuek sama Alma, ia segera mengeluarkan benda yang ada di dalam sakunya dan meletakkannya di atas buku Alma. Kemudian pergi meninggalkan Alma.

"Gelang?" gumamnya melihat gelang hitam dengan gantungan animasi perempuan. Tak lama dari itu handphone milik Alma berbunyi. Alma segera membuka aplikasi chat di handphonenya. Tertera disana 'Andra mengirim sebuah foto' segera Alma tekan.

Andra mengirimkan sebuah foto gelang yang sudah terpakai di tangannya. Kemudian pandangan Alma beralih melihat gelang yang diberikan Andra tadi. Ternyata gelang mereka sama, hanya berbeda di gantungannya saja. Alma makin dibuat bingung dengan itu. 'apa maksudnya ini? Andra beli gelang couple?' tanyanya dalam hati. Tak lama dari itu, pandangannya melihat keatas layar handphone, menunjukkan bahwa Andra sedang mengetikkan sesuatu.

Andra : Mustahil jika pertemanan, persahabatan empat tahun lamanya tak menimbulkan rasa suka / cinta diantara kita. Aku tak memintamu untuk membalas perasaan yang pernah ku ungkapkan, aku berharap perpisahan ini bukanlah yang terakhir. Terimakasih sudah mau berteman baik denganku.

Alma : terimakasih gelangnya.

'maafkan aku karena aku belum bisa membalas perasaanmu Andra' batinnya. Kemudian air mata keluar tanpa diminta.

Flashback off

Kenangan itu terlintas kembali di pikrian Andra.

"Kira-kira Alma udah pulang dari Kairo belum ya?" gumamnya sembari mengusap-usap gelang couple miliknya.

***

"Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu kusemogakan"

- Adzkiya Almahyra Al Husna -

.
.
.
.
.

Kalau udah baca itu...
Jangan lupa follow 💜
Jangan lupa vote 💜
Jangan lupa komen 💜

Thank you 💜

Perjalanan Cinta Seorang MualafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang