1.

2.7K 145 0
                                    

Hari ini adalah hari istimewa, menurut Karina. Karena apa? Ya, hari ini akan diadakan razia dadakan. Namun minusnya ialah, Karina pasti akan berhadapan dengan para anak berandalan yang susah di atur disini.

"Rin, Lo bagian keliling sekolah aja ya?" Pinta Minju.

Karina yang sedang mengemasi isi tasnya kembali setelah ia bongkar-bongkar pun menoleh. "Gue? Serius? Enggak dulu deh, Nju."

"Jujur, gue juga males sih kalo ambil bagian ini." Sahut Giselle dengan lesu.

"Tapi mau gimanapun, ini udah jadi kewajiban kita," ucap Karina, kemudian kembali menggendong tasnya. "Udahlah, nurut aja, sesuai yang udah di bagi kemarin ya."

•••

Kim Winter, biasa disapa Winter- kini tengah melepaskan helmnya dengan sedikit kleyengan. Bagaimana tidak? Yujin membawa motornya dengan sangat ugal-ugalan ditambah dengan kecepatan penuh. Masih untung mereka selamat, kalau tidakkk.

Yujin terkekeh, lalu mengambil helm tersebut dari tangan Winter. "Gitu aja pusing, lemah." Ejeknya, kemudian menggenggam tangan panjang Winter, melangkah dengan santai menuju sekolah- dan tentu mereka tau jika mereka terlambat.

Alih-alih para siswa lebih senang memarkirkan motornya di parkiran sekolah atau pinggir lapangan basket. Winter dan teman-temannya lebih suka memarkirkannya didekat warteg- yang dimana jaraknya hanya dua lahan tanah kosong, katanya, biar lebih gampang kalo bolos.

Yujin menghentikan langkahnya ketika sampai tepat didepan gerbang yang sudah tertutup rapat. Kepalanya menoleh menatap Winter yang masih diam.

"Win," panggilnya, Winter hanya menjawab dengan daheman. "Lewat depan apa belakang?"

"Belakang aja, yuk? Biar lebih lama gitu sampainya," Winter melanjutkan langkahnya, meninggalkan Yujin yang masih terdiam. "Buruan, anjing. Entar ketahuan!" Umpatnya.

Yujin berlari kecil guna menjajarkan langkah Winter. Jangan mengejek, Winter kecil-kecil langkahnya besar loh. "Lo sesat banget, bangke."

"Yaudah sana, lewat depan aja, kenapa ngikutin gue?" Tanya Winter.

"Pengin aja."

•••

Winter menepuk baju seragamnya yang sedikit kotor. Untung saja keduanya berhasil mendarat dengan selamat tanpa adanya rintangan.

"Ayo." Bisik Yujin, keduanya pun mulai melangkah kembali sebelum adanya instruksi suara menggelegar dari belakang.

"WOI, BERHENTI!!"

Dengan santai, Yujin membalikkan badannya. Kedua tangannya ia angkat setinggi-tingginya. "Kenapa, Rin?" Tanyanya santai, dengan alis yang ia angkat.

"Kenapa-kenapa, telat mulu, gue bunuh lama-lama."

"Wuihhhh, santai dong, sewot banget perasaan." Ucap Yujin.

Pada akhirnya, Karina mengalah- menggantikan tugas Minju yang seharusnya berkeliling. Untung saja, Yeji mau menemaninya daripada ia sendiri akan lebih repot.

"Itu temen Lo siapa? Kok gue baru liat." Karina sedari tadi memang menotice ada orang lain selain mereka.

Yujin membalikkan tubuh Winter yang asik membelakangi, kemudian ia pun merangkul gadis itu. "Bestie gue ini, bro. Kenapa, lo naksir ya?"

Winter kemudian menepis tangan Yujin, "paan sih, Jin." Bisiknya.

"Hah? Enggak, kan kita baru lihat kan, Ji? Biasanya kan cuma kalian-kalian aja, gak sama anak ini." Ucap Karina yang memang cukup benar.

Yujin tertawa, lalu mengibaskan tangannya seakan-akan meremehkan Karina. "Lo belum pro berarti. Orang Winter aja everyday everytime kerjaannya bolos."

"Udahlah, kita duluan ya, Rin. Jangan lupa catat nama gue sama Winter, byee."

.

.

.

Tbc..

Enemy LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang