masi ada yg nungguin?
wkwkwk, enjoy ya guys
.
"Jin, lo masih marah sama gue, Jin?" Tanya Winter sesampainya mereka di kostan.
Yujin hanya menatapnya sekilas, tanpa mau menjawab pertanyaan dari Winter. Pokoknya hari ini gantian dirinya yang ngambek.
"Jin," panggil Winter sekali lagi.
"Lo pikir sendirilah, bjirr. Lo aja temenan sama gue dari kecil, harusnya tau siapa saudara-saudara gue."
"Maaf, Jin. Gue pikir dia saudara tersembunyi lo." Mendengar itu, sontak kepala Yujin pun menggeleng. Dirinya tak habis pikir, bisa-bisanya Winter sampai berpikir seperti itu.
"Bodo amat sumpah, Win. Dahlah, gue mau mandi, this is gerah. Bye." Yujin mengibaskan rambutnya ke muka Winter, sontak membuat gadis musim dingin itu ngamuk.
"WOI, BESOK GUE GUNDULIN LO!!" Teriak Winter.
•••
Malam harinya, karna di kostan tidak ada makanan dan Yujin juga sedang pergi ke rumahnya. Jadi, Winter memutuskan untuk keluar membeli makanan. Sebenarnya bisa aja Winter ikut Yujin ke rumah dan Yujin juga sering mengajaknya, tapi Winter gak mau dengan dalih, "gue gak mau ganggu kebersamaan lo sama keluarga."
"Halah, lo kayak orang asing aja dah." Seperti itulah Yujin membalas dalihnya Winter.
"Beli apa ya?" Winter celingak-celinguk, semua pedagang di pinggir jalan kelihatan enak-enak 'kan Winter jadi pingin beli semuanya.
Hampir 10 menit Winter berdiam diri di motornya, Winter pun memutuskan untuk membeli nasi goreng saja yang tumenan lagi sepi pembeli.
"Bang, nasgornya dua ya? bisa sekarang gak bang? udah ditunggu soalnya." Winter yang sedang terfokus pada ponselnya pun mendongak, ternyata Karina.
"Heh, antri ya! Enak aja main nyerobot antrian." Tegur Winter seraya berdecak kesal.
Karina pun melirik sinis, "Apaan si, lo! Serah abangnya lah!"
"Gue mewakili abangnya, dia minta lo antri. gue dulu, baru elo."
"Saya barengin aja ya pesenan kakak-kakak sekalian." ucap si pedagang nasi goreng.
•••
Kita lihat pada Karina sekarang. Karina pulang dengan berjalan kaki setelah membeli makan tadi. Sengaja jalan kaki, dirinya ingin menikmati suasana dimalam hari, lagipula jalan yang sekarang ia tapaki cukup ramai, dan jarak rumahnya juga tidak jauh dari lokasi penjual nasi goreng itu.
Malah yang Karin heranin, kenapa Winter bisa sampai sini, apakah rumahnya juga deket dari sini. kalaupun iya, seharusnya si musim dingin tidak akan terlambat, bukan? Eh tapi—, kenapa Karina jadi memikirkan gadis berandalan itu? Karina mengerutkan keningnya bingung, apa yang terjadi dengannya sekarang.
Sangking seriusnya Karina berpikir, ia sampai tak sadar ada motor yang mengikutinya.
"Hai, Rin. Sendirian aja nih?"
Karina menghentikan langkahnya, ia mengenal suara itu, namun ia juga enggan tuk menoleh. Orang itupun turun dari motornya, dan berhenti disamping Karina.
"Kok aku dicuekin?" Tanyanya lagi saat tak mendapatkan jawaban.
Karina mendengus kecil, lalu melanjutkan langkahnya dan mencoba mengabaikan orang itu.
"Sombong ya sekarang, padahal dulu kamu bucin banget sama aku. Gak kangen, Rin? Gue kangen banget sama lo."
"Oh ya—, aku ngerasa ada yang hilang pas kamu putusin aku. Aku masih cinta sama kamu, Rin. Kamu mau kan, balikkan sama aku?"
Karina menghentikan langkahnya, otomatis membuat perempuan dibelakangnya pun ikut berhenti. Karina membalikkan badannya, dan menatapnya kesal.
"Pertama, lo yang mutusin gue, bukan gue yang mutusin lo. Kedua, gue ogah balikkan sama modelan cewek brengsek yang gak cukup sama satu cewek kayak elo!" Tunjuk Karina.
"Ketiga, stop gangguin hidup gue! Percuma juga gue ngasih lo kesempatan kalo lo aja masih suka ngulangin kesalahan lo itu. Cukup Yur, cukup, gue udah muakk!" Sambungnya.
"Tapi rin, aku beneran masih cinta sama kamu."
Karina memejamkan matanya guna menahan amarahnya yang mungkin sebentar lagi akan meledak. "Bullshit!"
"Please, stop ikut atau gangguin gue, Yur. gue risih. Lagipula gue udah punya pacar." Setelah mengucapkan itu, Karina segera berlari agar cepat sampai ke rumah.
.
.
.
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Lover
FanfictionBercerita tentang Winter si anak berandalan dan susah diatur yang di pertemukan dengan Karina anak yang sangat disiplin dengan peraturan sekolah, jangan lupakan dirinya adalah seorang ketua osis.