Jam istirahat telah selesai, dan Qiandra masuk ke dalam kelas dengan mata yang sembab yang tak bisa dihilangkan. Wajahnya yang berbeda membuat teman-temannya terkejut saat melihatnya.
"Qiandra, lo kenapa?" tanya Lani dengan suara keras, membuat semua orang di kelas menoleh ke arah Qiandra yang duduk di samping Abraham.
"Gue gak apa-apa kok! Cuman kelilipan mata doang," bohong Qiandra.
"Lo gak usah bohong deh, Qia..." ucap Ketty yang tidak percaya, lalu melihat ke arah Abraham yang hanya mengangkat bahu, menunjukkan bahwa ia juga tidak tahu apa yang terjadi.
Karena Abraham memang tidak tahu apa yang telah terjadi pada Qiandra setelah Exal menariknya pergi dengan kasar.
"Apaan sih! Gue nggak bohong," ucap Qiandra sebelum guru di jam pelajaran terakhir datang untuk memulai pelajaran.
Qiandra mulai fokus kembali dan mencoba melupakan sejenak apa yang terjadi padanya hari ini. Namun, dalam pikirannya, dia teringat kembali akan perkataan Exal bahwa jika ia menyentuhnya, maka hubungan mereka akan kembali. Itu sama sekali tidak masuk akal baginya. Bahkan saat menyentuhnya, ia tidak sadar dan lupa dengan perkataan yang diucapkan Exal padanya sebelum mereka putus. Mungkin hampir saja ia berhasil melupakan pria itu, tetapi sekarang dia kembali menghantui pikirannya.
Satu jam berlalu, bel pulang sekolah telah berbunyi. Dengan cepat, Qiandra segera pergi untuk membereskan peralatannya dan menuju ruangan OSIS.
Di perjalanan menuju ruang rapat OSIS, Qiandra harus melewati laki-laki yang seharusnya ia hindari. Dengan langkah cepat, Qiandra memilih untuk menundukkan kepalanya agar tidak melihatnya.
Exal melihat Qiandra menundukkan kepalanya. Dengan senyuman tipis di bibirnya, ia mencoba menghalangi gadis itu tepat di depannya, sehingga Qiandra harus menabrak dada bidang Exal dan hampir jatuh ke lantai, jika Exal tidak meraih pinggangnya.
"Ah..." Qiandra tersentak kaget, membuat kertas-kertas HVS A4 yang berisi susunan struktur organisasi perlombaan yang telah dibuatnya berhamburan dan berserakan di lantai.
Adegan itu mungkin terlihat romantis jika dilihat dari jarak jauh, tapi tidak dengan jarak dekat.
Qiandra langsung mendorong tubuh Exal dari hadapannya setelah tidak jatuh, tanpa berkata-kata lagi. Ia segera berjongkok untuk mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan di lantai. Dengan terburu-buru, Qiandra mengambil kertas-kertas tersebut seolah ingin menghindar dari laki-laki yang sedang membantunya mengumpulkan kertas-kertas tersebut.
Saat tinggal satu lembar kertas tersisa, Qiandra dan Exal secara bersamaan mengambilnya, hingga tangan mereka bersentuhan seperti dalam adegan romantis di film-film, namun sayangnya situasinya tidak seperti itu.
Qiandra menepis tangan Exal dan segera mengambil kertas tersebut, lalu pergi dari hadapannya dengan cemberut, karena ia harus menyusun kembali kertas-kertas yang sebelumnya telah dirapikan.
Qiandra memasuki ruangan rapat OSIS yang telah dihadiri oleh anggota OSIS lainnya untuk membahas persiapan perlombaan yang akan datang.
"Sekarang kita mulai rapatnya," ucap Qiandra sambil menyusun kembali kertas-kertas tersebut di atas meja.
****
Malam hari, dentuman keras musik DJ di dalam club malam membuat telinga mereka seakan-akan tidak bisa mendengar apapun lagi selain musik tersebut.
Gadis berpakaian seksi, memakai rok span mini dipadu dengan baju yang menampilkan pundak terbuka dan begitu terlihat crop, menampilkan pinggangnya yang mulus. Sedang asyik berjoget bersama teman-temannya, tiba-tiba seseorang menarik tangannya.
"Pulang!" ucap seseorang yang tiba-tiba menarik tangan Qiandra yang sedang berada di dalam kerumunan orang-orang yang sedang berjoget.
Qiandra yang melihat tangan nya tiba-tiba ditarik oleh orang yang sangat dikenalnya langsung menepis tangan nya.
"Apaan sih! Main tarik-tarik tangan gue."
Qiandra berucap dengan nada marah.
Exal orang yang telah menarik tangan Qiandra untuk pulang dari klub malam.
Biasanya Exal hanya akan memperhatikan Qiandra dari jarak jauh, tanpa berniat untuk menghampirinya.
Namun malam ini Exal merasa seperti pengecut dengan ulah nya sendiri yang hanya bisa diam melihat tingkah Qiandra.
"Pulang, sekarang juga," ucap Exal sambil menarik tangan Qiandra kembali.
Teman-teman Qiandra mencoba mendekat untuk membantu Qiandra.
"Exal, lo ngapain ngajak Qiandra pulang?" tanya Ketty dengan nada keheranan.
"Gak usah ikut campur, kalian juga bukannya pulang!" Exal menatap tajam ke arah teman-temannya, membuat mereka merasa tidak bisa berbuat apa-apa jika berurusan dengan Exal.
"Exal, lo apa-apaan sih! Gue gak mau pulang sama lo," Qiandra berucap dengan nada marah.
Qiandra sama sekali tidak ingin pulang bersama Exal, karena mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi dan tidak ada urusan apapun di antara mereka. Jadi seharusnya Exal tidak bisa sembarangan mengajaknya untuk pulang bersama.
"Ikut gue pulang, atau gue bakal seret lo dari sini. Lo itu cewek Qia! lo gak pantas ada di sini!" ucap Exal dengan nada tinggi
"Maksud lo apa hah! Lo gak usah peduli sama gue. Emangnya lo siapa buat gue, tetangga juga bukan!" Qiandra menegaskan dengan tegas.
"Gue, cowok lo." ucap Exal dengan penuh keyakinan.
Qiandra tersenyum getir mendengar perkataan Exal, tetapi dengan mantap ia menjawab, "Lo bukan siapa-siapa lagi buat gue. Lo bukan cowok gue. Jadi, lo gak usah ganggu hidup gue lagi."
"Gue ini cowok lo! Lo lupa sama perkataan gue? Kalo lo nyentuh gue, maka hubungan kita kembali seperti semula." Exal kembali menjelaskan apa yang telah diucapkannya.
"Gak, masuk akal tau gak! Yang jelas lo bukan siapa-siapa lagi buat gue. Lebih baik lo urusin cewek lo yang lain," bentak Qiandra dengan hati yang memanas karena cemburu.
Exal mencoba mendekati Qiandra,
Mata Qiandra membulat, tubuhnya menegang ketika sebuah kecupan mendarat begitu saja tiba-tiba.
Plakk...
Qiandra menampar Exal, dengan penuh amarah, karena malu dilihat banyak orang.
Walaupun di dalam klub sudah biasa hal seperti itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUA GENG MOTOR VS BAD GIRL
Romance21+ Qiandra Putri, si Bad Girl yang ternyata seorang ketua osis, memiliki mantan pacar ketua geng motor yang ditakuti. Hal itu membuat Qiandra harus menjomblo terus-menerus, Akibat sang mantan yang ternyata diam-diam melarang keras para cowok yang...