Bab 22

3.4K 58 0
                                    

Qiandra hanya bisa pasrah, menunggu Exal berhenti menciumi nya.

Exal melepaskan Qiandra ketika mereka berdua hampir saja kehabisan oksigen. Exal menyatukan keningnya dengan Qiandra.

Nafas mereka berdua begitu terengah-engah.

"Malam ini kita akan menikah, lo gak bisa menolak pernikahan ini. Gue cinta sama lo, gue gak rela lo jadi milik orang lain." Ucap Exal

Qiandra menatap mata Exal yang juga menatap ke arahnya.

Detak jantung nya berdebar kencang. Ketika melihat Exal yang membuat jantung nya selalu saja berdetak, dari dulu hingga saat ini, karena jika tidak berdetak tentu saja ia akan mati.

Qiandra menatap Exal begitu dalam begitu pun sebaliknya. Qiandra ingin sekali menikah dengan Exal tetapi masih ada yang mengganjal di hati nya, sehingga Qiandra memilih menolak nya, lagi pula mereka masih belum cukup untuk berumah tangga.

"Gue gak mau nikah, kita masih sekolah. Gue belum siap! umur kita masih terlalu muda untuk menikah." Kata Qiandra mencoba menjelaskan dengan pelan-pelan, tidak ingin Exal kembali marah.

Namun, Exal yang mendengar kata-kata yang keluar dari Qiandra yang menolak nya mendadak kembali marah.

"Gue tau kenapa lo nolak gue, gara-gara cowok itu kan, lo nolak nikah sama gue." Exal berkata dengan marah.

"Bukan! Bukan gara-gara Abraham, gue gak pernah ada hubungan sama dia. Gue cuman gak mau nikah kita masih sekolah." Jelas Qiandra dengan tangan yang menyentuh dada bidang Exal.

"Gak usah sebut nama cowok lain di depan gue! Kalo lo gak mau nikah sama gue, ok! Gue bakalan lanjutin yang tadi sempat tertunda karena harus terlihat nyokap gue," Exal menyeringai ketika melihat mata Qiandra yang melotot karena terkejut.

Qiandra cukup mengerti apa yang dikatakan Exal barusan.

Exal hendak mencium Qiandra kembali tapi Gadis itu segera menghentikan nya.

"Exal, lo keterlaluan tau gak! Gue benci sama lo. Sekarang terserah lo mau kita nikah juga, asal ada syarat nya. Lo gak boleh sentuh gue sampe lulus sekolah, dan lo gak boleh tinggal dirumah gue, walaupun kita sudah sah sebagai suami istri, gue mau hubungan pernikahan kita gak ada yang tau sebelum kita lulus sekolah. Kalo lo sanggup dengan syarat yang gue kasih, ayo kita nikah malam ini juga." Kata Qiandra mencoba memberikan Exal syarat untuk mempertahankan kehormatan nya yang tidak ingin di sentuh oleh Exal, tentu saja ia tidak ingin disentuh sampai Exal mau menceritakan tentang hubungan nya dengan Gaury, dan apa yang mereka lakukan ketika di apartemen itu.

Exal terdiam, dengan kata-kata Qiandra yang menurut nya tidak masalah, lagipula ketika sudah sah menikah, akan bebas untuk menyentuh istri kita sendiri, bukan? kapanpun dan dimanapun.

"Oke, gue bakal ikutin persyaratan yang lo mau, tapi lo gak boleh banyak tingkah sama cowok lain! gue sayang sama lo, gue gak rela kehilangan lo." Ucap Exal sambil mengelus pipi Qiandra yang mendadak memerah mendengar kata-kata sayang yang diucapkan Exal.

Namun, Qiandra mencoba menahan dirinya agar tidak terlihat, jika ia benar-benar mencintai pria dihadapannya.

Qiandra tidak ingin Exal menyakiti perasaan nya lagi, seperti sebelumnya.

"Yang ada itu lo, bukan gue yang banyak tingkah. Waktu dulu jug-"

Qiandra belum selesai berbicara tetapi Exal sudah mencomot bibirnya dengan tangan nya yang bau oli motor.

"Ih... Exal jijik, tangan lo bau tau..." Qiandra menepis tangan Exal

"Yaelah! Kalo mau jadi bini gue tuh harus menerima segala kekurangan nya, mau bau atau harum juga harus diterima." Celetuk Exal dengan senyum jahil nya yang ingin kembali menyentuh Qiandra.

KETUA GENG MOTOR VS BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang