Cerita Biasa (✓)

capek

Gempa mau nangis.

Akhir-akhir ini, dia pulang Maghrib karena tugas organisasi. Selalu begitu dari Senin sampai Sabtu. Ini sudah Minggu kedua, badannya luar biasa sakit dan lelah.

Badannya meringkuk di kursi ruang rapat. Tangan kirinya memegang perut karena lapar. Siang tadi belum sempat makan karena dipanggil guru. Sekarang jam empat sore, Gempa baru aja habis sholat jamaah di Masjid.

Keadaan ruang masih sepi. Yang datang baru empat— termasuk Gempa. Mereka sibuk dengan urusan masing-masing.

Rapat kali ini bertema pentas seni yang diadakan tiga bulan sekali. Gempa berharap kalau hari ini tidak ikut rapat, sejujurnya. Dia ngantuk, badan sakit, perut lapar.

Capek...

Gempa mau pulang cepat.

Tanpa sadar pipinya basah karena air mata.

Gempa lupa kalau saat ini lagi di ruang rapat, tapi, siapa peduli. Dia cuma mau nangis sebentar. Nggak apa-apa kan? Abaikan dulu orang sekitar. Lagipula kan dia lagi nunduk, kepalanya ditelengkupkan di lipatan tangan. Nggak ada yang melihat kan?

Seharusnya sih.

"Hey."

Panggil seseorang, Gempa langsung melirik sedikit, belum bangun dari meja.

Orang itu tidak berekspresi lihat mata Gempa yang basah. Mukanya datar. Oh, Gempa sering lihat wajahnya, tapi belum sempat kenalan. Siapa ya?

"Tadi aku denger perutmu bunyi. Aku punya piscok, cepat makan. Ketua mau datang."

Suaranya pelan dan tak bernada. Setelah menaruh kue pisang coklat tepat di sebelah Gempa, dia makan jajanan lainnya dari kantin.

Eh kok, bukannya nggak boleh makan di ruang rapat?

Gempa langsung bangun, berniat menegur orang yang asik makan kue sus, tapi kue pisang coklat yang terlihat menggiurkan itu membuatnya hilang fokus.

Mereka berdua makan jajanan bareng.

"..makasih..."

Nggak ada balasan.

"...namamu siapa?" Gempa bertanya setelah mengunyah kuenya.

Orang itu menoleh.

"Ais."

--------
Bayangin Gempa makan with his pouty face, bakal gemes banget nggak sih 🤧🤧🤧🤧🤧🤧❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Lama-lama buku ini nggak jelas. Namanya juga buku cerita latihan, maaf gais 🙏🙁🙁😔