Tidur nyenyak adalah salah satu hal tersulit bagi Taufan jika menginap di sekolah. Iya, kalian tidak salah baca. Sekolah.
Marching band akan tampil besok di acara yang benar-benar melibatkan banyak orang besar di kotanya. Taufan saja masih takut membayangkan, apalagi mengalami nanti.
Oleh karena itu, pembina memerintahkan mereka menginap saat hari sebelum acara agar dapat latihan lebih saat malam. Nggak lama, cuman sampai jam sembilan. Setelah itu mereka disuruh istirahat banyak supaya penampilannya bisa maksimal nanti.
Nah masalahnya, tidurnya tuh di kelas. Taufan tidur di pojok dan nggak dapat bagian tengah yang bisa kena kipas. Alasnya cuman karpet tipis, jadi agak percuma gitu. Bodohnya tuh nggak bawa bantal juga. Taufan mukul kepalanya sendiri, sial.
00:36, jam digitalnya mengirim pengingat untuk segera tidur. Masih mendeteksi bahwa sang pemilik sedang bingung bagaimana caranya bisa istirahat dengan nyaman. Ditambah lagi rasa cemas karena acara nanti.
Taufan coba buat merem, berusaha untuk tenang. Tapi tiba-tiba, ada rasa sesuatu yang memanggil.
Panggilan alam, maksudnya. Benar, Taufan mendadak kebelet pipis. Hadeh.
Buru-buru dia bangun dari karpet dan menuju pintu melewati beberapa badan yang terkulai pulas karena tidur. Tadi Taufan sempat lihat ada yang tidur sambil duduk, agak heran.
Ngomong-ngomong, lampunya mati. Jadi wajar si Taufan baru lihat samar-samar ada yang tidur kayak gitu.
Setelah berhasil membuka pintu, Taufan melihat ada yang berdiri di balkon sekolah sambil nunduk. Karena suasana sekolah lagi mati lampu dan udah malam. Rasanya dia kayak ngelihat bayangan doang.
Tambahan info lagi, Taufan rabun. Jadi nggak jelas rupanya siapa yang berdiri di situ. Tapi karena udah kebelet banget, dia bodoamat sama siapapun itu dan langsung ngacir ke toilet.
-
Alhamdulillah, airnya nggak ikutan mati. Taufan keluar dari toilet dengan perasaan lega, namun mendadak berhenti dan terkejut ketika melihat seseorang sedang berdiri di depan Taufan.
Takut? Enggak dong. Emangnya Halilintar?
Seseorang itu Duri.
"Ngapain? Mau pipis jugak?" Taufan bertanya heran. Melewati Duri yang masih berdiri di tempat. Tak lama setelahnya mengikuti langkah Taufan menuju kelas.
"Cuman mau nemenin. Kok kamu malah ke toilet sendiri tengah malem? Bahaya," tegur Duri yang menyesuaikan kecepatan langkah kaki Taufan.
Taufan berpikir sejenak, lalu ingat rupa yang tadi di balkon. Oh, ternyata itu si Duri.
"Tapi nggak ada apa-apa tuh?"
"Waspada aja, Upann."
Taufan berhenti jalan. Terus nengok Duri dari atas sampai bawah. Bikin yang ditengok agak nggak nyaman.
Duri memiringkan kepala, "Kenapa?"
"Makasih udah nemenin. Terus... katamu suruh waspada?" Taufan jawab enteng dengan nada yang sedikit curiga, terus lanjut jalan lagi. Duri memproses jawaban itu selama beberapa detik, kemudian mendengus kesal, gemes:(
"Parah, aku asli tau," dumelnya terus ngikutin Taufan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Biasa (✓)
FanfictionCuman kumpulan cerita biasa anak remaja. drabbles boboiboy © animonsta/monsta arulea 2023 !!! cuman cerita acak-acakan dan eksperimen !!!