Confess

475 59 8
                                    




Winter bergerak mencari posisi nyaman dalam tidur nya, ia merasa terganggu seperti ada yang menghalangi pergerakannya,  ia mulai membuka matanya perlahan dan mengedipkan matanya beberapa kali hingga ia sadar kalau ia berada di dalam kamarnya tapi tidak dirumahnya. Ia sedang berada di kamarnya di apartement sahabatnya, Jaemin.

Sekelebat ingatan mulai masuk dalam otak Winter, ia mulai sadar ada tangan yang melingkar di perutnya, lalu ia menatap ke samping dan sosok yang selalu mengganggu ketenangan hati dan pikirannya ada di sampingnya.

Na Jaemin

Sedang tidur sambil memeluknya dari samping, Winter memejamkan matanya kembali, entah kenapa ia menjadi sangat malu pada Jaemin, ia merasa harus terlihat baik dan menjaga imej di depan sahabatnya itu sekarang.

Apa-apaan ini?  Kenapa aku begini?

Winter terus berperang dengan pikirannya namun ia memutuskan untuk berpura-pura tidur saja sampai Jaemin bangun lebih dahulu. Beberapa menit berselang Jaemin menggerakkan tubuhnya. Winter yang masih tersadar mencoba berakting sebaik mungkin agar ia tidak tertangkap basah oleh sahabatnya itu.

"Morning babe" ujar Jaemin

Setelah itu Winter merasa sesuatu yang kenyal menempel di bibirnya dan benar saja Jaemin menciumnya lama, menempelkan miliknya pada bibir Winter lama tanpa ada lumatan atau pergerakan apapun yang akan mengusiknya tapi kenyataannya ia sudah terusik dari tadi.

Setelah merasa Jaemin melepas penyatuan bibir mereka. Winter kembali merasa Jaemin menyentuh wajahnya, mulai dari mengelus rambut, kening, pipi, hingga bibirnya.

"Kenapa aku bisa menyukaimu hah? Apa yang sudah kau lakukan padaku? Apa kau memasukkan mantra pada makanan ku atau kau memberi ku obat terlarang agar kau menjadi canduku?" Ujar Jaemin bermonolog sendiri

"Bagaimana mungkin aku menyukai gadis tengil sepertimu, aku mengenalmu sudah lama, tak ada yang special, kau biasa saja, kau teman ku, Winter yang dulu sering pulang pergi dengan ku ke sekolah, tapi kenapa aku bisa menyukaimu? Hahhhhh aku menderita kalau kau tidak bersama ku, apa karena kita terbiasa bersama?"

Jaemin menjeda sebentar kalimatnya lalu kembali bermonolog sendiri

"Aku tidak mengerti mengapa tapi yang jelas aku sayang sekali padamu, kau menjadi canduku, aku menderita kalau kau tidak bersamaku, aku membutuhkan mu disampingku, aku sudah gila, aku benar-benar sudah gila padamu. I falling to you, I really do. I Love You"

Setelah mengatakan hal itu Jaemin kembali menarik Winter untuk dipeluk, sementara Winter masih asik dengan akting tidurnya.

Setelah beberapa saat Winter merasa Jaemin melepas dekapannya dan berjalan menjauh, Winter rasa Jaemin  pergi mandi ke kamarnya sendiri.

Setelah merasa keadaan yang cukup baik, Winter membuka matanya pelan lalu menghela napas, rentetan kalimat yang diucapkan Jaemin mulai menggoyahkan hatinya.

Setelah selesai dengan perdebatan dengan pikirannya Winter menuju ke kamar mandi lalu bersiap menuju ke dapur, sudah lama ia tak berkutik dengan alat-alat di dapur, sejak ia pulang ke rumah, ia tak pernah sekalipun menyentuh alat-alat di dapur.

Winter membuat beberapa makanan untuk dirinya dan Jaemin, sudah lama sekali ia tidak memasak dan di kulkas Jaemin semua bahan lengkap belum ada yang tersentuh jadi ia memutuskan untuk memasakan beberapa makanan pagi ini.

Winter tersentak tiba-tiba ada tangan yang memeluk perutnya dan ia merasa bahunya ditimpa beban berat, siapa lagi pelakunya kalau bukan Jaemin. Ia memeluk Winter sambil menyenderkan kepalanya di bahu Winter.

Friend of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang