Plan

301 53 8
                                    

Sinar matahari menyingsing masuk melalui jendel kamar menyadarkan Jaemin dari tidurnya, ia menoleh ke samping kemudian tersenyum kala melihat sahabatnya tengah tidur sambil memeluknya. Jaemin menggeser tubuhnya menghadap ke arah Winter , ia tersenyum melihat wajah polos sahabatnya, wajah Winter saat tertidur adalah favorit Jaemin, sangat cantik.

Jaemin menyikap anak rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu, ia melirik jam di nakas yang menunjukkan pukul 8 pagi.

"Win, hei ayo bangun" ujar Jaemin sambil mengelus wajah sahabatnya itu namun tak ada respon sama sekali, Winter enggan bangun, gadis itu hanya menggeliat dan menyingkirkan tangan Jaemin dari wajahnya.

"Win, apa kau ada kelas hari ini?"

"Winter"

"Yak"

Winter tak menggubris Jaemin sama sekali, gadis itu malah semakin masuk ke dalam pelukan Jaemin dan mendusel di dada sahabatnya lalu kembali tertidur. Jaemin tersenyum jahil, tiba-tiba ia mempunyai ide agar sahabatnya itu mau bangun.

***

Winter terus berjalan cepat dengan Jaemin yang mengikutinya dari belakang.

"Ayolah Win, maafkan aku"

"Winter"

"Winn ayolah, aku hanya bercanda tadi"

Jaemin terus mengikuti Winter namun gadis itu tak mau menggubris sahabatnya, ia terlampau kesal karena ulah Jaemin pagi ini.

Bagimana tidak, Jaemin menceburkannya ke dalam bak mandi saat ia masih tidur tadi pagi, dan Jaemin tak berhenti menertawakannya, hal itu membuat Winter kesal dan tak mau berbicara pada Jaemin.

Winter terus mengabaikan Jaemin namun sahabatnya itu tetap mengikutinya. Ia masuk ke studio tempat ia melakukan siaran tanpa memperdulikan Jaemin.

"Ow Win, tumben kau pagi sekali kesini? Kita siaran siang nanti" ujar Sungchan salah satu teman dj radionya.

"Ahhh aku hanya ingin berlatih saja" jawab Winter sambil tersenyum

Sungchan juga menyapa Jaemin yang masih setia mengikuti Winter.

"Win, kau sudah makan?"

"Eh belum, aku tidak sempat tadi"

"Ini makanlah, aku membuat bekal tadi untuk adikku dan aku juga membuat satu untukmu"

"Ehhh benarkah?" tanya Winter sambil mengangkat kedua alisnya bingung

"Aku berniat memberikannya untuk makan siang tapi karena kau sudah disini jadi makanlah, aku akan pergi sebentar"

"E-eoh terima kasih"

Subgchan kemudian berlalu meninggalkan Winter dan Jaemin di dalam studio.

Jaemiin menatap Winter yang tak berhenti tersenyum sambil melihat kotak bekal dari Sungchan.

"Itu untuk dimakan bukan untuk diberi senyuman, kalau kau tidak mau memakannya aku saja" kata Jaemin ingin merebut bekal dari tangan Winter lalu di tepis dengan cepat dan di hadiahi tatapan tajam oleh sang empu.

"Jangan bicara padaku, aku masih marah, minggir" ujar Winter mendorong Jaemin.

Jaemin hanya terkekeh, Winter sangat menggemaskan jika sedang merajuk padanya.

***

Winter menatap mansion besar milik keluarga nya, ia menghela napas sebentar sebelum melangkah memasuki tempat itu.

Winter menatap ponselnya yang terus berdering menampilkan nama Jaemin, ia memutar bola matanya malas, Jaemin tidak berhenti mengikutinya sejak pagi dan gadis itu harus mengelabui sahabatnya itu agar bisa bebas sendiri, Jaemin pasti mencarinya karena ia mengatakan akan ke toilet saat mereka sedang makan di kantin kampusnya tadi.

Friend of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang