Untuk saat ini, aku sudah bertemu dengan dua male lead dalam novel. Male lead pertama adalah Putra Mahkota Eimeir, Cytreus Eimeir. Kedua, Sonet Eimeir. Namun saat ini, mari hanya fokuskan saja pada male lead pertama yang saat ini tengah memberikan pidato singkat di atas podium dengan aura yang khas. Saat dia angkat bicara, nada penuh kewibawaan dan kemenawanan bersatu sehingga membentuk melodi yang berharmoni.
Wajahnya yang tampan menjadi poin plus sehingga banyak nona bangsawan yang tidak dapat mengalihkan pandangannya juga dari sang putra mahkota. Terlebih, tahun ini, usia Cytreus baru saja menginjak usia legal, yaitu dua puluh, berbeda satu bulan lebih cepat dengan Sonet Eimeir yang memiliki ibu yang berbeda dengan Cytreus.
"Merupakan sebuah kehormatan bagi Eimeir untuk kembali menggelar kompetisi berburu di tahun ini juga. Tahun lalu, merupakan kemenangan adikku, Pangeran Sonet Eimeir yang menakjubkan. Sayang sekali, walaupun menempati posisi pertama, Sonet tidak mempersembahkan hewan buruannya pada sosok lady yang beruntung."
Sudut mata Cytreus menangkap Sonet yang berdiri di antara para bangsawan yang hendak mengikuti kompetisi. Benar, di antara keluarga kerajaan, hanya Sonet saja yang memiliki intensi untuk mengikuti kompetisi, sementara Cytreus hanya berperan sebagai penengah dan penanggung jawab acara. Mari sisihkan peran raja dan ratu karena mereka hanya mengalihkan tanggung jawab dan menimpakannya pada putra mereka.
Di sisi Sonet, dia menatap kakak tirinya yang berbeda usia dengannya sebanyak satu bulan dengan tatapan tajam. Jika Sonet mengerti arti dari memberikan jari tengah, dia pasti sudah mengangkat jari tengahnya tinggi-tinggi pada sang kakak.
Hubungan Cytreus dan Sonet tentu saja sangat buruk. Keduanya adalah saingan takhta. Walaupun gelar putra mahkota sudah ditimpakan pada Cytreus, Sonet enggan mengalah dan berusaha untuk merebut gelar tersebut secara paksa. Tentu saja Sonet bukan merebut gelar tersebut dengan paksa bagaikan anak kecil, ada banyak perjuangan yang Sonet lakukan. Misalnya, dia mengumpulkan banyak pendukung dengan menarik simpati rakyat, membuat faksi, melakukan bantuan sosial dengan dana pribadinya, dan membentuk panti asuhan. Hanya saja, dibandingkan dengan Cytreus yang merupakan putra sah dari raja dan ratu, Sonet yang merupakan putra dari selir saja sudah bisa dipastikan kekalahannya.
Di dalam novel, Sonet awalnya tidak terlalu tertarik pada Aurie. Hanya saja, ketika Cytreus memberikan atensinya pada Aurie, Sonet pun ikut melakukannya seolah dia tengah berkompetisi dengan sang putra mahkota. Sonet enggan kalah dengan Cytreus dalam segi apa pun, sehingga dia berusaha menarik perhatian Aurie supaya Aurie memilihnya. Akan tetapi, seiring waktu berjalan, perasaan Sonet pada Aurie menjadi nyata, dan dia makin tak ingin kalah dalam mendapatkan jemari Aurie untuk digenggam.
"Kompetisi akan berlangsung hingga pukul empat sore, yaitu enam jam dari sekarang. Aku yakin, semua orang yang hendak mengikuti kompetisi pasti sudah mengetahui aturannya, bukan?" sambung Cytreus.
Beberapa tuan muda bangsawan menjawab pertanyaan Cytreus.
"Benar sekali, tidak bisa saling menyakiti dan hanya bisa meraih poin secara adil. Tingkatan hewan buas dimulai dari kelinci yang memiliki lima poin, hingga beruang yang memiliki seratus poin. Tentu saja, semakin tinggi poin, semakin tinggi pula tingkat kesulitannya. Dan semakin banyak poin, semakin dekat kamu dengan garis pemenang. Hewan tanpa racun berbahaya yang diburu, akan disedekahkan pada rakyat biasa dengan menggelar festival nanti malam. Jadi, jangan kecewakan para rakyat dan berburulah!"
Tepuk tangan menggema setelah Cytreus selesai dengan pidatonya. Di atas podium, dia tersenyum lembut pada calon rakyatnya, dia terlihat tulus sebagai seorang pemimpin, dan aku makin kagum padanya.
Memikirkan bahwa aku nyaris jatuh pada male lead pertama membuatku ingin menampar diriku sendiri. Cytreus adalah milik Aurie! Dia hanya milik Aurie. Sebab, dua male lead lainnya adalah pria gila sehingga aku hanya ingin Cytreus untuk Aurie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally, I'm Taking Over the Main Character's Role
Historical FictionMalicia Cerle hanya ingin menghindari akhir dari kehidupan ketika dia bertransmigrasi menjadi antagonis dalam novel, tetapi siapa sangka peran gadis suci yang seharusnya dimiliki oleh protagonis novel malah terambil alih olehnya tanpa sengaja?! Buka...