Chapter 9

201 31 1
                                    

"Terima kasih ya Kakak Dokter untuk hari ini, dan maaf karena notebook mini yang di kasih ke aku hilang padahal belum sempat ku baca."

Gibran, pria tampang dengan Snelli putih di tubuhnya itu tertawa kecil dan mengusap surai panjang milik Aleta lembut, "Aku maafin, tapi lain kali gak boleh ceroboh lagi!" Ingatnya kepada Aleta.

Aleta menganggukan kepalanya semangat dengan tangan kanan terangkat mengacungkan jempol. "Siap! Yaudah aku balik deluan ya, Kakak Dokter semangat kerjanya."

"Obatnya jangan lupa dimakan." Aleta kembali mengangguk dan berdiri dari kursi meninggalkan Gibran di ruangan miliknya-Rain yang berada di ruang tunggupun bangkit dari duduknya setelah melihat Aleta keluar dari ruangan Gibran, wanita bersurai pendek itu menggandeng tangan Aleta dan menanyakan beberapa hal mengenai apa saja yang ditanyakan oleh Gibran saat di dalam.

"Ditanyain kabar dan keadaan aku gimana aja, terus di kasih obat." Jelas Aleta singkat karena hanya memang itu yang di tanyakan oleh Gibran selama di dalam, ya tambahan persoalan notebook mini itu, selebihnya hanya mengenai penjelasan obatnya.

"Kapan mau datang ke sini lagi?"

"Dokter bilang lusa, kamu bisa nemenin gak?"

"Bisa dong." Aleta tersenyum dan memeluk lengan sahabatnya. Ia sudah banyak merepotkan sahabatnya ini, Ia berjanji akan membalas semua kebaikan Rain nanti!

Saat keduanya sudah berada di area parkiran, Aleta yang matanya liar melihat pemandangan sekitar rumah sakit tak sengaja menangkap seseorang yang tak asing di matanya. "Galang bukan sih?" gumamnya yang masih terdengar ditelinga Raina-Rain mengalihkan pandangannya cepat menatap ke arah yang Aleta tatap juga.

"Siapa, Al?"

"Galang, itu yang berdiri di depan sana Galang bukan sih Rain?" Raina memicingkan matanya melihat sosok pria yang tak asing di depan sana.

"Kayaknya sih Al."

"Galang beneran, ke sana yuk Rain." Ajak Aleta dan langsung menarik tangan Rain mendekat ke tempat Galang berdiri.

"Galang? Astaga kamu beneran, kupikir siapa!" Aleta menepuk bahu Galang yang membuat empu kaget, "ngapain Lang?"

"Al, kamu ngagetin anjir, salam dulu kek apa kek jangan tiba-tiba muncul gini." Aleta tertawa kecil melihat ekspresi kesal Galang yang terlihat seperti bapak-bapak sedang mengomel.

"Dih, ketawa lagi."

"Maaf ya Galang, tapi kamu juga serius banget ngelamunnya. Mikirin apa sih?"

"Gak mikirin apa-apa, udah selesai konsulnya?"

"Udah, tapi kok kamu tau aku habis konsul?"

"Lia yang bilang," ucapnya. "Mau balik?" tanyanya lagi.

"Iya, kenapa?"

"Aku anterin aja ya? Mau mampir di apartemen kamu juga sekalian mau ngomong sesuatu." Aleta menatap Rain meminta persetujuan sahabatnya itu.

"Gak usah malu-malu Rain," ucap Galang dan tertawa kecil karena mengerti dari mimik wajah Rain yang merasa sungkan.

Setelah memikirkan tawaran Galang, akhirnya mereka berdua setuju untuk di antarkan pulang oleh Galang, mumpung hari ini Rain juga tak membawa kendaraan jadi ia setuju saja saat Galang menawarkan diri. Irit pengeluaran dulu kan mereka haha...

Selama di perjalanan pulang menuju apartemen Aleta, ketiga manusia itu berbincang-bincang banyak persoalan pekerjaan masing-masing, salah satunya kegiatan anniversary kantor yang sebentar lagi akan dilaksanakan yang membuat mereka harus extra kerja lagi hingga beberapa hari kedepan.

HER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang