Chapter 12

35 8 0
                                    

"Enak ya semobil sama Pak direktur?" Aleta dan Rain yang baru bergabung dengan rekan kerjanya yang lain tersenyum kaku saat Bella, ketua divisi konsumsi menggoda mereka berdua.

"Pakai pelet apa sih kalian berdua?" Perempuan dengan dress mini berwarna hitam ikut nimbrung bersama kedua sahabatnya, ia adalah Novi dengan kedua sahabatnya Rea dan Tatia.

Mendengar nada bicara dari Tia, Aleta dan Rain sadar kalau mereka sedang di sindir dan di serang sekarang. "Dari pada kalian nanya sama kita berdua, mending langsung tanya sama Pak Direktur, kenapa coba beliau mau ajak kita berdua semobil dengan beliau," jelas Rain dan menatap datar perempuan yang ada di hadapannya, Tatia.

"Dih? Songong banget tuh muka," ujar Rea.

"Ada apa-apa ya sama Pak Direktur? Karena gak mungkin banget kan Pak Direktur mau gitu aja nebeng kalian berdua. Jangankan nebeng, selama ini Pak Direktur juga baik banget sama kalian," saut Tatia.

"Caper ke Direktur ya?" timpal Novi.
Bella, selaku ketua divisi, senior dan yang paling tua di antara mereka berenam menarik tangan Rain saat perempuan bersurai pendek itu melangkah maju karena perkataan tiga rekan kerjanya.

"Wait, ini kalian bertiga kenapa ngomong gitu? Maksud kalian?"
Bella menatap ketiga perempuan junior didepannya meminta penjelasan apa maksud dari perkataannya, tadinya ia hanya ingin menggoda Aleta dan Rain mengenai semobil dengan direkturnya tapi kenapa ketiga perempuan ini begitu serius dan mengatakan hal yang tidak-tidak?

"Lah kak, bukannya kakak juga ngerasa aneh liat mereka berdua ini semobil dengan direktur?" ucap Tia dengan menunjuk Aleta juga Rain dengan tangan kanannya. Aleta yang melihat itu menghempaskan tangan Tia tak suka di tunjuk-tunjuk.

"Gak usah nunjuk, Tia."

"Kenapa? Gak suka?" Tatia mendekat ke arah Aleta dengan wajah angkuhnya.

"Tatia. Kalau kayak gini kamu udah cari masalah."

"Kak Bella, bukan aku yang cari masalah tapi ini anak dua!"

"Letak kita berdua cari masalah di mana ya, Tia?" Aleta kembali bertanya dan ikut melangkahkan kakinya mendekat ke arah Tatia.

"Dengar ya, anak emas Pak Direktur. Jangan karena kalian dekat sama Pak Direktur, beliau juga baik ke kalian, kalian bisa seenak jidatnya sama kita-kita!" Aleta, Rain dan Bella mengangkat kedua alisnya bingung. Kenapa pembahasan sekarang kemana-mana? Dan juga kalimat terakhirnya, kapan Aleta dan Rain semena-mena ke rekan kerjanya yang lain?

"Bentar ya Tia, kamu ada masalah apa sih?" Aleta masih mencoba menahan dirinya untuk tak langsung menampar wajah tengil rekan kerjanya ini.

"Kamu gak jual diri kan, Al?" Aleta menatap ke arah Novi saat perempuan itu kembali mengeluarkan kata-kata tak masuk akalnya.

"Kayaknya sih iya, kok bisa ya Pak Direktur sebaik itu ke kalian berdua khususnya kamu Al. Di kantor kerjaan kamu duduk-duduk doang, liburan ke bali, ke rumah sakit tanpa harus buat surat izin, ke kantor mau-mau kamu aja, masih banyak lagi dek pokoknya. Gak mungkin kan kamu gak ngasih feedback ke Pak---"

Belum menyelesaikan perkataannya, kini rasa perih begitu terasa di wajah Novi saat Aleta melayangkan tamparan cukup keras kepadanya-Sudah cukup, Aleta muak mendengar omong kosong yang keluar di mulut Novi. "Ucapan kamu bisa di jaga gak? Maksud kamu ngomong gitu apaan sih Novi?!"

"Novi, omongan kamu di jaga ya," peringat Bella.

"Kamu kalau gak tau apa-apa mending diam daripada bacot tapi jatuhnya kamu sok tau Novi! Dengan kamu ngatain Aleta kayak gitu, kamu pikir kamu udah keren gitu? Omongan asal lo ini bakal jadi masalah besar kalau orang-orang dengar!" Rain ikut kesal dan melangkah maju di depan Novi.

HER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang