Chapter 3

421 51 28
                                    

"Selamat Sore semuanya."

Akhirnya Direktur yang ditunggu-tunggu pun tiba juga di ruang meeting. Hampir dua jam lamanya mereka menunggu kedatangan direktur mereka ini, entahlah apa yang terjadi sehingga membuatnya terlambat, tak seperti biasanya.

"Sore Pak." Satu persatu karyawan berdiri dari duduknya memberi sapaan kepada pria dengan stelan rapi di hadapannya.

"Maaf membuat kalian menunggu, tadi ada kerjaan mendadak jadi saya urus dulu." Mereka semua hanya bisa tersenyum sebagai respon, mau marah tapi mereka sadar mereka siapa.

"Apa masih ada yang belum ada di ruangan?"

"Eum... permisi Pak Jevan, Aleta masih di kamar kecil kayaknya, perlu saya panggil Pak?" Ujar Raina sembari mengangkat tangan kanannya.

Jevan, direktur muda itu menggelengkan kepalanya. "Gak usah, kita tunggu saja dia." Raina cengo, direktur macam apa yang mau menunggu karyawannya seperti ini?

Tak lama saat Jevan mengatakan hal demikian, suara pintu dari arah samping pun terdengar memberi tanda seseorang baru saja masuk ke dalam.

"Masih lama ga--" Aleta, perempuan cantik dengan kemeja navy itu dibuat terkejut tatkala melihat sang direktur sudah berdiri di depan sana.

Sejak kapan direkturnya sudah datang?! Ya Tuhan.

"Eh, maaf Pak." Aleta menundukkan kepalanya seraya meminta maaf.

"Gak apa-apa, silahkan duduk."

"Baik Pak, terima kasih." Aleta langsung saja berjalan cepat menuju kursinya yang berada tepat di sebelah Raina.

"Sst! Rain, Udah lama Bapak datangnya?" bisik Aleta. Raina sendiri hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Syukurlah.

Saat kegiatan meeting baru saja mau dimulai, Jevan, direktur muda tersebut tiba-tiba mengetuk meja sebanyak dua kali membuat atensi kini menatap kearahnya. "Al, are you okey?"

Aleta yang ditanya malah diam dan menatap teman-temannya kebingungan, itu beneran Pak Jevan ngomong sama dia atau dia salah dengar?

Rain yang melihat Aleta hanya diam menyenggol lengan sahabatnya pelan, "kamu ditanya tuh, malah diam doang."

"Ah? Iya Pak, Saya baik-baik saja kok."

"Serius? Muka kamu pucat banget soalnya." Aleta refleks memegang bibirnya dan bertanya kepada Raina apakah dia benar-benar pucat atau bagaimana.

"Kamu sakit?" tanya Raina juga yang baru sadar wajah Aleta lumayan pucat.

"Ah, gak kok," bisiknya ke Rain. "Eum... ini Pak, kayaknya karena saya lupa pakai lipstik jadi gini. Gak apa-apa kok Pak, saya baik-baik saja gak lagi sakit," ucapnya ke Jevan dan tersenyum kecil.

Jevan sendiri hanya mengangguk dan mulai mempersilahkan kepada sekretarisnya untuk membuka kegiatan meeting hari ini.

***
Tepat pukul 18.30 malam kegiatan meeting baru selesai. Jevan dan juga sekretarisnya pun izin pamit lalu disusul oleh para karyawan termasuk Aleta dan Raina juga ikut keluar dari ruangan meeting.

1 jam lebih duduk selama kegiatan berlangsung membuat sekujur tubuh Aleta dan Rain terasa nyeri. Ini baru meeting kecil, bagaimana jika meeting penting? Bisa remuk tubuhnya, maklum anak jompo.

"Haduh capek banget," Aleta dengan jalan sempoyongannya terus mengucapkan kalimat itu berulang kali mulai dari ia keluar dari ruangan hingga di lobby seperti sekarang ini.

"Mau makan dulu gak?" tanya Raina.

"Ayo deh aku lapar, takut gak sempat kalau mau masak di Apartemen, bisa tidur deluan aku." Raina hanya tertawa melihat wajah kelelahan Aleta. Wajahnya sudah sangat masam.

HER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang