Part V

73 9 3
                                    

The Beautiful of Wife

Imbas dari pertengkaran antara Yuna dengan suami dan anaknya membuat Yuna hanya duduk terdiam. Dari mimik wajahnya seolah tidak terjadi apa-apa, tetapi dari lubuk hatinya begitu terluka dan sedih.

Di kepalanya itu ia terus menyalahkan diri karena tidak cukup sabar menghadapi anak gadisnya itu. Yuna tumbuh di panti asuhan, dirinya tak pernah tau siapa orang tuanya, itu yang membuatnya susah untuk berinteraksi dengan orang-orang, karena dirinya sudah terbiasa sendiri.

Hingga saat ini Yuna belum mengetahui siapa yang melahirkannya dan begitu tega membuangnya, mungkin karena itulah ia sulit mengekspresikan layaknya orang tua yang normal dalam menghadapi anak-anaknya.

Akhirnya Yuna memutuskan untuk bangkit setelah sibuk dengan lamunannya dan melihat jam sudah menunjukkan jam 11 malam. Baik Younghoon dan Jimin sama sekali tidak ada niatan untuk berbaikan dengannya. Dia menghela napas singkat dan segera berbenah piring-piring kotor itu dan mencucinya dengan pelan. Tidak ada air mata sama sekali di wajahnya Yuna, entah mengapa.

Setelah itu, Yuna bergegas naik keatas. Sebelum memasuki kamarnya, ia terlebih dahulu masuk ke kamar putrinya, Jimin.

Ia melihat Jimin sudah terlelap entah sedari kapan, perlahan Yuna masuk dan duduk di pinggir kasur sambil mengelus lembut rambut halus Jimin. "Maafkan eomma" ucapnya dan seketika airmatanya jatuh tanda penyesalan dari pertengkaran mereka tadi.

Setelah puas terisak, Yuna pun beranjak menuju meja belajar putrinya itu. Dia melihat ada satu buku yang menarik perhatiannya. Buku itu berisi tentang pengetahuan tentang akting dan dunia idol. Yuna yang melihat itu merasakan emosi yang bergejolak, karena sedari dulu ia tidak menginginkan sang anak terjun ke dunia entertainment. Ia menginginkan anaknya itu bisa hidup layaknya masyarakat biasa.

Tapi sekarang dirinya memahami jika putri kecilnya ini menginginkan masa depan yang berbeda dari Yuna.

Akhirnya, Yuna hanya bisa terdiam dan segera beranjak menuju kamarnya. Entah apa yang dipikirkan Yuna saat ini.

The Beautiful of Wife

Esokkan paginya, ritual pagi masih berjalan seperti biasa. Yuna yang sibuk di dapur sedangkan suami dan putrinya sedang bersiap-siap di kamar mereka masing-masing.

Yang berbeda adalah tidak ada teriakkan yang biasanya selalu memanggil Yuna, entah itu iseng atau memang diperlukan. Tapi kali ini, rumah itu terdengar hening.

Yuna merasakan perbedaan itu hanya bisa diam, dia tidak tahu harus bersikap apa. Yuna memilih untuk tetap melanjutkan kesibukannya dalam menyiapkan sarapan.

Jam menunjukkan pukul 6.30 pagi, Younghoon pun turun ke bawah lengkap dengan jas dan tas untuk keperluan menuju kantornya. Yuna yang melihat itu heran, karena biasanya suaminya itu tidak pernah sepagi ini. Tak lama sang anak juga mengikuti dari belakang.

Yuna yang sedang berdiri di ujung meja makan itu tersenyum ke mereka dan siap untuk menyambut dua orang penting di dalam hidupnya. Sayangnya, Younghoon dan Jimin hanya melangkah menghiraukan kehadiran Yuna disana. Makanan yang sudah disiapkan di meja pun tidak diharaukan oleh bapak-anak itu. Mereka berdua segera memakai sepatunya bersiap untuk pergi dari rumah itu.

"Jimin-ah, ayo.. appa mengantarmu pagi ini" ujar Younghoon kepada Jimin yang masih memakai sepatunya itu. "Iya.. ayo!" jawab Jimin dan bangkit bersiap untuk keluar rumah.

Yuna hanya berdiri melihat kemesraan bapak-anak itu. Tidak ada sapaan bahkan melihatnya saja tidak. Hingga terdengar suara mobil yang beranjak dari perkarangan rumah pun Yuna hanya terdiam dan berdiri kaku. Rasanya ingin marah, tapi tidak bisa.

The Beauty Of WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang