chapter 3

138 8 0
                                    

“ Ada apa ini? ”  tanya Bu Wasiat karena melihat keributan yang sedang terjadi di kelas XI IPS 7.

“ Ini bu, ss..sebenarnya tadi AAA..Alex dengan sengaja menubruk meja ss..saya hingga mm..makanan Jelvin jj..jatuh di lantai ” ucap Junel terbata-bata sambil menundukan kepalanya.

“ Benar itu Alex?” tanya Bu Wasiat.

“ Tidak bu, dia ngarang cerita tuh” balas Alex sambil menggelengkan kepalanya.

“ Kamu mau menfitnah nak Alex, inget kamu itu masih anak baru. Kamu mau caper ya, sama saya?”  Ucap Bu Wasiat tidak percaya dengan yang diucapkan oleh Junel dan lebih percaya dengan ucapan Alex. Diam-diam Alex tersenyum smirk karena Bu Wasiat yang lebih percaya padanya.

“ Ttt..tapii bbu, Alex benar-ben....” ucap Junel dipotong oleh Bu Wasiat.

“ Sudah sudah, sana kamu ajak Jelvin untuk bersihin sisa makan kalian yang berserakan di lantai!” perintah Bu Wasiat sambil menunjuk Junel dan Jelvin.

“ Untuk kalian semua silahkan buka buku paket bahasa Indonesia halaman 162-170. Baca, jika sudah selesai silahkan simpulkan dan kumpulkan kepada saya, setelah itu silahkan kalian presentasi di depan. HARUS SELESAI HARI INI JUGA.”  sambung Bu Wasiat.

“ LOHHHH, ga bisa gituuu dong buu” protes Jevv, karena mendapat tugas sebanyak ini.

“ IYAA LOHHH, BUUUU” saut seluruh kelas, membenarkan protes Jevv. Mines Junel dan Jalvin, karena masih membereskan kekacauan tadi.

“ INI TU SEKOLAH APA KERJA RODI” ucap Alex dengan nada yang kasar.

“ HUUUUUUU” sorakan seluruh kelas, setelah mendengar ucapan Alex.

BRAKK BRAAKKK

“ DIAM KALIAN CEPAT KERJAKAN SEKARANG JUGA, SAYA TIDAK MENERIMA PROTESAN DARI KALIAN ATAUUU SAYA TAMBAH LAGI TUGAS KALIANNN.” Marah Bu Wasiat, setelah memukul papan tulis dengan kencang.

Karena takut akan mendapatkan tugas tambahan dari Bu Wasiat, semua murid mulai mengerjakan tugas yang diberikan, begitu juga Junel dan Jelvin setelah selesai membersikan sisa bekal yang tadi berserakan di lantai.
Junel yang sudah selesai mengerjakan tugas, tiba-tiba Alex dari arah depan bangkunya mengambil paksa buku Junel.

“ Alex kamu apa-apaan si. Itu tugas aku” kesal Junel dan mencoba untuk mengambil kembali buku yang diambil oleh Alex.

“ BACOTT, diem lo ” ucap Alex dengan mata melotot ke arah Junel.

“ Tuh kerjain!!! ” perintah Alex dengan melemparkan bukunya yang masih kosong ke arah Junel, hingga mengenai muka Junel dan langsung membenarkan posisi duduknya menghadap ke depan tanpa merasa bersalah.

“ Inget lo cuma anak baru, lo belum tau apa-apa disini. Kagak usah sok belagu, sok jadi pahlawan kesiangan lagi cihh” ucap Janu yang berada di samping kiri Alex, sambil mengungkit kembali kejadian waktu istirahat tadi.

“ Shut, udah biarin aja nel. Mending kamu kerjain lagi” larang Jalvin saat melihat Junel yang akan kembali protes kepada Alex dan Janu.

“ Tapi vin....” protes Junel.

“ Udah biarin, sebelum waktunya habis” ucap Jelvin menenangkan Junel dan menyuruh Junel untuk memulai mengerjakan tugas lagi.

Nel, aku ga mau kamu jadi seperti aku. Cukup aku saja yang menjadi korbannya ’ batin Jelvin dengan menatap sendu ke arah Junel.

“ Sudah cukup, selesai ga selesai itu resiko kalian. Silakan presentasi di depan kelas” ucap tiba-tiba Bu Wasiat setelah melihat jam ditangannya.

“ Mana ini, kok ga ada yang maju. Apa perlu saya tunjuk?” sambungnya, karena belom ada juga yang maju kedepan. Junel yang belom selesai mengerjakan tugasnya mulai panik dan mulai buru-buru menyelesaikan tugasnya.

“ Ya sudah, kamu anak baru. Silakan maju ke depan”  Junel yang merasa bahwa dirinya yang di panggil, untuk maju ke depan mulai merasa  panik sampai-sampai mengeluarkan keringat dingin.

“ Sss...saya bu? ” ngeblank Junel karena sangking paniknya, ditambah setelah melihat mimik muka Bu Wasiat yang tidak suka ke arahnya.

troubled youthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang