Hyunjin langsung menarikmu ke studio seninya begitu kau tiba di asrama. Dia bahkan tidak memperdulikan sorakan maupun godaan Hyung dan adiknya ketika terus menyeretmu untuk mengikutinya.
Rupanya, Hyunjin hendak menunjukkan karya seni terbarunya padamu. Lukisan itu adalah sepasang laki-laki dan perempuan. Mungkin pasangan? Dalam lukisan itu, pasangan tersebut sedang duduk di atas padang rumput dengan tatapan yang fokus pada langit malam yang dihiasi ribuan bintang.
"Apakah itu ... kita?" tanyamu pelan. Mata masih terpaku pada lukisan di depanmu.
Hyunjin tersenyum dan mengangguk. "Ya. Bagaimana menurutmu? Kau suka?"
Suka?
Tentu saja kau menyukainya.
Seni Hyunjin selalu membuatmu kagum. Mereka cantik, dan menakjubkan.
Bunga selalu menjadi favorit Hyunjin untuk dilukis.
Dan dirimu.
Kau jadi mengingat pertama kali kau bertemu dengannya. Saat itu adalah hari pertamamu di Seoul. Kau meninggalkan Busan; tempat kelahiranmu untuk melanjutkan pendidikan sekaligus mencari pekerjaan di kota besar ini.
Kau bahkan tidak tahu kalau dia adalah Hyunjin Straykids kala itu. Bagaimana mungkin kau mengenalinya di saat pemuda itu mengenakan pakaian serba hitam, tak lupa dengan masker, topi dan kacamata.
Sial. Kau bahkan hampir melarikan diri karena mengira dia adalah teroris ketika Hyunjin menghampirimu yang duduk di bangku taman dengan sebuah buku novel di tanganmu.
Dia memberimu selembar kertas yang ternyata berisi sketsa dirimu yang tengah membaca buku di bawah rindangnya pohon yang tertiup angin sepoi-sepoi. Tak lupa dia juga meminta maaf karena menggambarmu tanpa izin.
Kau hanya bisa menatap bolak-balik antara kertas dan dirinya sebelum mengucapkan terimakasih saat menerima pemberiannya.
Kali kedua kau bertemu dengan Hyunjin adalah ketika temanmu menyeretmu pada salah satu fansign Straykids. Karena temanmu sering mencekokimu dengan segala sesuatu tentang Straykids, akhirnya kau pun menjadi penggemar mereka. Yang Jeongin adalah bias-mu karena menurutmu sang maknae on top itu sangat menggemaskan. Dan dia juga memiliki suara yang bagus.
Kau tidak bisa melupakan ekspresi terkejut di wajah Hyunjin ketika kau akhirnya duduk di depannya.
"Kau, gadis taman itu 'kan?"
Kau hanya mengernyit mendengar kalimatnya.
Gadis taman? Apa maksudnya?
Tanpa menyadari kebingunganmu, Hyunjin kembali membuka suara.
"Apakah kau menyukai sketsa yang aku buat waktu itu?" tanyanya pelan nyaris berbisik. Mungkin takut orang lain mendengar dan salah paham mengenai apa yang dia katakan. Akan merepotkan jika sampai ada gosip yang tidak-tidak 'kan?
Ketika Hyunjin menyebutkan sketsa, barulah kau mulai menemui titik terang.
"Apakah itu kau? Yang saat itu berpakaian serba hitam?"
Hyunjin terkekeh dan mengangguk mengiyakan.
Sejak saat itu, kau dan Hyunjin sering bertemu. Entah itu di taman, galeri seni, atau pun toko buku. Kau tidak pernah menyangka bahwa Hyunjin adalah seseorang yang suka membaca. Pria itu juga dramatis dan sentimental. Hyunjin bahkan bisa menangis ketika menonton drama ataupun membaca novel dan komik seperti apa yang Jeongin saksikan dengan mata kepalanya sendiri.
"Apakah wajahku di kanvas itu sangat tampan sehingga membuatmu terpaku seperti ini?"
Kau tersadar dari pikiranmu ketika suara Hyunjin terdengar. Tangannya melingkari pinggangmu ketika dia memelukmu dari belakang. "Aku tersanjung jika itu benar."
Kau tertawa kecil sebelum berbalik menghadapnya. "Senimu mengagumkan, Hyunjin. Mereka sangat indah dan cantik."
Pujianmu membuat senyum Hyunjin semakin merekah. Kau tidak akan pernah berhenti bersyukur bahwa takdir telah mempertemukanmu dengan sosok yang luar biasa seperti Hwang Hyunjin.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAME SERIES || H. Hyunjin [√]
FanfictionSepenggal cerita dibalik sebuah nama Hyunjin x Reader Disclaimer : Hyunjin © Straykids Story by aidasenju