Youth (8)

434 51 3
                                    

Tepat jam 7 malam, Jaehan dan Hyuk sudah sampai di kediaman Shin. Setelah bergulat tentang pakaian apa yang harus Hyuk pakai demi terlihat tampan didepan Paman dan Bibi Shin kesayangannya itu, akhirnya Hyuk mengiyakan baju yang dipilih Jaehan.

Kemeja lengan panjang biru, yang digulung sampai siku, juga dimasukan ke dalam celana hitam robek dibagian lutut. Hyuk awalnya bertanya "Apakah aku tidak terlihat seperti berandalan, Hyung?"

Jaehan mendengus. Jika saja Paman Shin akan lebih peduli, ia yakin Pamannya itu akan tau kelakuan Hyuk yang memang berandalan. "Memangnya tidak?"

Hyuk nyengir.

"Lagipula," Jaehan kembali bersuara. "Untuk apa berpakaian rapih? Inikan hanya Paman Shin, bukan calon mertuamu, Hyuk."

Hyuk menoleh pada Hyungnya yang duduk di atas kasurnya. Mendelik, Hyuk kembali memandang pantulannya di cermin. "Inikan Paman Shin, Hyung! Role Model ku sejak kecil. Aku harus terlihat sempurna di hadapannya."

Jaehan jadi merasa bersalah.

Saking lupa akan kasih sayang Ayahnya, Hyuk bahkan tidak tau arti Role Model sesungguhnya jika tidak karena Paman Shin.

Hyuk turun dari mobil lebih dulu, menunggu Jaehan, mereka memasuki rumah bertingkat dua itu dengan kagum. Meski sudah sering kali melihat, Hyuk masih saja norak jika masuk kesini. Tidak seperti Jaehan yang sudah sangat biasa. Apalagi baru kemarin Jaehan ada disini menemani Yechan.

Yechan yang memang sudah menunggu mereka, menyambut didepan pintu. Menggandeng tangan Jaehan, Yechan membawa mereka ke ruang makan. Hyuk yang melihat itu mendengus. Jika bukan karena anak Paman Shin, Hyuk sudah menghabisi Yechan dari kemarin.

"Oh, Jaehanie, Hyuk-ah." itu Bibi Shin, yang segera berdiri saat melihat dua orang yang sangat disayanginya setelah Yechan. Memeluk Jaehan lebih dulu, kemudian memeluk Hyuk yang langsung memberikan ciuman di pipi untuk Bibi Shin yang cantik. "Hyuk-ah, kau memang tidak berubah. Tetap sweet."

Hampir saja Jaehan dan Yechan mendengus.  Apalagi saat melihat Hyuk yang bersemu dan menggandeng Bibi Shin, Yechan rasanya tidak percaya.

Seorang Hyuk, bersemu karena satu kata dari sang Ibu.

Eomma nya tidak tau saja jika Hyuk adalah rival bagi Yechan dalam kategori Kim Jaehan.

Lalu Paman Shin memasuki ruang makan, setelah diberi tahu oleh salah satu asistennya bahwa tamu yang sedari siang ditunggunya sudah datang.

"Jaehanie, Hyuk-ah." Paman Shin merentangkan kedua tangannya, yang disambut pelukan hangat oleh Jaehan dan Hyuk di sisi kanan dan kiri. Hyuk bahkan mendusel di ketiak sang Paman. Merasa rindu dengan amat sangat.

"Paman! Hyuk merindukan Paman dan Bibi!" Hyuk nyengir, yang dibalas dengan usakan lembut di rambutnya yang sekarang panjang, seakan menusuk kedua matanya.

"Hyuk-ah, kamu harus memotong rambutmu." Paman Shin mengomentari, "Ini sudah terlalu panjang. Bagaimana kamu belajar jika melihat saja tidak bisa?"

Jaehan terkekeh. Itu juga yang Jaehan bilang dari satu minggu yang lalu tentang poni adiknya itu. Tapi Hyuk selalu membalas jika ini adalah fashion. Dan Jaehan harus mengerti.

Hyuk mengangguk, lucu sekali melihat kepalanya, dan kedua matanya yang berbinar. "Siap, Paman, aku akan memotongnya besok."

"Wah, Hyuk-ah, aku tidak tau kau adalah anak yang penurut." itu suara Yechan, yang segera dapat pelototan oleh Hyuk.

"Hus, Yechanie, tidak boleh mengganggu Hyungnya seperti itu." Bibi Shin berseru, setelah menyuruh mereka semua duduk di kursi yang telah disiapkan. "Lagi pula, sejak kapan kau tidak memanggil Hyuk dengan sebutan Hyung?"

Youth☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang