Pertemuan yang singkat

24 3 1
                                    

Hari itu adalah pagi yang cerah di kota kecil yang dikelilingi oleh pepohonan hijau. Di sebuah sekolah menengah atas yang ramai, Tirta mengenakan seragam putih abu-abu dengan tas punggung di bahunya, berjalan dengan langkah santai sambil melihat sekeliling area sekolah. Senyumannya yang tak pernah pudar menerangi lorong sekolah dan membuatnya menjadi pusat perhatian seluruh siswa laki-laki, tapi tidak ada satupun yang membuat hatinya tergoyahkan. Tirta adalah seorang gadis berambut hitam lebat, berkulit putih dan mengenakan kacamata, penampilannya yang sederhana membuat dirinya terlihat elegan.

Di tengah perjalanan menuju kelas Tirta melihat disudut lorong , terlihat sosok  laki-laki bertubuh tinggi tengah berbincang dengan teman-temannya. Dia adalah Anala seorang pemuda dengan rambut hitam rapi dan mata cokelat yang hangat. Dia adalah sosok yang sering menyendiri dan memiliki kepribadian yang santai. Banyak siswi perempuan yang mencoba mendekatinya tapi berahir ditolak mentah-mentah olehnya. Mata mereka berdua saling melihat satu sama lain beberapa detik, sampai ahirnya Tirta memalingkan wajahnya dan masuk menuju ke ruang kelas.

Pagi itu, sinar matahari merayap lembut melalui jendela kelas, menerangi ruangan yang dipenuhi dengan keriuhan dan tawa para pelajar. Tirta berjalan dengan santai ke tempat duduknya yang berada di belakang,  tidak selang lama bel sekolah pun berbunyi dan para murid masuk ke kelasnya masing-masing. Anala berjalan masuk ke ruang kelas dan segera ke tempat duduknya, waktu Anala ingin duduk mata mereka berdua kembali bertatap tatapan, tapi Tirta segera memalingkan wajahnya. Ternyata tempat duduk Anala berada tepat di samping tempat duduk Tirta.

Mereka berdua belum pernah berbicara satu sama lain mesti satu ruangan kelas. Namun, pada hari itu, takdir nampaknya memutuskan untuk menggabungkan jalan mereka. Waktu pun berjalan cepat bel istirahat berbunyi tampak semua murid keluar kelas, Anala berjalan menuju ke arah perpustakaan sekolah dengan tujuan mencari buku untuk tugas proyeknya. Sesampainya didalam perpustakaan, pandangnnya tertuju kepada Tirta, ntah sejak kapan dia berada disitu dan Tirta tampak tenggelam dalam bacaannya. Tirta mengangkat kepalanya dan melihat Anala, kini ketiga kalinya mata mereka bertemu. Beberapa detik terasa seperti waktu yang melambat, saat keduanya hanya saling menatap dalam keheningan. Namun, ahirnya Anala menghentikan momen itu.

"Hai"sapanya dengan ramah.

Tirta tersenyum dan menjawab, "Hai juga"

"Lu udah dari tadi disini?" tanya Anala sambil mendekat kearah TIrta

Tirta melihat dan berkata,"Lu siapa ya?"

Pertemuan mereka menjadi bahan perbincangan yang tak terelakkan di hati mereka masing-masing. Percakapan pun dimulai dengan perasaan canggung, "ohh, kenalin gw Anala, lu yang duduk di samping gw kan?." Anala menjawab dan mengulukan tangannya 

Tirta memasang wajah datar dan menerima uluran tangan Anala. "iyaa, gw Tirta"

"Kenpa lu nggk kumpul sama temen-temen lu?." tanya Anala dengan mengambil salah satu buku yang ada dirak.

"kepo" Tirta menjawab dengan singkat dan memasukan buku kedalam tas, lalu dia berdiri dan langsung pergi meninggalkan Anala.

Anala hanya melihat kepergian Tirta dan berguman "lah, kenapa tuh cewe sih, gak jelas."

Percakapan mereka berdua begitu singkat dan tidak peduli satu sama lain, Anala yang lanjut membaca dan Tirta yang pergi meninggalkannya. Jam menujukan pukul sepuluh dimana bel masuk berbunyi yang menandakan jam istirahat telah selesai. Anala beranjak dari tempat duduk dan menaruh kembali buku yang tadi dibaca olehnya, dia lalu berjalan menuju keluar perpustakaan dengan santai. Anala kini tiba didepan kelas dan langsung beranjak masuk kedalam dan duduk ditempat duduknya. Anala menoleh ke arah Tirta yang tengah bermain dengan ponselnya.

 "hei, kenapa lu tadi pergi?" Anala pun melontarkan pertanyaan ke Tirta.

Belum sempat dijawab oleh Tirta ada seseorang yang ikut dalam pembicaraan mereka berdua 

"ehh....lu ngobrol sama cewe Anala?" Anala pun menoleh ke suara tersebut, itu adalah Ryan sahabat baik Anala, mereka sudah kenal lama sejak masih duduk dibangku SMP. Tentu Ryan tahu betul Anala, dia jarang sekali ngobrol sama cewe kecuali ada hal lain mengenai pelajaran. 

"Bisa gak sih lu diem" jawab anala dengan memalingkan wajahnya.

"ok... santai bro"

Tirta cuman melirik dan mendengarkan mereka berdua mengoceh, tidak begitu lama guru pun memasuki ruangan dan pembelajaran dimulai seperti biasa. Waktu ditengah pembelajaran tiba-tiba terdengar suara pengumuman, semua murid mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama.

*PENGUMUMAN PENGUMUMAN KARENA HARI INI IBU DAN BAPAK GURU SEMUANYA AKAN MENGIKUTI KEGIATAN RAPAT, MAKA PEMBELAJARAN BERAHIR SAMPAI DISINI DAN KALIAN SEMUA BOLEH PULANG, TERIMAKASIH.

Seluruh murid berteriak dan tampak senang mendengar pengumuman tersebut dan sembari mereka memasukan buku ke dalam tas. 

"Baiklah pembelajaran kita ahiri sampai disini, selamat siang semua" ucap guru tersebut.

 Seluruh murid kelas tersebuh menjawab dengan keras dan semangat."Selamat siang pak...."

Semua murid berjalan keluar kelas secara bergantian, tampak Anala sedang merapikan bukunya sambil mendengarkan musik di telinga.

"Anala gw duluan ya" ucap Ryan sambil melambaikan tangannya.

"iya, duluan sana, hati-hati" jawab Anala dengan singkat.

Anala pun selesai dengan masalah bukunya, dia pun melihat ke arah Tirta yang tengah merapikan buku. Tiba-tiba kotak pensil yang berada disamping Tirta tersenggol tanganya sampai terjatuh tepat dibawah kaki Anala. Anala pun membungkukan badannya dan mengambil kotak pensil serta isinya yang berceceran di lantai, dia pun langsung memberikan kotak pensil tersebut ke Tirta.

"Ehh...makasih ya" ucap Tirta sembari mengambil kotak pensil tersebut.

"Iya sama-sama" jawab Anala dengan tersenyum tipis

"ohh iya, by the way lu gak pulang?" Anala pun melontarkan pertanyaan yang basic.

Tirta pun melihat kearah Anala,"iya habis ini pulang" 

Anala pun hanya mengangguk dan berjalan keluar kelas meninggalkan Tirta sendiri. Anala kini berjalan ke arah parkiran sekolah untuk mengambil motor kesayangnnya, dia langsung menaiki motor tersebut sambil mengenakan jaket hitamnya, tidak lupa juga dia mengenakan helm yang bertuliskan Anala si api. Dia pun keluar dari area sekolah dan dia melihat Tirta tengah berdiri di pinggir jalan, Anala pun mendekati gadis tersebut. Sekarang Anala tepat berdiri di depan Tirta dengan motor sportnya.

"oy, ngapain lu disini?" ucap Anala.

Tirta melihat ke arah Anala, cewek mana yang tidak tertarik dengan gaya Anala yang seperti tokoh di film-film action, Tapi tidak dengan Tirta.

"menurut lu?" Tirta pun membalikan pertanyaan Anala.

"Nunggu ojek online?" jawab Anala.

"yaa" TIrta pun menjawab sambil melihat kearah ponselnya.

"bukannya jarang ya ada ojek online?" ucap Anala sambil melihat sekeliling.

"makanya gua lagi nunggu" Tirta menjawab dengan datar dan langsung memalingkan wajahnya berharap si Anala cepat pergi.

"ohh yaudah semangat" ucap Anala sembari dia menyalakan motornya dan melaju dengan cepat melewati Tirta, Tirta yang melihat ke pergiannya  cuman bisa menarik nafas dengan dalam. 

Anala tampak melaju melewati pepohonan dan perumahan dengan cepat seperti seekor harimau hitam yang tengah mengejar mangsannya. Bagian belakang jaket Anala berterbangan tampak seperti seorang ksatria yang menunggangi seekor harimau dalam medan perang. Tidak ada yang bisa menandingi kegantengan dan kekerenan Anala.


enjoy dengan cerita yaa:)





Anala dan TirtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang