Ke Suatu Tempat

3 0 0
                                    

Bell pulang sekolah berbunyi dengan nyaring, seluruh siswa pergi meninggalkan sekolah. Anala yang keluar dari kelas melihat Tirta yang tengah duduk dan menggenggam buku novel. Anala yang melihat Tirta yang terlarut dalam membaca tersenyum tipis, dia mendekati Tirta yang tengah duduk di taman sekolah. Anala langsung duduk di samping Tirta yang tengah membaca buku novel tersebut. Tirta masih belum sadar bahwa ada si Anala didekatnya. 

"Fokus amat kak" ucap Anala dengan santai. Tirta langsung menghentikan membaca dan melihat kearah Anala.

"Sejak kapan lu disini?" jawab Tirta.

"Sejak gue kelas sepuluh" ucap Anala.

Tirta mencoba beranjak pergi dari tempat duduknya, tapi tanganya langsung ditarik oleh Anala. "Apa sih lu, lepasin gak!", ucap Tirta sambil mengibaskan tangannya. Tirta pun duduk kembali dengan Anala di sampingnya. 

"Jangan salah paham dulu, gue disini mau ngobrol bentar sama lu?" jawab Anala dengan serius. Tirta masih kebingungan dengan tingkah Anala dari pagi sampai sekarang, dia mencoba mendengarkan serius perkataan dari Anala. 

"Apa yang diomongin, bisa cepet?" 

Anala mengammbil ponsel yang ada di sakunya, dia memberikan ponsel tersebut ke Tirta, "nih" ucap Anala sembari memberikan ponsel tersebut.

"apa maksudnya?" jawab Tirta dengan datar.

"gue mau lu masukin nomor hp lu ke hp ini, cepet". Tirta pun langsung melirik kearah Anala dan dia masih kebingungan dengan hal ini, dia tidak habis pikir seorang Anala minta nomor duluan ke seorang  cewek.

"gak!" jawaban singkat yang keluar dari mulut Tirta.

Anala menyimpan kembali ponselnya dan berdiri dari tempat duduk tersebut, "baiklah Tirta, mungkin nggak sekarang" ucap Anala dan langsung pergi meninggalkan Tirta sendiri. Tirta yang mendengar perkataanya terlihat semakin binngung dan dia juga belum pernah seorang cowok meminta nomor hp ke dia.

Anala menaiki motornya dan melaju meninggalkan sekolah tersebut, dia semakin penasaran dengan Tirta, semua cewek di sekolah ini mengejar Anala, tapi Tirta berbeda. Anala sampain dirumahnya dia langsung menuju ke kamar dan beristirahat. Anala membuka ponselnya dia mencari-cari informasi tentang Tirta, tapi tidak menemukan hasil yang memuaskan. 

Tidak begitu lama, di grub chat nya tampak ramai, dia langsung menanyakan tentang Tirta kepada teman-temannya di grub chat. 

"guys ada yang punya nomor si Tirta nggak?"

"cie ciee Anala ciee" ucap salah satu teman Anala.

"bac*d diem!"

"gue punya La, nih nomor cewek tuh"

*read

salah satu teman Anala memberikan nomor Tirta kepadanya, Anala langsung menyimpan nomor tersebut tanpa mengucapkan terima kasih kepada temannya.

"sial di read doang, minimal makasih anj"

Anala membuka room chat dan mencoba mengirimkan pesan kepada Tirta.

"Tes". Pesan pertama yang dikirim oleh anala ke seorang cewek. 

"iya, ini siapa?" tidak butuh waktu lama, Anala mendapatkan notifikasi pesan dari Tirta.

Anala mencoba berfikir harus di bales apa ini chat, Anala kemudian mendapatkan ide yang sanngat cemerlang, dia langsung mengetik dan mengirikan pesan tersebut kepada Tirta. Tidak butuh waktu lama lagi, Anala mendapatkan balasan darinya. Tapi balasan ini sedikit berbeda,

" Sial, ini lu ya Anala, dapet nomor gue dari mana woy!" ternyata Tirta sudah menyadari terlebih dahulu bahwa orang yang mengirimkannya pesan adalah Anala. Isi pesan yang sebelumnya dikirimkan Anala adalah "Sapu tangan gue udah dicuci?", seketika itu Tirta tersadar.

"Jawab pertanyaan gue!" Tirta mengirimkan pesan lagi.

"Udah gue bilang, mungkin tidak tadi siang, jadi diganti sekarang (emot senyum)" Anala membalas pesan tersebut.

Mungkin sekarang Tirta tengah kebingungan, bisa bisanya seorang Anala mendapatkan nomornya. "ok ok, apa yang lu mau?" Tirta mengirimkan pesan lagi kepadanya.

"Gue mau lu" Anala membalas. Tirta berhenti mengetik sesaat tidak percaya dengan apa yang dikirim oleh Anala.

"udah, gak usah bercanda, gak lucu" jawab Tirta.

"Besok ikut gue, gue jemput" Anala kembali mengirimkan pesan kepada Tirta.

"gak, gue sibuk dan gue gak mau." Tirta langsung membalas pesan Anala.

*read

Anala membaca pesan Tirta tanpa membalasnya, dia sudah mengira akan mendapatkan balasan seperti itu olehnya. Anala meletakkan hp nya dan sedikit demi sedikit terlelap dalam tidurnya tanpa mandi. 

******

*rumah Tirta

Keesokan paginya Tirta yang baru bangun dari tempat tidurnya mendengar suara motor di depan rumahnya, dia melihat dari jendela kamar dan terlihat Anala yang berdiri di depan pagar rumahnya berbicara dengan pembantu Tirta. Tirta yang melihat Anala sontak langsung menuruni tangga dan berjalan keluar rumah. Anala yang melihat Tirta keluar dari rumahnya terlihat tersenyum.

"Ngapain lu disini?" ucap Tirta dengan datar. Anala yang mendengar nya sedikit tertawa karena penampilan Tirta.

"Yee ditanya bukannya jawab, malah ketawa" Tirta melontarkan ucapannya.

" ha ha ha, minimal cuci muka dulu kalau mau ketemu gue" jawab Anala sembari menahan tawa. Tirta baru teringat bahwa dia baru bangun dari tidurnya dan langsung turun tanpa mencuci muka. Tirta langsung menutupi wajahnya karena malu.

"Bac*d, udah diem, lu mau apa kesini" ucap Tirta sambil menahan malu.

"Kan gue udah bilang kemarin, lu hari ini ikut gue" jawab Anala singkat.

Tirta terdiam sejenak, dia kira isi pesan kemarin hanya candaan belaka, ternyata benar Anala mengajak dia pergi keluar dengannya. "Gue gak mau!" ucap Tirta dengan memalingkan wajahnya.

Anala tiba-tiba menarik tangan Tirta, langsung menggendong tubuhnya dan menaruh tubuhnya di motor milik Anala, dia langsung melotot melihat Anala. 

"Udah ikut gue" ucap Anala. 

"Tunggu!, ok fine gue ikut lu, tapi gue perlu siap-siap dulu, ngerti!!!" Tirta akhirnya mengiyakan ajakan dari Anala, Anala tampak sedikit tersenyum. Tirta langsung berjalan menuju ke rumahnya dan langsung berisap-siap. Banyak pertanyaan yang mengganggunya, kenapa Anala mengajaknya keluar?, kemana Anala mengajaknya keluar?, dan kenapa dia tadi menggendongnya?. Semakin dipikirkan semakin pusing kepala Tirta, untuk saat ini ikuti saja permainan Anala.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Tirta sudah selesai bersiap-siap, dia menggunakan gaun berwarna merah muda serta rambur diikat kebelakang, dia tampak cantik dan lucu bagaikan putri kecil dari sebuah kerajaan kecil. Anala yang melihat Tirta sedikit terdiam, biasanya Tirta disekolah terlihat seperti kutu buku tapi sekarang berbeda.

"Apa yang lu lihat, dasar mes*m" ucap Tirta dengan sinis.

"Udah cepet naik, lu lama" jawab Anala sembari menaiki motornya. Tirta menaiki motor Anala, karena motornya terlalu tinggi, dia hampir terjatuh ke bawah. Anala langsung menarik tangan Tirta supaya tidak terjatuh.

"Naik motor aja nggak bisa" ucap Anala. Dia langsung mengangkat Tirta untuk kedua kalinya dan langsung mendudukkannya di  motor. Tirta hanya terdiam dan tersipu malu dan mencoba untuk tenang.

"Suruh siapa motornya tinggi" jawab Tirta dengan menutupi wajahnya.

"Lunya aja pendek" 

Tirta yang mendengar perkataan itu lansgung memukul tubuh Anala, Tirta nampak kesal dengan ucapannya, Tirta tidak pendek tapi memang motornya aja yang ketinggian. Anala yang melihat dari kaca spion nampak tersenyum kembali melihat tingkah Tirta yang seperti anak kecil. Mereka berdua melaju dengan cepat menuju tempat yang di janjikan Anala, mereka seperti dua orang pangeran dan putri yang melintasi padang rumput luas. 


Anala dan TirtaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang