True Ancestor

263 18 2
                                    

Di sebuah tempat yang sangat gelap yang hanya diterangi oleh partikel cahaya yang seperti bintang.

Terdapat seorang pria yang sedang melayang dan tampak seperti sedang memikirkan sesuatu.

Pria itu adalah Veldanava Star King Dragon Veldanava.

Saat ini dia sedang merasa bosan karena tidak ada orang lain selain dirinya di kegelapan itu dan dia sedang memikirkan bagaimana caranya agar dia tidak bosan.

Veldanava POV.

Sangat bosan.

Tidak ada yang bisa aku lakukan.

Argh!! Aku sangat bosan! Aku harap ada hal yang bisa menghilangkan kebosananku.

Mengeluh kepada ketiadaan seperti ini tidak akan membawa hasil kupikir aku akan mencoba untuk menciptakan sesuatu untuk menghilangkan rasa bosan ini.

Beberapa saat kemudian.

Kukuku Kuahahaha AHAHAHA akhirnya ciptaan pertamaku telah selesai! Hahaha!

Hahaha *cough *cough… uh sepertinya aku tertawa terlalu berlebihan.

Yah lupakan sekarang ayo bukalah matamu wahai ciptaan pertamaku!

"Uh…" Ohoho akhirnya dia mulai bergerak.

Ciptaan pertamaku dia aku panggil begitu karena aku belum memberinya nama hehe.

Ngomong-ngomong dia memiliki rambut berwarna biru keperakan dan yah dia…

Tidak memiliki gender tapi terlihat lebih ke perempuan aku rasa.

Yah mungkin karena aku terlalu bersemangat untuk membuatnya jadi aku melupakan gender miliknya.

Yep lupakan yang tadi itu karena sekarang dia sedang menatapku dengan mata berwarna emas miliknya itu.

"… Dimana ini?"

Veldanava POV end.

"… Dimana ini?" Dia melihat sekelilingnya dan tidak menemukan apapun kecuali Veldanava yang ada didepannya.

Dia menatap Veldanava selama beberapa saat dengan harapan dia akan menjelaskan dimana ini.

"Selamat datang di ketiadaan dan aku adalah Veldanava sang pencipta dirimu." Veldanava mencoba untuk menjadi keren meskipun di dalam pikirannya dia sedang bangga pada dirinya.

"Pencipta? Apa mungkin… Ayah?" Karena Veldanava memperkenalkan diri sebagai penciptanya jadi dia menganggap Veldanava adalah ayahnya.

"Ya ak– Tunggu! Aku bukan ayahmu!"

"Lalu aku harus memanggilmu apa? Kakak? Paman?"

"Uh cukup panggilan saja aku Veldanava."

"Baik Veldanava… -sama?"

"Cukup Veldanava saja."

"Baiklah kalau begitu Veldanava bisakah kamu memberitahu apa maksud dari ketiadaan itu?"

"Sama seperti namanya 'Ketiadaan' yang berarti tidak ada apa-apa disini bahkan ketika aku baru bangun memang sudah tidak ada apa-apa."

"Jika tidak ada apa-apa maka kenapa kamu tidak menciptakan sesuatu saja sama seperti kamu menciptakan aku?" Dia mengatakan itu dengan santai tapi bagi Veldanava itu bagaikan sebuah panah yang langsung menancap di dadanya.

Pikirannya tidak salah hanya Veldanava saja yang tidak pernah memikirkannya.

Benar juga kenapa aku tidak menciptakan hal lainnya saja sama seperti aku menciptakannya?

Tensura Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang