Prolog

58 10 1
                                    


Aku terus berjalan tanpa arah, di sebuah padang rumput yang sangat luas. Tempat yang sangat indah dan banyak bunga di sana.
Dari kejauhan ku lihat laki laki berbadan tegap berjalan ke arahku.
Dia semakin mendekat hingga dia berdiri tepat di hadapanku. Dia menyodorkan sebuah bunga kepada ku dengan senyuman manisnya.

"Bunga merah, untuk gadis berbaju merah," ucapnya.

Aku mengambil bunga yang ia sodorkan, ada debaran aneh saat aku melihat senyumnya. Dia menggandeng tanganku dan mengajakku untuk berdansa disana. Senyum ku tak pernah luntur, mataku terus terpaku melihat wajahnya yang menenangkan.

 Senyum ku tak pernah luntur, mataku terus terpaku melihat wajahnya yang menenangkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang