7

17 7 0
                                    

Alla berjalan menuruni tangga dari lantai atas, di bawah terlihat papanya yang sedang duduk di meja makan.

"Papa?"

"Sini La, sarapan dulu," ucap Juan.

"Ini papa yang masak?" Tanya Alla saat melihat banyak makanan di meja.

Juan mengangguk sambil tersenyum menatap Alla.

Alla melihat papanya sedikit kacau dan berantakan. Juan adalah papa terbaik bagi Alla, papanya seorang yang sangat perhatian dan lembut, tidak pernah sekalipun Juan membentak Alla apalagi sampai memukul. Hanya... Juan memang sedikit sibuk.

"Mama dimana Pa?"

"Mama pergi lagi semalam," Jawab Juan.

Alla terdiam tak lanjut bertanya, dia segera memakan sarapannya. Rasanya sangat enak, papanya memang pintar memasak.

"Mau berangkat sekolah bareng papa?" Tawar Juan.

Alla mengangguk semangat. Entah kapan terakhir kali dia diantar ke sekolah bersama papanya.

"Cepat habisin, nanti terlambat."

****

Alla terus tersenyum disepanjang koridor. Alla sangat senang hari ini, hanya karna dia diantar ke sekolah bersama papanya.

"Gila lo?" Tanya Zada yang berada di samping Alla.

Alla menggeleng dengan bibir yang masih tersenyum.

"Aku tadi dianter papa," ujar Alla semangat.

"Lah emangnya kenapa? Gue juga tiap hari dianter sama bokap b aja tuh, lebay banget lo," sahut Vio.

Alla hanya tersenyum tipis untuk menanggapi, mau dijelaskan bagaimana pun Vio tidak akan pernah mengerti karna tidak merasakan.

"Eh Gavin tuh," ujar Vio saat melihat Gavin berjalan kearah mereka.

"Nih buat lo," Gavin menyodorkan sebuah coklat yang terlihat sangat enak dimata Alla.

"Dalam rangka apa?" Tanya Alla bingung.

"Makasih buat novel."

"Oh iya sama-sama," ujar Alla lalu mengambil coklat itu.

Setelah Gavin pergi Alla menatap bingung coklat itu, "aneh masa cuma gara-gara aku kasih tau novel kemarin langsung dikasih coklat."

"Modus aja itu si Gavin, kalo suka bilang aja kaliii," celetuk Vio.

"Mana adaa," ujar Alla. Seorang dia disukai oleh cowok? Rasanya tidak dapat dipercaya.

****

"Eh bentar lagi UAS ya, nggak nyangka sebentar lagi udah mau kelas 11 aja," ujar Vio. Sekarang ini mereka sedang nongkrong di kantin, untuk hari ini Alla absen ke perpustakaan.

"Iya, katanya sebelum UAS ada study tour ke Bali ya," ujar Alla.

"Lo ikut La?" Tanya Zada.

Alla mengangguk, tidak usah ditanya pasti Alla akan ikut study tour. Apalagi ke Bali, banyak pantai yang indah.

"UAS nanti gimana ya, pengen masuk sepuluh besar caranya gimana La? Heran gue sama lo. Dengerin penjelasan enggak, ngerjain PR juga enggak, bahkan sehari sebelum ujian aja lo juga nggak belajar. Tapi kenapa bisa masuk sepuluh besar?" Heran Zada.

Alla menggeleng tidak tau, dia juga kaget waktu itu. Dia tidak menyangka bisa masuk sepuluh besar, mungkin karena hoki.

"Jadi gini... Feeling aja sih ngejawabnya, entah kenapa pengen jawab itu, gitu...." Jawab Alla yang membuat Zada dan Vio semakin bingung. Bagaimana bisa!?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang