4

27 8 0
                                    

Alla sedang berada di sebuah kedai es krim langganannya, dia memang sangat sering kemari, bahkan pegawai disini juga sudah sangat mengenalnya.

"Nih es krimnya," ujar pegawai disana. Namanya Biru, Kak Biru lah yang paling dekat dengan Alla. Dia juga sudah menganggap Biru seperti kakak kandungnya sendiri.

"Makasih Kak Biru," ujar Alla sambil tersenyum manis.

"Iya, gue tinggal dulu ya cil. Lumayan rame pelanggannya," pamit Biru. Alla mengangguk meng-iyakan, Alla mulai menyantap es krim rasa coklat kesukaannya sambil memandang keluar jendela untuk melihat kendaraan yang berlalu-lalang.

Alla mengeluarkan buku dari dalam tasnya, dia akan mengerjakan PR yang diberikan Kenzi tadi. Memang sudah menjadi kebiasaan Alla, kalau kesini pasti akan mengerjakan PR. Tapi hanya berlaku untuk PR matematika dan fisika, kalau mapel lainnya dia akan menyalin jawaban Zada.

Aneh memang, disaat yang lain membenci matematika dan fisika, berbeda dengan Alla yang menyukainya. Menurut Alla kedua pelajaran itu tidak membosankan seperti mapel lain. Semakin susah soal yang diberikan, semakin berambisi Alla untuk menjawabnya.

Setelah setengah jam lamanya akhirnya Alla selesai menjawab soal-soal berangka itu.

Alla terkejut saat matanya tak sengaja melihat keluar jendela, Alla melihat seorang wanita masuk kedalam restoran dengan pria yang ada di gandengannya. Di seberang kedai es krim ini memang ada restoran yang berada tepat di depannya.

Air mata Alla langsung menetes melihat wanita itu adalah mamanya sendiri, mamanya terlihat dicium sekilas oleh pria yang digandengnya. Permasalahannya... Pria yang sedang digandeng mamanya itu bukanlah papanya, pantas saja kedua orang tuanya kerap sekali bertengkar. Mamanya telah selingkuh, Alla selama ini memang tidak tau dan tidak mau tau masalah apa yang membuat orang tuanya kerap bertengkar. Dan ternyata karena ini...

"La? Lo nangis?" Tanya Biru yang sudah di samping Alla.

Alla langsung menunduk agar Biru tak dapat melihat wajahnya, dia juga tak berani mengusap pipinya yang sudah berlinang air mata. Nanti akan kelihatan sekali kalau dia sedang menangis.

Tapi Biru yang sudah mengenal Alla dari lama tahu betul kebiasaan Alla jika sedang menangis. Alla akan menunduk dan tak berani menatap lawan bicaranya. Alla tidak mau jika dia sedang menangis, menurut Alla menangis adalah hal yang sangat memalukan.

"Nggakpapa La, kakak udah tau. Nangis aja," ujar Biru sambil mengelus surai Alla dengan penuh kelembutan.

Alla menggeleng lalu tersenyum tipis,

"Enggak Kak. Alla pamit dulu ya, PR Alla udah selesai."

Alla langsung beranjak dari sana, dia tak bisa menahan air matanya lama-lama.

****

Sesampainya di rumah Alla langsung menuju kamar mandi untuk menangis, kamar mandi adalah tempat favorit Alla untuk menangis. Menurutnya ini tempat teraman untuk menangis.

Alla membuka keran untuk meredam suara tangisannya.

"Mama udah nggak sayang lagi sama Papa?" Batin Alla.

Tidak mau memikirkan hal itu terlalu lama lebih baik dirinya membeli jajan di supermarket di dekat rumahnya. Makanan adalah tempat healing terbaik bagi Alla.

Tanpa mengganti baju rumahannya, Alla langsung pergi keluar menuju supermarket

****

Alla tersenyum gembira saat melihat kantong kresek yang berisi jajanan di tangannya. Saking senangnya Alla menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri, Alla tak sadar jika ada sebuah mobil yang melaju kencang dengan jarak dekat kearahnya.

IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang