5

250 28 0
                                    

Freen memarkirkan mobilnya di depan rumah Becky. Dia membunyikan klakson 2 kali dan kemudian Becky keluar. Melihat Becky keluar, Freen keluar dari mobil dan berjalan ke sisi mobil yang lain.

"Wow, kau benar-benar orang yang tepat waktu." kata Becky sambil berjalan ke arah Freen yang sudah bersiap membukakan pintu mobil untuknya.

"Haruskah kita pergi sekarang?" Freen bertanya sambil tersenyum lalu membuka pintu mobil untuk Becky.

Becky terdiam sebentar. Dia merasa tidak percaya diri untuk menaiki mobil lagi selama hampir 1 tahun sejak kematian kakaknya. Freen memberikan tangannya untuk membantunya masuk ke dalam mobil.

"Ayo, jangan takut, kau pasti bisa mengatasinya." Becky meraih tangan Freen tapi tetap tidak melanjutkan langkahnya ke arah mobil Freen.

"Percayalah, kau akan baik-baik saja." Freen tersenyum dan memegang tangan Becky. Dan akhirnya Becky dengan pelan memasuki mobil Freen.








FREEN POV

Aku menyalakan mobilku dan mulai memacunya. Tiba-tiba, aku merasakan tangan Becky memegang tanganku yang berada di persneling mobil. Aku dapat merasakan jika mungkin dia gugup dan takut untuk menaiki mobil lagi. Tapi bagiku, rasanya seperti ada aliran listrik saat dia menyentuh tanganku dengan tangannya. Itu membuatku gugup setengah mati karena ini pertama kalinya ada seorang gadis yang sangat dekat denganku. Ini membuatku gila. Ini sama saja seperti Becky menggenggam tanganku.

Ya Tuhan. Freen fokus, Freen! FOKUS!

Untungnya, kafe tidak jauh dari rumah kami. Hanya butuh 10 menit berkendara. Kami berbicara tentang banyak hal. Sebenarnya, aku ingin membuat kita lebih dekat satu sama lain. Dari semua yang dia ceritakan tentang hidupnya, aku rasa aku menyukainya. Tidak, AKU MENCINTAINYA. Oh ya, dia bercerita tentang hobinya dan kesukaannya.

Saat di kafe, ada panggung musik live. Ada 4 orang yang memainkan musik akustik di atas panggung. Aku bisa melihat bahwa Becky terlihat menyukai permainan musik mereka. Jadi aku bertanya padanya, "Apakah kau suka musik?"

Dia menoleh padaku, "Ya tentu saja! Semua orang suka musik." Dia tersenyum.

"Aku bisa menyanyi," aku tiba-tiba mengatakan hal itu dengan percaya diri.

Dia terlihat seperti terkejut. "Benarkah?"

Aku mengangguk. "Aku pernah bergabung dengan sebuah band ketika aku masih di sekolah menengah. Aku bermain piano dan juga sebagai vokalis."

Sekarang dia terlihat seperti kagum denganku. Aku suka kalau dia menyeringai bahagia seperti itu.

"Uhm, Bisakah kau menunggu di sini sebentar?"

Dia mengangguk tanpa tahu kemana aku akan pergi. Aku berdiri dan berjalan menuju panggung. Aku mendekati si vokalis band dan membisikkan sesuatu padanya.

Dia tersenyum dan dia berdiri dari tempat duduknya. Dia memberi kode kepada temannya agar mereka berkumpul sebentar untuk berdiskusi. Setelah satu menit berdiskusi, kami memisahkah diri dan mengambil tempat masing-masing. Aku mengambil tempat vokalis.

"Selamat malam semuanya." Aku mulai berbicara di atas panggung. Aku merasa sangat gugup. Ini tidak seperti yang biasa kulakukan saat aku di atas panggung.

"Aku Freen Sarocha. Malam ini aku ingin menyanyikan lagu yang khusus dinyanyikan untuk gadis cantik yang duduk di pojok sana." Aku menatap Becky yang terlihat sangat terkejut saat orang-orang di sekitarnya melihatnya. Dia tersenyum dan itu MEMBUNUHKU.

The Girl Next Door (FreenBecky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang