Bagian 13

5K 711 139
                                    

Jangan lupa vote & komennya kawan.














Pikirannya penuh. Berbagai pertanyaan muncul di dalam kepalanya. Melihat Renjun yang terkulai lemas di ranjangnya kini membuat rasa bersalah bercokol begitu besar di hatinya.

Karena terpancing emosi, Jeno mengeluarkan feromon intimidasinya pada Renjun. Tak menyangka bahwa hal itu berakibat fatal. Ia tidak mengerti mengapa Renjun bisa terpengaruh, karena yang ia tahu Renjun bukan berasal dari bangsa sepertinya.

Jeno membawa Renjun ke rumahnya. Ia habis ditanyai oleh Doyoung, dan Jaehyun karena membawa Renjun dalam keadaan yang tidak sadarkan diri. Ia berkata jujur, membicarakan segalanya pada sang Ayah, dan Ibunya.

Doyoung memperingati Jeno akan perilaku Putranya yang bisa membahayakan Renjun. Jeno bisa saja membunuh submissive itu karena feromonenya. Namun Doyoung tak menjelaskan mengapa bisa Renjun terpengaruh akan feromone Jeno, sedangkan submissive itu hanya manusia biasa.

“Aku bisa membahayakanmu”

Jatuh cinta ternyata perihal yang sulit. Dulu Renjun melakukan banyak hal selama bertahun-tahun untuk bisa dekat dengannya. Dengan bodohnya ia menghindar, berlaku kasar, mendorong si manis menjauh.

Sekarang Jeno mengerti betapa sulitnya untuk mencintai. Bagaimana dengan Renjun selama ini yang pasti lebih sakit dari dirinya.

Jeno berbaring di samping Renjun, menatap wajah yang kini terlelap dengan tenang. Mengusap sang dahayu yang masih bergelung di dunia mimpi. “Aku tahu setelah ini kau pasti akan lebih membenciku” ujarnya pelan.

Renjun menggeliat dalam tidurnya, merasakan tangan yang mengusap wajahnya. Merasa terganggu, perlahan Renjun membuka matanya. Memproses cahaya yang masuk pada retinanya.

Renjun terkejut saat irisnya berhadapan dengan iris kelam Jeno. Keduanya saling bersitatap tanpa ada suara diantara mereka. Tubuh Renjun yang lemas membuat ia tak memiliki tenaga untuk bangkit, dan menampar sosok di hadapannya meski ia ingin. Nafasnya memburu, rasa takut menguasai perasaannya.

Jeno menatap sendu Renjun yang kini melihatnya dengan kristal bening menumpuk pada iris cantik yang selalu Jeno sukai. “Renjun ...” ucapnya lirih melihat kebencian kental pada tatap sang pujaan hati.

“Aku membencimu” cicit Renjun dengan suara yang sedikit tertahan, dan serak akibat menahan tangis yang hendak luruh.

“Aku tahu. Kesalahanku sudah terlalu banyak padamu, sampai mana lagi aku akan melukaimu. Maaf ... Hanya itu yang bisa ku katakan untuk memohon pengampunan pada mu”

Renjun tak bisa lagi menahan air matanya. Isaknya kini terdengar, dengan sepasang bola mata yang telah basah. Ia hanya bisa diam saat Jeno merengkuh tubuhnya. Kini tangisnya luruh di dada pemuda yang menjadi alasan dari rasa sedihnya.

Jeno mengeluarkan feromone menenangkannya. Berusaha membuat Renjun lebih baik dengan itu. Jika memang Renjun bisa merasakan feromonenya, berarti kemungkinan besar hal ini pun akan berpengaruh pada submissive itu.

Di sisi lain, Renjun merasakan nyaman dalam dekapan Jeno. Aroma yang menenangkan seolah keluar dari tubuh dominan itu. Menguar ke seisi ruangan, membuat nafasnya tak lagi tersenggal. Dadanya tak lagi merasakan sakit, dan hatinya tak lagi gundah. Tanpa sadar Renjun merapatkan dirinya pada Jeno. Entah mengapa tubuhnya seolah menolak jauh dari lelaki itu.

Jeno mengusap rambut Renjun, membubuhkan kecupan pada puncak kepala sosok mungil dalam dekapnya. Sepertinya apa yang ia lakukan berhasil, melihat Renjun yang tampak nyaman dalam dekapnya, dan tidak mencoba untuk berontak.

Renjun benci akan fakta ia kini malah balik mendekap Jeno dengan erat. Namun entah mengapa tubuhnya seakan haus akan aroma Jeno. Bahkan kini kepalanya mencoba menggapai ceruk leher Jeno. Meski ia ingin berhenti, dan berontak, tubuhnya seolah mengkhianatinya.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang