Bagian 24

4.7K 511 76
                                    

Tidak diperkenankan untuk pembaca di bawah umur. Harap di pahami.

















“Karena kau sudah melihatnya, maka akan ku tunjukkan siapa aku”

Jeno menggenggam kedua pergelangan tangan Renjun, lalu ia tahan di depan dadanya. Ia tatap dalam sepasang iris Renjun yang bergetar. Jeno lantas memejamkan matanya sekejap. Begitu ia kembali membuka matanya, Renjun terpaku. Ia terkejut melihat bola mata Jeno yang berubah keemasan seperti milik kakeknya.

Perlahan Jeno melepaskan genggamannya pada kedua lengan Renjun. Jeno merengkuh pinggang Renjun untuk lebih dekat padanya. Tubuh mereka saling melekat satu sama lain.

“Kau takut Renjun?”

Tatap ketakutan itu bisa Jeno lihat jelas pada netra Renjun. Tubuh Istrinya bahkan mulai bergetar. Hati sang Alpha teriris saat melihat bagaimana Renjun takut melihatnya. Sedangkan Renjun masih tak mengerti Jeno merupakan makhluk seperti apa.

Jeno lantas mengeluarkan feromone-nya. “Aroma yang seringkali kau cium, adalah feromone ku Renjun” Feromone? Bukankah feromone hanya dimiliki oleh para manusia serigala pikir Renjun. “Apa seorang Werewolf seperti ku tak pantas mendapatkan cintamu?”

Jeno melepas pelukannya. Ia mundur beberapa langkah menjauh dari Renjun. “Ya, aku bukanlah seorang manusia biasa. Melainkan manusia serigala” tukas Jeno.

Nafas Renjun tercekat mengetahui fakta yang Jeno berikan. Lalu bukankah mereka tidak bisa bersama? Seseorang dari bangsa Jeno haruslah menikah dengan mate mereka, karena jika tidak maka mereka akan mati. Seperti yang Renjun ketahui dari beberapa cerita. Inikah alasan mengapa kakek Jeno melarang kisah cinta mereka.

Renjun bahkan lebih takut jika kematian memisahkan ia dan Jeno, dari pada fakta bahwa Jeno bukanlah manusia sepertinya. “Je–jeno ... Jeno ini tidak benar” Renjun memberanikan dirinya berjalan mendekati Suaminya. Ia lantas menangkup wajah Jeno dengan tatapan pedihnya.

“Kau ... Kau seharusnya bersama dengan mate mu bukan? jika kalian tidak bersama, maka kalian akan mati? Aku tidak bisa membiarkan mu mati Jeno ... Kita harus berpisah”

Jauh dari apa yang Jeno perkirakan sebelumnya. Ia pikir Renjun akan mendorongnya menjauh karena menganggap ia monster, seperti yang disampaikan Donghae pada sang Istri.

Jeno lantas merengkuh pundak Renjun “Renjun lihat aku baik-baik” ujar Jeno mencoba menenangkan Renjun yang nampak kalut. “Tidak Jeno! Kita harus berpisah atau kau akan pergi meninggalkanku selamanya”

“Renjun, hei ... Lihat aku”

Jeno mencoba untuk menangkup wajah Renjun. “Jeno .. turuti saja keinginan kakekmu”

“Renjun!”

Renjun pun terdiam begitu Jeno membentaknya. Lantas Jeno mengusap wajah ayu Istrinya.

“Dengar ... kau adalah omega ku. Kau yang ditakdirkan untuk bersamaku. Cinta kita tidak salah Renjun, orang-orang itu menipu kita. Mereka yang mencoba memisahkan aku, dan dirimu karena merasa terancam oleh keberadaan kita”

Renjun tidak mengerti apa yang Jeno bicarakan. Ada apa dengan ini semua? Mengapa seolah kisah mereka adalah sebuah teka-teki. Ada apa dengan jalan kehidupannya yang begitu rumit. Apa hanya ia di sini yang tidak mengerti apapun?

“Kakek seorang Alpha yang dianugerahi kekuatan oleh Dewa. Namun kakek selalu takut akan kehilangan kekuatannya, dan ia menjadi serakah akan itu.”

Pelan-pelan Jeno menjelaskan segala hal yang terjadi, termasuk tentang keluarga Renjun. Meski ia sangat amat takut jika Renjun akan membencinya karena Jeno merupakan keturunan dari seseorang yang telah membantai habis keluarga Renjun dari sang Ibu.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang