Bagian 21

4.9K 562 85
                                    

Mohon maaf apabila typo, dan penempatan kata yang kurang pas. Selamat membaca🤍












Tentang waktu, dan orang-orang terkasih. Tak ada yang tahu kapan waktu akan berhenti pada kehidupan para insan. Entah satu menit lagi, entah satu hari lagi, entah satu dekade lagi, semua masih menjadi misteri.

Kadang kala kita merasa memiliki banyak waktu di buana itu, sehingga seringkali mengabaikan kebersamaan dengan para manusia tersayang. Sosok yang sebetulnya sangat kita cintai, namun seringkali terabai, demi mengejar hiruk pikuk kesibukan dunia, atau beranggapan masih ada waktu lainnya.

Padahal sejatinya, kala rapuh dan terpuruk, yang dibutuhkan adalah cinta kasih dari orang-orang tersayang. Sebuah dukungan moral terhadap diri yang tengah dilanda letih karena sibuknya mengejar dunia yang tak akan ada habisnya. Seiring kehidupan berjalan, nyatanya waktu terasa begitu singkat. Momen-momen berharga seringkali terlewat. Kemudian diri mulai kehilangan kesempatan untuk dapat mengukir kenangan indah, tanpa bisa memutar waktu kembali.

Yuta termenung menatap tangan kecil sang Putra, yang melingkari lengan kokohnya. Baru beberapa waktu lalu mereka kembali bersama, bahkan rindu belum terbayar seutuhnya. Kini ia sudah harus melepas Renjun untuk hidup bersama pasangannya.

Masih teringat jelas bagaimana Jeno, ditemani kedua orang tuanya, datang untuk meminang Renjun dengan tutur yang baik, dan sikap jantannya. Memohon izin pada Yuta, dan meminta restunya untuk mengiringi pernikahan mereka. Masih Yuta ingat pula dengan jelas, bagaimana Renjun begitu bahagia saat keluarga Jeno datang ke rumahnya.

Tak bisa Yuta abaikan, kehadiran Jeno memanglah begitu berarti untuk kebahagiaan Putranya. Meski dalam hati, sangat besar rasa ingin memenangkan ego sendiri. Menunda Renjun lebih lama di sampingnya, untuk bisa lebih leluasa melepaskan rindu pada sang Putra tercinta.

Tapi tidak. Yuta menolak untuk melakukan kesalahan yang sama. Renjun layak mendapatkan bahagianya, Renjun layak untuk hidup bersama kekasih tercintanya. Yuta sudah tak memiliki kuasa menahan sang buah hati untuk lebih lama di sisinya. Kini langkah terakhirnya untuk mengantarkan sang buah hati, pada jalan kehidupan selanjutnya, yaitu pernikahan.

Pintu terbuka, menampilkan karpet merah membentang hingga ke atas altar pernikahan. Di depan sana sosok gagah telah menanti dengan tuxedo putih yang membalut tubuh kokohnya. Lantas Yuta tatap sang buah hati yang irisnya nampak memancarkan kebahagiaan. Sepasang kelam hazel yang kini nampak berbinar layaknya cermin yang diterpa cahaya.

“Baba ...” ujarnya dengan suara bergetar karena haru luar biasa merayap pada hatinya. “Ayo nak” ujar Yuta lembut, mengantarkan langkah keduanya masuk ke dalam. Berjalan di sepanjang hamparan karpet merah membentang.

Pernikahan sederhana, tak banyak diketahui orang-orang. Di hadiri oleh sebagian besar keluarga Renjun, kawan-kawan Renjun, seperti Haechan, Felix, Han Jisung, dan Chenle. Sedangkan pihak Jeno yang hanya di dampingi oleh kedua orang tuanya. Meski nampak sederhana, kehangatan acara pernikahan terasa begitu kental. Cinta keduanya yang besar, terasa merasuk pada para hadirin yang datang di acara itu.

Haechan bahkan masih tak menyangka saat Renjun mengatakan bahwa ia akan menikah di tengah-tengah pendidikan mereka yang hampir menyentuh masa akhir. Yang lebih membuat terkejut adalah, saat Renjun mengatakan bahwa Jenolah yang akan menikah dengannya, dan pernikahan diadakan secara tertutup. Renjun menceritakan kronologi yang terjadi mengenai pernikahannya, juga keluarga Jeno, yang membuat pernikahan ini terkesan sembunyi-sembunyi.

Haechan, dan kawan-kawannya berpikir, hubungan Renjun, dan Jeno selama ini bukanlah hubungan yang serius. Namun ternyata pada akhirnya mereka berakhir bersama. Haechan turut bahagia atas keputusan yang kawannya ambil. Jika memang ini merupakan hal yang baik, maka Haechan, dan yang lainnya akan mendukung langkah Renjun untuk menjemput kebahagiaannya.

VIAGGIO D'AMORE - NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang