Prolog

234 28 0
                                    

Awal kuliah buat masalah. Siap salah!

Happy Reading :)

"Bujuk buset! Telat geblek!" Salsa lari kilat dan membuka pintu kamar kosnya. Ia melejit menuju motor dan mengendarainya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Mendapat kos yang lumayan jauh dari kampus memang apes. Bukannya Salsa tidak mencari kos dari jauh-jauh hari. Namun, para makelar brengsek yang memasang harga setinggi langit membuatnya kesal. Terpaksa ia menerima kos murah di H-1 acara awal maba walaupun jaraknya lumayan jauh.

Traffic light menunjukkan angka 72 detik. Matanya melirik ke atas dengan sedikit keringat membanjiri dahinya.

Anjir ini bisa gua tabrak aja kagak sih? Rasa-rasanya Salsa ingin menabrak motor-motor di depannya. Namun, masih banyak film Disney yang harus ia tonton. Salsa tidak mau mati muda. Minimal kalau mati muda sudah hafal 30 juz Al-Qur'an kata Mama.

Belum selesai sampai situ saja. Salsa harus pusing mencari Gedung Serba Guna yang menjadi tempat Gathering Maba jurusannya. Belok kiri arah hutan, belok kanan jurang. Astaga ini sebenarnya lokasi kampus atau medan latihan penyamaran militer sih? Bahaya semua.

Salsa memilih untuk putar balik saja. Ia berhenti sejenak di sebelah makam-makam besar Cina. Untung pagi hari, coba kalau malam hari. Salsa pasti bisa mati di depan makam itu karena ketakutan.

Google Maps kembali menunjukkan jalan pintas. Namun, jalan itu malah masuk ke area perkebunan orang yang membuat Salsa menyumpah serapahi siapapun yang ia ingat. Bahkan sahabatnya yang bernama Ona ikut disumpah serapahi. Sebab ia berangkat duluan dan meninggalkannya. Udah begitu boncengan sama pacarnya pula. Awas saja, nanti Salsa laporkan pada Rena-sahabatnya yang lain, supaya dipecat jadi sahabat.

Tidak sampai di situ saja. Salsa baru ingat bahwa kampas remnya sudah halus. Jalan menurun yang berkelok-kelok sukses membuatnya panas dingin. Sudah menggunakan rem depan, namun motornya tak kunjung berhenti dan nahas, seorang lelaki sedang jongkok di pinggir jalan bersama temannya ia tabrak. Es cendol yang tengah lelaki itu minum tumpah bersamaan dengan Salsa yang terjatuh di semak-semak.

"Astaga! Ada saja gangguan untuk minum barang sebentar! Kamu kalau tidak bisa mengendarai motor, jalan kaki saja!"

Punggung Salsa yang berasa ditimpa megalodon terasa sakit sekali. Motor nmaxnya menindih tubuh mungilnya.

"Kak tolongin. Sakit, Kak." Ia merintih meminta pertolongan. Dengan wajah jutek bin cuek, lelaki pemilik cendol tumpah itu membantu Salsa mengangkat motor yang menimpa dirinya.

"Besok-besok mending jalan kaki saja kalau belum bisa naik motor! Saya tidak mau tau, kamu harus ganti cendol saya lima cup sekarang!"

Salsa berdiri dan membersihkan tangannya dari pasir. Ia tidak terluka, tapi punggungnya sakit sekali. "Buset Kak, cari cendol di mana? Ini udah mepet, mau ada acara gath Maba. Kalau telat nggak boleh masuk nanti."

"Itu deritamu."

"Ya ampun. Roro Jonggrang aja ngasih waktu Bandung Bondowoso satu malam buat bikinin dia candi. Ini Kakak udah ngalah-ngalahin Roro Jonggrang minta cariin cendol saat ini juga?!Huh!" Salsa mendengkus kesal.

Tampak teman lelaki itu tertawa sambil menepuk pundak si lelaki. "Udah, Bro, kasihan habis jatuh ketimpa motor. Timbang cendol doang, ikhlasin aja."

Lelaki itu membersihkan jaketnya yang kena tumpahan es cendol. Lalu menatap Salsa dari ujung kepala sampai kaki. "Kamu Maba?" pertanyaan itu terlontar dari bibirnya.

"Iya, Kak."

"Saya kira tante-tante. Habis mekap kamu menor sekali, hapus!"

Perkataan lelaki itu sukses menohok hati dan relung jiwa Salsa. Seenak dengkul mengatainya tante-tante. Ya, walaupun terkadang dia pengin jadi ani-ani simpanan duda kaya. Tapi, tetap saja Salsa kesal mendengarnya.

"Kak! Bisa nggak sih jangan ngatain saya tante-tante? Saya masih delapan belas tahun! Udah ah, males ganti cendol! Bye! Oh ya, saya juga nggak mau hapus mekap, emang Kakak siapa saya nyuruh-nyuruh?!" Salsa kembali menaiki motornya dan berlalu dari dua lelaki itu.

"WOI! BALIK TIDAK KAMU?! GANTI DULU CENDOL SAYA!" teriakan lelaki itu tak dihiraukan oleh Salsa.

Acara gathering Mabanya lebih penting ketimbang mengganti cendol orang.

"Udah. Siska udah nelpon aku nih." Temannya menenangkan lelaki bernama Sagara tersebut.

*****

Bersambung...

Salsa Maurelya Putri [Salsa]

Visi :Menjadi pribadi yang hemat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Visi :
Menjadi pribadi yang hemat

Misi :
Mengejar cinta Kak Satria sampai dapat

Mahasiswa Baru Politeknik Guna Dharma
Jurusan : Akuntansi
Program Studi : D4 - Analisis Keuangan
Alasan masuk Akuntansi : Mengejar cinta Kak Satria
Kelebihan : Buat es teh
Kekurangan : Nggak tau, tapi kayaknya banyak. Karena kesempurnaan hanya milik Tuhan
Prestasi : Juara 1 Lomba makan kerupuk, juara 1 lomba pukul air dan menjuarai banyak lomba 17 Agustus lainnya

Motor Hidup :

Siap menjadi manusia yang berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan Mama Papa.

Terima Kasih🙏

***

Analisweet adalah Spin off Regal & Rena. Menceritakan tentang Maba Analis Keuangan (Salsa) dan kisahnya mengejar cinta kakak kelasnya dulu waktu SMK tapi malah kejebak sama tuntutan dosen ribet yang buat dia nggak leluasa ngejar cintanya.

Cerita ini bisa dibaca terpisah. Nggak harus baca Regal & Rena dulu. Memang lebih maju dari Regal & Rena. Udh tumpah ruah ide ini soalnya, greget klo ga kurealisasikan dalam bentuk tulisan.

Regal & Rena
(Guru les galak & Anak bungsu gemes kesayangan)

Analisweet
(Dosen galak & Cegil)

Terima kasih🙏

Analisweet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang