Menurut Wikipedia, Ikan teri merupakan salah satu jenis boga bahari yang umum ditemukan di kawasan pinggir pantai Samudera Atlantik, Hindia, dan Pasifik, serta dikategorikan sebagai ikan berminyak. Ikan ini berasal dari famili Engraulidae, yang terdiri dari ikan dengan ukuran antara 2 cm hingga 40 cm tergantung spesiesnya.
Pukul setengah satu siang hari ini, di hari kedua pkkmb atau bisa disebut ospek, Salsa sudah berubah menjadi ikan teri yang diasinkan di tengah-tengah lapangan oleh kakak-kakak BEM menyebalkan. Berpayung sprei yang dibentangkan oleh salah satu maba, Salsa berlindung. Beruntung sekali Salsa kebagian naungan sprei tersebut.
Tapi tetap saja rasanya panas dan engap di tengah kerumunan ribuan maba dengan menonton penampilan dari UKM. Percuma saja, Salsa tidak kelihatan. Payung polkadot dan jejeran sajadah menutupi pandangannya. Tidak ada panggung pula.
Kalau kata Ona, tetap semangat, siapa suruh kuliah di sini.
Jika Universitas lain menggunakan kertas warna warni untuk papermob, berbeda dengan Politeknik Guna Dharma yang menggunakan, totebag, sprei, terpal, payung, kertas, kalender, dan alat pelindung panas lainnya. Polinama anti fomo. Padahal memang tidak ada papermob sih.
“Wah ancrit, Semarang mataharinya sepuluh ancrit!” keluh Salsa.
“Jangan lupa join-”
“Kalau nanti saya bilang-”
“Terima kasih!”
Salsa dan Ona sudah tidak menggubris pertunjukkan di depan. Mereka duduk bersebelahan. Kebetulan mereka satu gugus dan satu kelompok. Alhasil, selama tiga hari Ona menginap di kos Salsa. Sebab rumah mereka jauh dari kampus, walau masih satu kota. Sementara Naresh ada di gugus yang sama namun kelompok satu, jauh sekali.
“Pengin pingsan tapi masih kerasa bugar. Tonjok aku dong, Sa,” minta Ona yang sudah tidak kuat dengan kepanasan ini. Tapi dia masih sehat wal afiat.
Di tenda KSR juga sudah banyak sekali maba yang pingsan bahkan sesak napas. Namun kegiatan masih tetap berjalan dengan Presiden Mahasiswa yang santai sekali berdiri di bawah pohon.
Di tengah-tengah penampilan UKM. Darah mengalir dari hidung Salsa banyak sekali.
“Sa! Hidungmu! Mimisan!”
Salsa mendongak dan si pemilik sprei membuka spreinya. Salah satu teman satu kelompok segera memanggil KSR.
“WOI KSR WOI! MIMISAN WOIIII! PANAS JANCOKKK!” teriak cowok di kelompok tersebut.
Mendengar teriakan dari lelaki itu. Seluruh maba menyoraki panitia. Tetap saja sejak awal disoraki panitia tetap menjemur maba walau sudah banyak yang pingsan.
KSR membawa Salsa yang memang sudah lemas dengan hidung dan telapak tangan penuh darah. Belum sampai tenda di belakang. Gadis itu ambruk dan membuat petugas lelaki KSR segera berteriak pada temannya untuk membawakan tandu.
Raut wajah khawatir Ona ia tunjukkan sangat jelas. Bahkan matanya berkaca, ia ingin menemani Salsa. Tapi pembimbing kelompok tak memberikan izin dan berujung Ona kembali duduk sambil mengelap air matanya. Bagaimana pun Ona sangat menyayangi sahabatnya. Rena, Salsa, Naresh. Semua berharga bagi Ona.
KSR tidak membawa Salsa ke tenda. Ia membawa gadis itu ke poliklinik sebab wajah Salsa mendadak pucat sekali seperti mayat hidup. Mereka dengan cepat membawanya ke sana. Pertolongan diberikan kepada Salsa.
Salsa punya banyak riwayat penyakit. Mulai dari asma, asam lambung dan imun tubuh yang rendah. Gadis itu walaupun rada sengklek, tapi langganan pingsan. Saat kelas sepuluh Rena dan Ona sering sekali menangis sambil berdiri ketika upacara karena Salsa pingsan berkali-kali. Padahal setelah pingsan Salsa kembali mereog lagi seakan dia tak pernah merasakan sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Analisweet
FanfictionKeputusan Salsa sudah bulat dengan masuk ke jurusan Akuntansi prodi Analisis Keuangan untuk mengejar cintanya. Kakak kelas yang sekarang menjadi kakak tingkatnya membuat Salsa semakin maju tak gentar untuk meraih hati doi. Namun, niatnya untuk menda...