²³.

98 9 0
                                    

Bab: 23

alvikar sedang menuju lokasi yang ditinggali oleh jiana, ia akan menjemput gadis itu hari ini juga

sedangkan jiana, dia sudah berpakaian rapih tinggal menunggu alvikar menjemputnya kesini meski dia masih betah karena nenek luina yang ramah dan baik hati

tapi kalau jiana masih menginap takutnya akan seenaknya di rumah orang lain

lo beneran pulang?" tanya gilang, jiana mengganguk sebagai jawaban

gue kira lo bakal lebih lama di sini"

ga baik kalo lama lama" jawab jiana

kapan kesini lagi?" tanya luina sedih, gadis itu jadi ikut sedih melihat wajah nenek luina

nanti jiana kesini, tapi gatau kapan nanti di usahain ya" balasnya sembari tersenyum

kalo kamu ga pasti datang kesini, kasih tau nenek rumah kamu dimana?"

rumah jiana lumayan jauh si dari sini, dan jia juga ga tau sih di mana alamat nya soalnya buta maps, hehe"balasnya bohong, jika saja dia mengatakan alamat aslinya takutnya gilang malah berkunjung masalahnya di rumah pasti selalu ada alvikar takutnya cowo itu mengusir gilang kan tidak enak

nanti main ke sini, nenek jadi kangen nih meski jiana belum pulang juga"

gue juga minta lo mampir ke sini kalo ada waktu" ucap gilang, jiana tersenyum sembari menggangukan kepalanya

iya siap"

maaf bu mengganggu, itu didepan ada yang mau jemput jiana katanya"

suruh masuk"

bi rina mengganguk sebagai jawaban, ia langsung kembali lagi ke luar rumah menyuruh orang itu agar masuk ke dalam

jiana menoleh saat orang itu sudah ada di hadapannya, gadis itu bersikap dingin begitu juga sebaliknya

kalau gitu saya permisi lagi, mari!" pamitnya sedikit membungkukkan badan nya

cowo bernama alvikar itu segera salim pada wanita paruh baya itu sedangkan pada gilang ia hanya tersenyum itu pun terpaksa melakukan nya

bu, makasih banyak ya udah jaga jiana" ucap alvikar dengan senyuman tulusnya

iya sama sama, kamu ini abangnya jiana kan?" tanya luina, alvikar menggelengkan kepalanya

bukan, saya pacarnya" luina sedikit terkejut dengan ucapan itu, padahal ia sudah berharap jiana dengan cucunya, gilang.

saya kira jiana single karena ga pernah cerita" balas luina, alvikar tertawa kecil sebagai respon

ini saya beli sesuatu, sebagai bentuk makasih" ucapnya mengalihkan topik

saya ikhlas bantu jiana, kamu ga usah repot-repot beri saya itu" balasnya

bener kita ikhlas ko" sambung gilang

tolong terima" pinta alvikar pada mereka

ini alvi bawain sesuatu, jiana minta di terima dong kita juga ikhlas ngasih ini" bujuk jiana pada mereka, luina menghela nafas berat lalu menerima totebag dari tangan alvikar

makasih banyak ya"

alvikar mengganguk sebagai jawaban

jiana nenek kira kamu belum punya pacar, padahal di liat liat kamu cocok sama cucu saya" balasnya dengan raut wajah yang terlihat sedih sekali, alvikar diam sembari menatap mereka

nek, ga boleh ngomong gitu, ada pacarnya" tegur gilang tak enak

maaf ya, tapi ini menurut pendapat saya kalo jiana udah saya harapin buat jadi menantu" sambungnya, disisi lain jiana sudah tak nyaman dengan keadaan tegang ini

possessive my love >on GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang