"UGHHH" Dia menghela nafas kasar. Tubuh lemah itu berusaha bangkit dari posisi berbaring.
"Wake up, loser. It's time to breakfast"
Sekali lagi dia mendapat kejutan. Suara yang datang dari sampingnya mengagetkannya, mengenakan pakaian pelayan, wanita itu hanya menunjukkan wajah dingin ke arah Jimin.
Dia melihat tubuhnya terlebih dahulu sebelum menghela nafas panjang. Masih dengan pakaian kemarin, dia yakin pria itu sudah tidak berhubungan seks dengannya lagi.
Selimutnya dibalik. Kalaupun ada noda darah kan?Terdengar suara pelayan itu mendengkur dengan keras, selimut yang dipegang Jimin direnggut dengan kasar.
"There is nothing here! You dirty whore! Can you hurry up! You wasting my time here!" Pembantu keturunan campuran Amerika itu berteriak.
Tidak ada angin, tidak ada badai, tiba-tiba ia hanya berteriak ke arah Jimin dengan keras.Tanpa banyak bertanya, Jimin mulai meninggalkan ruangan dengan tergesa-gesa. Dia juga bertanya-tanya mengapa pelayan itu bersikap kasar padanya.
Apa yang salah dengan dia?
"Ah, tunggu sebentar!"
Teriakan kecil Jimin saat membuka pintu, wajah asisten setia Jungkook sudah ada di depan. Entah berapa lama pria itu berdiri di depan pintu. Mingyu tersenyum kecil.
"Tuan Jeon memanggilmu untuk sarapan" ucap Mingyu lembut.
Jimin tersenyum canggung sambil menganggukkan kepalanya.
"Ikuti aku"
Mingyu mulai berjalan sedikit ke depan untuk memudahkan Jimin mengikuti langkahnya. Tepat di depan meja makan besar. Sinar pagi jelas terpancar dari wajah tampan Jeon Jungkook yang sangat menggoda.Sangat sempurna sekali.
Jimin menggigit bibirnya dengan gugup saat Mingyu mulai membisikkan sesuatu di telinga Jungkook.
Apa yang dibicarakan pria itu? Apakah ini tentang dia?
Jungkook menggebrak meja dengan keras. Wajahnya mulai memerah.
"Beraninya dia bersikap kasar pada babyboy ku! Bawa dia ke penjara sekarang!" Jungkook menunjuk tegas ke arah Mingyu.
Mingyu mengangguk paham, penjara yang dimaksud Jungkook bukanlah penjara di kantor polisi. Namun penjara ini khusus disiapkan oleh Jeon Jungkook untuk karyawan yang tidak mematuhi perintah atau melakukan sesuatu yang tidak disukainya akan dikurung selama 1 bulan.
Setelah Mingyu pergi untuk melakukan tugas yang diperintahkan tuannya, Jungkook memanggil Jimin untuk duduk di sebelahnya.
"Duduklah disini, sayang" perintah Jungkook.
Jimin ragu-ragu duduk di sebelah Jungkook. Jimin memakan roti telur berisi bacon, matanya menatap ke arah Jungkook sebelum fokus makan saat mata mereka bertemu.
Jungkook sedikit mencicit. "Aku tidak memakanmu kemarin. Bagaimana kalau kita lakukan malam ini?"
Makanan yang dikunyahnya hampir tergagap saat Jungkook mengucapkan kata-kata itu.
"Aku bukan pelacur-"
"kata-kata kosong" sela Jungkook cepat.
Wajah cantik Jimin menatapnya dengan sinis. Terkadang sifat buruk bisa ditutupi oleh kecantikan seorang pria.
"Makan cepat" desaknya.
Jimin menyelesaikan sarapannya dengan meminum latte yang tersedia di meja.
Baru saja bangun dari duduk. Tiba-tiba Jungkook mengangkat tubuh Jimin ala bridal style. Jimin menjerit kecil, tangannya melingkari leher pria itu agar dirinya tidak terjatuh.
Tangga dinaiki.
"A-apa yang ingin kau lakukan?!" Jimin meronta-ronta dalam pelukan Jungkook.
Jungkook menunjukkan wajah kejamnya. "Duduk diam sebelum aku menjatuhkanmu"
Secara drastis, Jimin tetap diam.
Pintu kamar terbuka lalu ditutup.Jungkook melempar Jimin ke tempat tidur. Senyuman sinis terukir, dasinya mengendur.
Sementara Jimin mulai ketakutan seolah memohon agar dia tidak diperkosa.
"Je-jebal tuan lepaskan!"
Jimin gemetar memohon, tangan Jungkook yang gatal mulai menyentuh paha mulus Jimin, membelainya dari bawah hingga atas."lembut" puji Jungkook dengan senyum nakalnya, tangannya bergerak membuka celana Jimin.
Jimin memejamkan matanya dan pasrah dengan kelakuan Jungkook. Ia tidak sempat menurunkan celana Jimin, ketukan pintu dari Mingyu mengganggu pekerjaannya.
"Aish shibal!" Keluh Jungkook kasar.
Jimin menghela nafas lega saat melihat Jungkook meninggalkan kamar.
"Maaf mengganggumu, Hanna ingin bertemu denganmu" ucap Mingyu.
Jungkook mendengus kasar, apa yang diinginkan pelayan itu? tidak bisakah dia hanya duduk diam di penjara tanpa mengganggu orang lain?
Kaki menuruni tangga menuju penjara, dan Mingyu juga mengikuti langkah tuannya.
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Boy 18+
RomanceSorot mata pria itu membuat Jimin tidak nyaman. Pria itu hanya duduk diam di sofa dengan menyilangkan kaki. Dua kancing teratas kemeja yang dikenakan pria itu sudah terlepas. Rambutnya yang sedikit berantakan disisir. Menyoroti ketampanan pria bern...