Warning : 🔞
MATANYA terasa berat saat dia membuka mata. Dia berkedip saat penglihatannya menjadi lebih jelas, memandang sekeliling ruangan kamar yang besar.
Bukankah ini kamar Jeon Jungkook?
Bahu Jimin merosot dan ia terkejut saat sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang. Telinga ditiup secara sensual.
"Arhh"
Tubuh Jimin dibaringkan secara drastis. Dia ditindih oleh Jungkook, pria itu menyeringai sinis di bibirnya. Pipi tembem Jimin dibelai lembut.
"Coba lari dariku ya?"
Jimin menggigit bibirnya. Jarak antara dirinya dan Jungkook begitu dekat hingga nafas mereka yang saling bersaing pun bisa terasa.
Jungkook mencicit sinis.
Kemeja yang dipakai Jimin ditarik dengan kuat, teriak lelaki kecil itu. Kemeja robek itu dilempar ke bawah. Kini dengan setengah bugil Jimin mampu membuat nafsu Jungkook bangkit.
Jimin menutupi kedua puting pink itu dengan kedua tangannya. Tatapannya tertunduk tak nyaman dengan tatapan penuh nafsu Jungkook pada tubuhnya.
Jungkook menyeringai saat wajah Jimin memerah. Dia mengambil wine merah yang diletakkan di atas meja kecil.
"Minum ini" Jungkook langsung menyerahkannya pada Jimin.
Jimin dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dia adalah tipe orang yang mudah mabuk meski wine yang dia minum hanya beberapa teguk. Dia bukan penggemar alkohol, jadi dia tidak terbiasa meminum minuman keras semacam itu.
Jungkook memutar bola matanya. "Oh come on, minum saja."
Jimin menggelengkan kepalanya. "tak mau!"
Jungkook terkekeh sinis. Matanya mencerlung tajam ke arah Jimin.
"Kalau begitu, aku akan menyuruh Mingyu untuk membakar toko kelontong tempatmu bekerja. Bahkan temanmu J-" kata-kata itu terpotong saat Jimin membentaknya.
"Baiklah, aku minum!" Jimin akhirnya setuju untuk minum.
Dia ragu-ragu meraih segelas wine merah. Dia menyesap wine perlahan. Tanpa sadar, Jungkook nyengir dalam diam.
Tidak lama kemudian, wine merah mulai mempengaruhi Jimin. Ia terbaring lemah, tubuhnya pun menggeliat mencari sesuatu. Apalagi junior kecil Jimin sudah tegang.
"Nghh.. panas sekali..." Jungkook mendengar erangannya yang terdengar seperti desahan lucu.
Tangan kecil Jimin mulai menarik celana yang dikenakannya tanpa ia sadari efek obat yang telah diisi minuman oleh Jungkook tadi.
Jungkook menjilat bibirnya. Tatapan penuh nafsu dilemparkan ke arah Jimin yang telanjang di depannya.
"Are you horny babyboy?"
Tangan kekar Jungkook mulai menyentuh dan membelai kulit halus Jimin secara sensual. Suasana hati Jimin sedang tidak bagus. Yang dia inginkan sekarang adalah sentuhan intim pada tubuhnya.
Jungkook mulai menanamkan ciuman lembut di perut dengan tangannya yang memegang junior kecil pria itu.
"Nghhhh... Jung...."
Desahan demi desahan keluar dari bibir Jimin. Mendapat sentuhan dari Jungkook menjadi sebuah berkah baginya yang sedang berada di bawah pengaruh obat perangsang.
Jungkook bertindak mencium lehernya, menghisapnya dengan lembut lalu menggigitnya dengan lembut hingga meninggalkan bekas.
Celana dan kemejanya dilepas dan dibuang ke lantai. Dia mencium Jimin lagi, kali ini dia menggigit bibir pria itu dengan kasar. Dua jari langsung dimasukkan ke dalam lubang pantat Jimin.
Ruangan itu menjadi saksi tindakan keji Jungkook terhadap orang suci Park Jimin. Sentuhan mesra itu berlangsung hingga Jungkook puas menggarap tubuh mungil Jimin.
"Call me daddy... Baby..."
"Da-daddyyhhh..."
"More...."
Dia menghujam lubang itu dengan kasar sampai cairan putih itu menyembur ke dalam. Dan hal itu tentu memberikan kepuasan bagi sang pria, namun tidak bagi Park Jimin.
Bagaimana reaksi Jimin saat terbangun dari efek obat itu?
TO BE CONTINUED
NEXT PART JUGA ADA 🔞 BOLEH SKIP JIKA TIDAK SUKA PART ITU
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Boy 18+
RomanceSorot mata pria itu membuat Jimin tidak nyaman. Pria itu hanya duduk diam di sofa dengan menyilangkan kaki. Dua kancing teratas kemeja yang dikenakan pria itu sudah terlepas. Rambutnya yang sedikit berantakan disisir. Menyoroti ketampanan pria bern...