PUNGGUNG berlabuh di sofa, kaki disilangkan. Tatapan tajam diberikan pada Sehun yang suka membuat onar dengannya.
"Tidak ada yang mengajakmu kesini, kalau tidak ada apa-apa lo bisa berambus sekarang" ucap Jungkook dingin, senyumannya tidak terpatri sama sekali. Tegang saja wajahnya.
Sehun terkekeh. "Yah, kau tidak ingin aku datang karena Park Jimin, kan?" ucap Sehun sinis, sengaja ingin memprovokasi Jungkook.
Ekspresi Jungkook terus berubah saat mendengarnya. "Jimin tidak ada kaitan denganmu, dia milik aku" desak Jungkook.
Sehun bergumam, memberikan tatapan mengejek pada Jungkook. "Ahh begitu ba.. Sejauh yang aku tahu... Loh tidak mudah tertarik pada pria mana pun, tapi sekarang? Sudah berapa lama dia tinggal sama kau-"
"Itu bukan urusanmu untuk mengetahui, Sehunssi"
Sehun memutar matanya ketika kata-katanya terputus.
"Kalau kau bosan, kau bisa memberikan Jimin kepadaku saja," ucap Sehun sinis.
Jungkook terkekeh sinis. "Jangan bermimpi loh bisa menyentuhnya, tidak ada yang bisa mendapatkannya dariku" ucap Jungkook sambil menunjukkan senyum sinis.
Kali ini Sehun tertawa lebar. "Yah, kau tahu Kim Taehyung. Mantannya mungkin akan mendapatkannya kembali, Jeykey. Jangan terlalu bersenang-senang"
Jungkook sedikit mencicit. Mengambil kembali? Bullshit
"Bahkan dia tidak bisa membayar hutangku, dia ingin merampas hakku? Cih"
Sebatang rokok dikeluarkan, korek api menyala. Dihirup lalu dihembuskan asap rokok ke udara. Kata-kata Sehun langsung tak masuk akal.
Sehun mulai bangkit dari duduknya. "Ikuti aja, mungkin selain aku. Ada musuh lain yang dekat denganmu. So behave Jeon Jungkook"
Senyuman sinis terukir sebelum dia beranjak keluar menuju mansionnya.
Rahang terkatup rapat. Tangan sudah mulai mengepal. "Ingat dia bisa mendapatkan Jimin huh? Jangan haraplah!" bentak hati Jungkook.
###
"AMBIL ini" Jimin sedikit tersentak saat Mingyu tiba-tiba meletakkan obat pil beserta segelas air mineral di atas meja.
Lalu Jimin mengangkat wajahnya menatap wajah Mingyu yang tersenyum ramah padanya.
"Jangan khawatir, ni obat panadol. Kau kelihatan seperti orang sakit aku melihatmu" kata Mingyu.
Jimin mengangguk sedikit dengan senyum canggung di bibirnya. "Oh ya.."
Belum sempat Jimin meminum pilnya, tiba-tiba pintu kamarnya dibuka oleh seseorang dengan kasar.
"Keluar" arah Jungkook dingin.
Mingyu membungkuk pada tuannya seperti biasa sebelum meninggalkan ruangan. Jungkook menutup pintu kamar dengan kasar dan menguncinya. Tidak ada gangguan.
Ia melangkah mendekati Jimin. Sedangkan Jimin mulai merinding saat melihat Jungkook mendekatinya.
"Ikuti aku!" Lengan Jimin ditarik kasar dan dibawa ke kamar mandi. Tubuhnya terbanting ke permukaan dinding.
"Argh" desis Jimin kesakitan. Jungkook meletakkan tangan sebelah ke atas kepala Jimin.
"Aku butuh bantuan darimu" ujar Jungkook dingin.
"Ahh.. um bantuan? Apa"
"Bantuanmu dengan ini" Tangan Jungkook segera menggenggam punggung Jimin. Jimin kaget mendengarnya.
De-dengan apa?! Itu gila! Baru semalam kita melakukannya. Ini sudah keterlaluan.
"Hentikan... Tuan Jeon..."
Jungkook menarik celana Jimin, Jimin coba mendorong tangan Jungkook tapi ia langsung tak mengendahkan.
"Aku bilang hentikan!" Teriak Jimin, mendorong kuat pada dada bidang Jungkook.
Jungkook tersentak dengan kelakuan Jimin. "Apa kau.."
"Tuan–"
CHUP!
Sebelum Jimin bisa mengatakan apa pun, bibirnya dicium dengan rakus. Jimin mengerang saat lidah Jungkook memasuki mulutnya.
Setelah 3 menit mereka berciuman. Akhirnya Jungkook melepaskan ciumannya. Nafas Jimin mulai tak beraturan karena tiba-tiba bibirnya dilahap.
Jungkook meraih dagu Jimin. "Ini peringatan terakhirmu. Jangan melawan permintaanku jika aku menginginkan sesuatu kamu harus melakukannya juga" bisiknya sinis.
"Arraseo?"
TO BE CONTINUED
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Boy 18+
RomanceSorot mata pria itu membuat Jimin tidak nyaman. Pria itu hanya duduk diam di sofa dengan menyilangkan kaki. Dua kancing teratas kemeja yang dikenakan pria itu sudah terlepas. Rambutnya yang sedikit berantakan disisir. Menyoroti ketampanan pria bern...