Saat dia menoleh ke arah dapur ternyata orang yang bergumam tadi sudah berdiri di depannya, dengan ketakutan dia menjelaskan "sa-saya tidak sengaja mendengar anda berbicara tadi, bukan dengan sengaja ingin mendengarkannya apalagi sengaja mengikuti anda" Keira yang mendengar itu terkejut. Dia saja sudah cukup terkejut melihat anak sambungnya itu ke dapur tengah malam, awalnya dia pikir dia ketahuan jika mencuri buah, ah... Diakan sekarang nyonya rumah jadi bukan mencuri hanya makan diam diam. Tapi saat dia menoleh ternyata anak sambungnya itu sedang melamun di depan pintu
"Kau lapar?" Dari pada memperdulikan kalimat panjang anak kecil itu Keira lebih memilih menanyakan tujuan anak sambungnya itu. Keira pikir anak itu akan mencari alasan tetapi di luar dugaan anak itu malah mengangguk *hah...putra tunggal seorang Duke kelaparan hingga mencari makanan ke dapur di malam hari?* Keira mengira ngira sendiri alasannya. Tapi segera dia menarik anaknya itu masuk ke dapur dan mendudukkannya di kursi tempat ia duduk tadi dan dia langsung mengambilkan roti dan selai yang dia tahu tempatnya, untuk makanan yang lain dia memang tidak bertanya tadi, takut pelayan itu curiga. Setelah mengoleskan selai pada roti, Keira segera memberikan pada anaknya "kenapa kau bisa kelaparan?" Keira bertanya sambil mengulurkan roti padanya
Leonardo yang mendengar itu menatap Keira sebelum mengambil roti dan menjawab " tapi bisakah anda merahasiakan ini juga?" Keira mengangguk sebagai jawaban. Melihat istri ayahnya mengangguk Leonardo kemudian menjelaskan " tadi saat makan malam ayah mencari anda karena anda tidak datang, lalu pelayan mengatakan anda kelelahan dan ayah marah karena anda karena sampai kelelahan di luar pengawasannya" Keira mendengar itu sedikit terkejut "lalu?" Leonardo sedikit ragu untuk melanjutkannya, tapi tatapan Keira yang mencoba meyakinkannya " kemudian ayah pergi sebelum menyentuh makanan jadi saya juga pergi walau masih belum kenyang" Leonardo menyelesaikan ceritanya, Keira menyuruhnya untuk memakan roti tersebut dan dia menurut.
Sambil memperhatikan anaknya yang sedang memakan roti Keira mengumpat i Duke erzy dalam hati * dasar cowok brengsek, kalau dia tidak peduli padaku yang ada di tubuh putri Alana aku bisa mewajari nya. Tapi ini pada anaknya sendiri, untuk apa dia mengambil hak asuh Leonardo jika hanya menyia nyiakan anak kecil ini, apa dia tidak tahu betapa dalamnya luka akibat keluarga yang sangat di sayangi* Keira mengusap kepala Leonardo dan tanpa sadar dia berkata "apa kau mau memanggilku ibu?"
Leonardo yang mendengar itu hampir tersedak roti yang ada di mulutnya, Keira melihat itu khawatir dan reflek mengelus punggung anak itu, "pelan pelan saja aku tidak akan memintanya" ucap Keira menenangkan, Leonardo menatap ke arah Keira dengan serius "apa anda serius?" Mendengar Leonardo bertanya seperti itu, Keira sedikit bingung "ya?"
"Apa anda serius bilang bahwa saya boleh memanggil anda ibu?" Leonardo bertanya kembali dengan lebih jelas. Mendengar itu Keira sadar dia tidak bicara dalam hati. Keira tersenyum kemudian mengangguk, sambil mengusap kepala Leonardo dia berkata "tentu saja bukan kah aku menikah dengan ayahmu, jadi secara hukum aku adalah ibu sambung mu" mendengar itu Leonardo berkaca kaca dan berhambur ke pelukan Keira, Keira yang di peluk tiba tiba hampir saja terjatuh ke belakang namun dengan sigap dia menyeimbangkan kembali tubuhnya
Leonardo menangis dan berkata "anda tidak boleh menarik kata kata anda, anda juga tidak boleh lupa jika anda mengizinkan saya memanggil anda ibu" Leonardo mengatakan itu dengan sesenggukan. Keira mengusap punggung anak itu untuk menenangkannya, "tidak, aku tidak akan lupa dan tidak akan menarik kata-kata itu." Keira sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap anak laki laki itu " jadi....coba panggil aku dengan sebutan 'ibu' ". Leonardo mengusap air matanya dan menuruti Keira " ibu" kata kata itu keluar bersama air mata Leonardo yang semakin deras keluar, Leonardo memeluk Keira kembali sambil menangis dan memanggil kata ibu berulang kali "ibu...ibu, ibu, ibu, ibu aku akan memanggil ibu sebanyak yang ibu mau. Tapi jangan tinggalkan aku Bu...." Keira yang mendengar itu membalas pelukan erat Leonardo dan berkata "Leo kan anak kuat, jadi jangan menangis. kau harus tumbuh menjadi kesatria hebat dan melindungi ibu"
Leonardo mendengar namanya di panggil menatap ibu barunya "leo?" Keira mengangguk "iya seperti Leo yang memanggil ibu dengan sebutan ibu, ibu juga akan memanggil Leo dengan sebutan Leo, bagaimana?" Mendengar itu Leo mengangguk dengan antusias. Leo dan Keira saling berpelukan hingga lama sekali. Kemudian Keira mengantar anaknya kembali kamar karna dia merasa mereka sudah terlalu lama. Sebelum meninggalkan anaknya dia mengelus pucuk kepala anaknya itu dan berkata "Leo putra ibu, harus menjadi kuat agar bisa melindungi ibu. Tapi Leo juga harus bahagia mengerti?" Keira mengucapkan itu kemudian Leo menjawabnya dengan anggukan dan raut wajah yang amat bahagia. "Kalau begitu Leo harus tidur agar tidak mudah sakit mengerti?" Lagi lagi Leo mengangguk dan kemudian memeluk kaki keira sebentar dan berkata "aku menyayangi ibu" kemudian masuk kedalam kamarnya dan tidur.
Keira yang melihat pintu kamar Leo sudah tertutup segera kembali ke kamarnya sendiri untuk tidur, berkat buah dan pelukan dari si gemas Leo, Keira bisa tidur dengan nyaman. Sampai tak terasa hari mulai menjelang pagi.
Selama seminggu terakhir Keira berada di kastil Duke ini, Keira hanya melakukan kegiatan rutin yang berulang, pertama setelah sarapan pagi bersama dia akan berkeliling kastil dengan syarat dari Duke bahwa dia tidak boleh kelelahan lagi. Keira mengira bahwa Duke tidak ingin istrinya yang seorang putri kerajaan mati di dalam kastil nya. Kemudian dia akan makan siang bersama putranya, karna yang dia tahu Duke akan makan di ruang kerjanya saat siang. Kemudian tidur siang untuk mengembalikan kekuatan tubuhnya yang lelah. Dan malam setelah makan malam dia akan ke dapur untuk mengambil beberapa buah untuk di makan nanti bersama Leo.
Setelah kegiatan berkeliling kastil selesai, dan keira telah menghafal letak ruangan di kastil itu dia berencana mengambil alih urusan internal kastil. Tentu saja untuk jaga jaga jika suatu saat ada keadaan yang mengharuskan dia bercerai dengan Duke dia sudah punya pengalaman bekerja di dunia ini.
Disinilah Keira di kamarnya, di depan meja yang yang penuh buah segar dan berair. "Panggilkan kepala pelayan Hilton" Keira menyuruh pelayan yang menemani nya memanggil kepala pelayan itu. Hilton menghampiri Kiara dan menunduk sebentar tanda memberi salam "ada apa nyonya? Apakah pelayan yang saya tugaskan tidak bekerja dengan baik?" Hilton mengira nyonya nya akan memarahinya karena kesalahan pelayan. "Tidak, tidak seperti itu. Aku hanya merasa ....bukankah sudah terlalu lama bersantai?" Hilton tidak mengerti "ya nyonya?" Keira menatap Hilton "Hilton, ah haruskah aku memanggilmu paman Hilton?" Hilton menatap Keira sebentar dan menunduk kembali "tidak nyonya" . "Baiklah Hilton, aku disini sebagai nyonya bukan?" Kiera mengatakan itu, dan Hilton hanya mengangguk sebagai jawaban "jadi...aku ingin mengambil alih urusan internal kastil. Untuk menjalankan tugasku sebagai seorang duchess bukan kah aku tidak bisa bersantai seperti ini?" Hilton yang mendengar itu tertegun kemudian menjawab " saya akan menyiapkan ruang kerja anda nyonya, apakah ada lagi yang anda butuhkan?" Keira menggeleng dan Hilton pergi keluar meninggalkan ruangan itu, dia tengah lorong menuju ruang kerja duchess sebelumnya, Hilton berhenti sejenak "sepertinya.....putri Alana akan mengubah suasana suram kastil ini kembali hangat seperti sebelumnya" kemudian Hilton melanjutkan langkahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
the princess : broken story of the kastil
Historical Fictionmenceritakan Keira ananda gadis yang memiliki hidup yang menyedihkan. orang tua yang bercerai dan menelantarkannya memuat dia harus bekerja untuk biaya kuliahnya. untuk menghilangkan stres dia membaca sebuah novel yang masih naik daun. namun karna n...