Part 6

357 28 4
                                    

Balik lagiiii....

Selamat membaca semuaaaa .....>

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Kai tengah berdiri dengan jas yang tersampir di bahunya, lengan kemeja yang di gulung hingga siku dan kancing kemeja atasnya yang sudah dibuka. Kai terlihat sangat lelah namun tak menghilangkan sedikitpun ketampanannya. Sena menahan nafasnya saat menyadari kotak cake yang dibawa Kai di salah satu tangannya. Kai tersenyum tulus kepada Sena sambil mengangkat tinggi kotak kue itu, namun Sena hanya diam terpaku, terlalu terpesona dengan kehadiran Kai di tengah acara ini. Sena sungguh tak percaya kalau kai akan datang mengingat ini pestanya sudah hampir berakhir.

Sementara Kai menatap lembut pada gadis yang tengah terpaku menatapnya. Penampilan Sena malam ini benar-benar cantik. Dresh peach selutunya menimbulkan kesan feminin yang tak pernah Kai lihat selama ini, Sena terlalu cuek pada kecantikannya di balik baju kebesarannya atau tangtop santainya saat mereka bersama dulu. Tapi buat Kai apapun penampilan Sena, dia sudah berhasil mencuri hati Kai.

Kai berjalan menghampiri Sena yang masih diam terpaku di depannya tanpa berniat menghilangkan senyumannya pada gadis di depannya ini.

"Aku harap aku tidak terlalu terlambat. Maaf, aku ada rapat dadakan di kantor jadi baru bisa datang sekarang. Acara potong kuenya belum di mulai bukan?"tanya Kai meminta maaf pada Sena dan Sena tahu itu tulus. Sena selalu bisa menemukan jawabannya di mata coklat Kai.

"Bagaimana bisa kau.."

"Kai..."panggil Yura yang sudah berdiri di belakang Sena. Kai tersenyum saat kakak Chanyeol itu mendekat lalu mengambil cake yang tadinya ada di tangan Sena.

"Syukurlah kau datang cepat. Aku hampir saja menyuruh Chanyeol menyusulmu kalau kau tidak datang 15 menit lagi"

"Kau terlambat teman, tapi terimakasih sudah datang" Chanyeol yang entah dari mana datangnya sudah menepuk bahu Kai.

"Aku sudah berjanji, Hyung"kata Kai masih tersenyum membuat Sena kembali meneliti laki-laki tampan di depannya. Tidak, Sena tidak akan mengatakan kalau otak Kai sedang bermasalah, hanya saja Kai sepertinya memang benar-benar sudah bukan Kai yang dulu. Tentu saja dulu Kai tetap akan tersenyum seperti itu pada temannya, tidak pada Sena.

"KAIII!!!!"suara melengkin Naeun mengagetkan Sena. Naeun sudah berdiri di belakang Sena dengan nafas yang tidak beraturan. Ada kilatan marah di mata Naeun saat Sena melihatnya. Teriakan Naeun tidak hanya mengagetkan Sena tapi menarik perhatian semua tamu undangan. Sena menghampiri Naeun yang benar-benar sangat menyeramkan saat ini.

"Kau kenapa?"bisik Sena mencoba meredam emosi Naeun. Ah, Sena tahu. Kai-lah alasannya kenapa Naeun bereaksi seperti ini. Naeun pernah mengatakan pada Sena kalau dia akan membunuh Kai kalau Kai muncul di hadapannya. Sena yakin saat itu Naeun hanya emosi, tapi melihat keadaan saat ini, Sena berdegik ngeri.

"Minggir Sena!! Aku akan menghajar laki-laki itu untukmu!!"geram Naeun masih menatap Kai dengan marah.

"Ya Tuhan, Naeun!! Aku mohon jangan lakukan apapun yang bisa menyakiti dirimu dan bayi kita"bujuk Taemin yang masih memegangi Naeun dengan kuat. Naeun mengalihkan pandangannya dari Kai pada kekasihnya.

"Hah!! Sekarang kau membelanya oppa?? Kau membela laki-laki itu karena di sahabatmu kan? harusnya aku tahu kenapa kau tidak mau memberitahu kalau laki-laki itu sudah kembali!! Dia menyakiti sahabatku oppa dan aku tidak akan tinggal diam"bentak Naeun berhasil melepaskan pegangan Taemin lalu berlari kearah Kai membuat semua orang memekik kaget karena sekarang Naeun sudah menjabak rambut Kai.

Naeun mencubit dan memukul lengan Kai kuat untuk meluapkan emosinya, Naeun tahu pasti kalau ini keinginan anaknya untuk memukul Kai. Naeun tiba-tiba saja ingin memukul Kai. Suasana benar-benar kacau saat Yura dan Chanyeol mencoba melindungi Kai sedangkan Taemin sibuk menarik Naeun. Begitu juga dengan Sena yang mencoba menghentikan tangan Naeun yang sudah memukul Kai dengan ganas.

"Beraninya kau muncul lagi setelah membuat Sena patah hati. Setelah menyakit Sena!! Kau benar-benar bajingan Kim Kai!!!"bentak Naeun masih memukul badan Kai. Kai sama sekali tidak mengelak, hanya menerima pukulan, cubitan, cakaran dan jambakan dari sahabat Sena ini.

Dengan cepat Taemin menggendeong Naeun yang masih memukul Kai dengan brutal dan Sena dengan cepat menghalangi tubuh Kai dengan berdiri di depan laki-laki itu sambil menatap geram pada Naeun.

"Lepaskan aku oppa, aku akan membunuhnya!!"teriak Naeun dalam gendongan Taemin, Taemin mengeratkan gendongannya.

"Tidak!! kau hanya akan menyakiti dirimu Naeun! Jadi berhentilah"geram Taemin tak mau kalau.

"Tidaaak, aku..."

"SUDAH CUKUP NAEUN-AH!!"bentak Sena. Naeun menghentikan gerakannya di dalam gendongan Taemin, menatap Sena dengan mata berkaca-kaca.

"Aku hanya ingin dia merasakan sakitmu sedikit saja Sena-ya"lirih Naeun saat melihat mata Sena yang menatapnya tajam. Sena mengatur nafasnya.

"Tidak perlu Naeun. Kau tidak perlu melakukannya!! Jadi aku mohon berhentilah. Ini bukan salah, Kai"kata Sena membuat Naeun menangis lalu pergi dari hadapan Sena. Bahkan Sena masih tidak menyalahkan Kai.

Sena menatap rumput di kakinya, perlahan air matanya juga jatuh. Buru-buru Sena menghapusnya lalu menghadap kearah Kai yang benar-benar sudah kacau akibat ulah Naeun. Ada bekas cakaran di leher Kai yang membuat lehernya berdarah. Yura sudah meminta maaf pada tamu atas kejadian itu. Tiba-tiba Sena meraskan bahunya di sentuh. Bibinya tersenyum lalu mengelus kepala Sena lembut.

"Kai sepertinya perlu di obati"kata bibinya lirih membuat Sena segera menghampiri Kai.

Sena menarik Kai ke dalam rumah dan membawanya ke kamar sena di lantai dua, lalu mulai membersihkan luka akibat cakaran Naeun yang membuat leher dan muka Kai sedikit berdarah. Kai hanya mampu menatap gadis di depannya ini penuh cinta.

"Kenapa kau tidak menghindarinya?"tanya Sena tanpa menatap Kai dan sibuk membersihkan luka Kai.

"Aku pantas mendapatkannya. Itu cara seorang sahabat melindungi temannya"kata Kai santai. Sena mengalihkan pandangannya drai leher Kai ke mata cokelat Kai, lalu mendelik kesal.

"Aku tidak bercanda Kai. Lihatlah, Naeun melukaimu seperti ini dan kau hanya diam menerima pukulannya"

"Lalu aku harus apa, Sena? menghindarinya dan bersembunyi? Tidak! aku tidak akan melakukannya. Aku memang tidak berharap kalau mendapatkan pukulan dari Naeun. Aku berharap justru mendapatkan pukulan darimu saat aku kembali."

"Kau tahu aku tidak akan melakukan itu"kata Sena datar lalu menempelkan plester luka di leher Kai. Kai terkekeh kecil saat mendengar jawaban Sena. Sena menatap bingung pada laki-laki di depannya ini.

"Kenapa kau tertawa?" tanya Sena kesal.

"Tidak. Aku tahu kau tidak akan memukulku. Aku akan meminta maaf pada Naeun setelah ini"kata Kai lalu bangun dari ranjang empuk kamar Sena dan merapikan rambutnya yang sudah acak-acakan.

"Kau gila?" teriak Sena. Kai tersenyum ke arah Sena lalu mengecup pipi Sena kilat.

"Iya, kau bisa bilang kalau aku gila. Tapi aku memang harus meminta maaf pada Naeun. Terimakasih atas obatnya. Aku sudah lebih baik"kata Kai santai merapikan anak rambut Sena, menyentuh pipi Sena, lalu pergi sebelum memberikan senyumannya pada Sena.

>>>>>>>>>>>>>

Gimana???
Aiiih, babang Kai so sweet banget yaak... *mabok

Pendek yeee~

Gapapa yaaaaa~

Semoga sukaaaaaa~

Terimakasih sudah mampir~

Silahkan vote dan comment kalo suka yeeeee~

Love Doreni~

Grey HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang