Part 3

535 31 1
                                    

Selamat Membaca ><

=================

Kai POV

Aku melihatnya lagi, malam ini. Gadis bertubuh mungil itu, dengan suara khasnya yang selalu terdengar ceria di telingaku. Suara yang sama seperti 3 tahun lalu. Tubuhnya terlihat semakin kecil dengan kulit putih pucatnya. Hanya saja rambutnya lebih panjang dari dulu. Aku ingat betul bagaimana keras kepalanya dia saat Chanyeol memintanya memanjangkan rambut hitam pekatnya itu. Kim Sena.

Aku menghela nafasku panjang mengamati punggung kecil Sena menjauh dari apartemenku. Aku bisa melihat mata bulatnya yang tak percaya melihatku, aku bisa melihat tubuh kecinya gemetar bahkan aku bisa melihat dengan jelas kalau dia sedang menahan air matanya sambil menggigit bibir bawahnya. Kebiasaan Sena. Lihatlah, hanya dengan melihatku berdiri di depannya, aku sudah menyakitinya lagi. Aku sudah membuatnya menangis lagi.

Sena ada di gedung yang sama denganku, jarak kami sangat dekat dan jujur aku merindukannya. Merindukan Sena yang ceria dengan senyuman merekahnya dan dimple kecil di pipi pucatnya. Aku ingat betul bagaimana brengseknya aku dulu saat masih bersama Sena, membuatku merasa bersalah karena telah menyakiti Sena yang mencintaiku dengan tulus.

Kai, aku dengar kau akan ikut pergi dengan Chanyeol oppa ke pulau Jeju. Apa aku boleh ikut?” Tanya Sena dengan cerianya. Aku menatapnya lama lalu menggeleng.

“Tidak Sena, ini acara kami. Aku tidak mau kau menganggu acara ini.”

“A-aku menganggumu?”

“Iya, kau akan membuat yang lain akan sibuk memperhatikanmu selama di perkemahan. Mereka akan mengkhawatirkanmu. Kau tidak biasa dengan segala sesuatu yang berbau alam bukan?”

“A-aku suka kalau kau juga suka Kai”

“Berhentilah menyukai segala sesuatu yang hanya akan membuatku senang Sena”

Kilatan kenangan itu membuat dadaku perih. Betapa brengseknya aku dulu, membentak Sena yang hanya ingin menunjukkan kalau dia menyayangiku dan aku selalu menyangkalnya dengan membuat Sena sakit.

Aku memutuskan mengambil ponselku dan menghubungi seseorang. Aku harus bicara dengannya. Hanya dia satu-satunya yang bisa menenangkanku saat aku kembali teringat tentang Sena.

“Ada apa menghubungiku malam-malam begini Kai?” suara lembut menyapaku di seberang sana. Aku tersenyum walau dia tidak bisa melihatnya.

“Kau sibuk noona?? Ada yang ingin ku katakan?” kataku membuatnya terkekeh. Dia pasti sudah tahu kalau aku akan menceritakan Sena. Cerita yang sama sejak tiga tahun yang lalu.

“Ada apa Kai? Soal Sena lagi?” benar bukan? Dia sudah hafal sekali bagaimana sikapku. Ah Young. Jang Ah Young. Gadis yang dulu aku kejar-kejar. Gadis yang usianya 4 tahun di atasku. Ah Young, dia yang akhirnya membuatku menjadikan Sena pelarian karena dia menolak cintaku.

“Aku melihatnya, tadi. Di depan pintu apartemenku” kataku lirih. Ah Young terdiam cukup lama.

“Bagaimana keadannya?”

“Dia kecil dan sedikit kurus. Wajahnya tetap pucat seperti dulu dan rambutnya sekarang panjang. Dia dewasa tapi tetap telihat sangat manis”

“Dan kau merindukannya?” aku terdiam lama. Jelas, aku merindukan Sena. Aku merindukan tawa cerianya.

“Ya noona, aku merindukannya. Tapi melihatnya bagaimana reaksinya saat melihatku, aku tidak yakin dia sudah memaafkanku”

“Kau sudah menanyakannya?”

Grey HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang