iii.

183 30 9
                                    


happy reading!

.

.

.

Sekarang sudah memasuki hari ke 3 berpuasa dan bertepatan dengan ulang tahun si tiang listrik siapa lagi kalau bukan Haruto.

Mereka berencana memberi suprise kepada Haruto setelah pulang tarawih nanti. Dari semua teman terdekat Haruto, hanya Jeongwoo yang paling heboh dalam kejutannya apalagi soal kado.

Dirinya sangat bingung harus memberikan apa kepada teman seperjuangannya itu. Tadinya dirinya berniat untuk memberikannya skincare pemutih wajah yang ia beli. Tapi Jeongwoo rasa, dirinya lebih membutuhkan benda ini ketimbang Haruto.

Apa yang harus memberi PS keluaran terbaru? Tidak, tidak, bisa bisa ia akan tambah dongo kalau dibelikan PS, pikir Jeongwoo.

Lalu apa yang harus ia berikan pada Haruto? Tolong, Jeongwoo butuh saran sekarang!

Lain halnya dengan si perusak, Yoshi. Ia tak mau ambil pusing, jadi ia hanya memberinya tumpukan demi tumpukan rumus matematika.

Dia pikir kado ini bisa membuat temannya itu terlepas dari sebutan 'dongo'. Bila perlu jika teman temannya ulang tahun, ia berikan kado yang sama juga.

Kalau Mashiho dan Yoshi akan menyumbangkan tenaga mereka secara sukarela untuk membuat cake birthday untuk Haruto, tenang tak hanya tenaga, mereka juga sudah menyiapkan kado buat temannya itu.

Sedangkan yang lain, mereka juga sama dengan Jeongwoo bingung ingin memberi kado apa. Tapi yang pasti mereka hanya memberi kado yang sangat diharapkan Haruto. Harapan Haruto, ia ingin sekali diberi kasih sayang lebih kalau dirinya bertambah umur.

Sangat simple sekali harapannya, bukan?

.

.

.

Sekarang kelas matematika tiba, satu hal tak Haruto suka. Bu Yoona memberikan satu soalan matematika dan entah kenapa Haruto yang notabenenya 'benci matematika' kini malah maju ke depan untuk memberikan hasil jawabannya.

"Astagfirullah Haruto 12 × 12 itu hasilnya 144 bukan 24," Bu Yoona sampe tepok jidat gara gara liat jawabannya Haruto.

Kelewat dongo atau gimana sih? Pikir Yoona

Mendengar Yoona yang udah senewen dengan tingkah temannya itu, Jeongwoo langsung maju ke depan untuk memberikan jawabannya yang sudah pasti benar

"Punten, ada apa ini teh?" basa basi Jeongwoo. Yang ditanya cuma memutar bola matanya malas pertanda kalau Bu Yoona itu nyuruh Jeongwoo yang ngejelasin

"Woo 12 × 12 itu hasilnya 24 kan? Tadi kata Bu Yoona jawabannya 144."

Sumpah kalau gak ada guru, udah Jeongwoo geplak tuh si tono. Bisa bisanya dia bilang kalau 12 × 12 itu hasilnya 24. Sifat dongo nya kambuh nih, batin Jeongwoo.

Pantes aja Bu Yoona mukanya udah kayak emak emak kalah demo, ternyata Haruto pelakunya.

"Bener kan 24?" kali ini suaranya makin meninggi yang ngebuat Jeongwoo makin gedeg sama dia. Udah salah malah ngegas.

"Haruto dongo! Kan dikali, makanya hasilnya 144, kalau ditambah baru 24," Jeongwoo buka suara yang ngebuat Haruto planga plongo kayak orang

Ya emang orang kan? Lo kira apa? Jurig?

"Masih mau ngotot?" goda Bu Yoona yang langsung diberi gelengan oleh Haruto

"Ah sialan, malu banget gue."

.

.

.

"HAPPY BIRTHDAY!" suara ucapan diiringi alunan trompet berhasil mengagetkan Haruto saat ia menyalakan saklar lampu ruang tamu. Ia tak menyangka, teman temannya ingat akan ulang tahunnya

"Ayo make a wish - an dulu, habis itu tiup lilinnya hyung," titah Junghwan

"Semoga diumur gue yang ke 18 ini sahabat sahabat gue makin sayang sama gue, terus kita semua sehat dan semoga gue diberi umur panjang biar bisa sama sama bareng kalian terus," huft

"Doa yang sama buat lo juga," Jeongwoo lalu memeluk Haruto erat erat seakan tak mau kehilangan

"Kok lo semua pada inget sih sama ulang tahun gue? Padahal gue sendiri aja lupa," tanya Haruto yang sedang asyik memeluk sahabatnya itu

Jihoon hanya menunjuk Jeongwoo, mengisyaratkan Haruto bahwa yang mengingatkan semua akan ulang tahun Haruto

"Makasih woo, lo udah inget sama ulang tahun gue," Haruto makin mempererat pelukannya. Padahal Haruto saja lupa sama ulang tahun Jeongwoo, bener bener tak setia kawin! Tapi ia bersyukur, setidaknya masih ada yang mengingat kapan ulang tahunnya akan tiba

Setelah bermenit-menit ber-teletabis ria dengan si item, Haruto memutuskan untuk makan cake buatan Mashiho dan Yoshi tadi siang.

Semoga rasanya gak aneh, pikir mereka. Soalnya mereka gak bisa ngerasain sama sekali, jadi ya gitu hasilnya.

"Gimana to, enak gak kuenya?" Yoshi memastikan. Yang ditanya sih cuma mengangguk-anggukan kepala aja dan kembali fokus sama cake nya.

Sumpah gak tau lagi ini enak banget! Beda banget sama yang lain, batin Haruto.

"Wih kadonya banyak amat," Haruto kembali dikejutkan dengan penampakan kado yang menggunung yang berada dibelakangnya.

Padahal temannya hanya 11, tetapi mengapa kadonya bisa terlihat banyak seperti ini?

"Makasih ya semua, apapun yang kalian kasih, pasti itu bakalan jadi benda terfavorit bagi gue," Ujar Haruto lagi

Haruto tak tau saja dengan hadiah yang Yoshi berikan itu adalah tumpukan rumus matematika. Apakah dirinya akan menjadikannya sebagai benda terfavorit nya? Sedangkan saja ia sangat tidak suka dengan matematika.

Dia berjanji setelah ini dia ngga akan sok tau dengan matematika, atau jika dirinya kembali sotoy, dirinya harus siap menanggung malu dihadapan Bu Yoona dan teman temannya.

tbc.


don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!

ー april 14, 2022.

‎ ‎‎𝒊‎. ‎ puasa  :  treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang