Patrathia, December 27, 1853
Yang Mulia Ratu Harry Malfoy née Potter the 6th
Bagaimana keadaan anda yang mulia? Sudah beberapa bulan berlalu, namun sang raja tampak belum memiliki waktu untuk membalas pesan anda. Saya lagi-lagi harus meminta maaf karena menjadi orang yang menulis surat untuk yang mulia.
Kabar yang mulia raja baik, hanya beliau sangat sibuk. Saya bahkan jarang bertemu beliau terlepas dari waktu kunjungan ke tambang. Yang mulia raja menginap di kediaman salah satu Lord kerajaan Patrathia dan saya tidak ikut serta. Namun setiap saya bertemu dengan beliau, beliau tampak baik-baik saja.
Jika segalanya berjalan sesuai rencana, kami akan kembali dalam 4 hari. Saya berharap yang mulia tetap dalam keadaan baik.
Sampai bertemu, yang mulia.
Hormat saya
Penasihat Blaise Zabini
________________________________
Alderth, January 02, 1853
Suasana istana hari itu berbeda dari biasanya. Sebuah kabar mengatakan, sang raja akan kembali. Semua pelayan istana sibuk membersihkan seluruh lantai dengan lebih teliti. Para pengawal mulai berbaris dan berjejer rapi untuk menyambut kehadiran sang junjungan. Begitupun dengan para pelayan dapur, yang sudah menyiapkan banyak hidangan lezat kesukaan sang raja. Berharap hidangan mereka akan sedikit mengurangi rasa lelah pimpinan Alderth itu setelah melalui perjalanan jauh.
Berbanding terbalik dengan suasana di bagian utama istana, ruangan merangkai terasa amat sunyi dan tenang. Sang ratu Alderth menjadi satu-satunya orang yang mengisi ruangan tersebut. Sepasang tangannya fokus merangkai bunga mawar merah dan baby breath yang akan ia berikan pada sang raja nanti. Harry memilih mawar dengan kualitas paling baik dan segar, menatanya menjadi satu buket indah yang diikat bersama menggunakan pita berwarna merah.
Senyuman manis terkembang di wajah cantik pemilik tahta kedua Alderth itu. Jujur saja ia sangat merindukan sosok suami tampannya. Empat bulan terasa amat lambat bagi sang ratu Alderth. Ditambah lagi, surat-surat yang ia kirimkan tiada pernah mendapat balasan. Harry merasa ragu, sesibuk itukah sang raja hingga tidak bisa membalas suratnya. Apakah sang raja tidak merindukan Harry?
Berkali-kali firasat tidak enak menghampiri. Mimpi-mimpi buruk menghiasi tidur malamnya hampir setiap hari. Namun rasa cinta dan besarnya kepercayaan yang diberikan pada sang raja Alderth itu amat besar, hingga Harry memutuskan untuk mengabaikan semua firasat yang ia alami.
Lelaki mungil itu bersyukur ada Jenderal Nott, Andy, Pansy, Ibu suri, Puteri Celine, Parvati dan pelayan-pelayan lain yang akan bersedia menemani serta menghibur dirinya. Mereka seolah memiliki caranya masing-masing. Dan akan selalu berhasil.
Seperti Jenderal Nott yang membuatnya menjadi ahli menggunakan pedang. Terhitung di latihan ke tigapuluh mereka, sang ratu sudah dapat memojokkan sang jenderal dan menjatuhkan pedang lawannya. Harry amat senang mengetahui bahwa kemampuan pedangnya sudah jauh diatas rata-rata.
Lain dengan Jenderal Nott, Ibu suri akan seharian mengajak sang ratu merangkai bunga. Membuat puluhan buket indah yang akan diberikan secara gratis pada rakyat Alderth yang beruntung.
Semua hal itu memang membuat senyuman di wajah cantik sang ratu akan kembali merekah, namun tiada yang tahu didalam hatinya, sang ratu merasa sangat sedih. Merindukan sosok seorang lelaki yang tidak dapat digantikan oleh kehadiran siapapun.
Serasa bermimpi, Harry amat bahagia ketika kemarin Pansy memberi tahunya bahwa sang raja sudah dalam perjalanan kembali ke Alderth dan akan tiba hari ini. Sang ratu memilih pakaian terbaiknya, menata rambutnya, memakai riasan wajah tipis. Membuatnya amat cantik hari itu. Namun satu hal yang lewat dari penglihatannya, adalah Pansy yang tampak sedih ketika mengatakan kabar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tightrope
FanfictionSeperti berjalan di Tightrope, ketika Harry Potter meninggalkan semua yang ia miliki demi bersama dengan Draco Malfoy untuk membangun dunia mereka sendiri. Tetapi hari itu tiba, dimana Draco memutuskan pergi dan membangun dunia lainnya. Dom! Draco...