Patrathia, January 6, 1855
"Seamus bisakah kau berhenti menatapku seperti itu sejak tadi? Demi tuhan kita sudah sekamar selama tiga bulan," Decak seorang lelaki mungil dengan eyepatch merah yang menghiasi satu matanya.
Kedua lelaki yang orang lihat sudah seperti saudara itu memang ditakdirkan menghuni kamar yang sama. Sebuah ruangan sempit pengap dengan tembok tipis di ujung markas militer kerajaan Patrathia. Di awal pertemuan, tampaknya sesuatu hal diantara mereka amatlah 'senada' sehingga menjadi dekat dalam kedipan mata.
Tetapi, suasana sedikit berubah sejak seluruh Patrathia mengetahui bahwa Harry adalah ratu Alderth. Seamus menjadi agak kikuk berada di sekitar Harry. Nada bicaranya pun berubah menjadi sangat formal, sungguh membuat sang ratu kesal.
Ia mengira seiring berjalannya waktu, lelaki yang usianya sama dengan dirinya itu akan melupakan fakta bahwa Harry adalah seorang ratu dan kembali menjadi dirinya. Tetapi, kenyataan tidak berjalan sesuai harapan. Raja Cedric memanggilnya kemarin. Memberinya bungkukan badan hormat serta memanggilnya ratu Alderth. Pimpinan Patrathia tersebut mengatakan bahwa dirinya harus menjaga Harry dengan baik sampai raja Draconis tiba. Mulanya Harry mengira jika raja Patrathia akan mengusir lelaki mungil tersebut. Namun ia bisa bernafas lega ketika Cedric mengatakan tidak akan turut campur dalam rumah tangga kedua pimpinan Alderth tersebut, menyerahkan seluruhnya pada mereka berdua dan menjadi seorang tuan rumah yang baik dengan menyediakan fasilitas yang layak untuk sang ratu.
Lelaki berwajah dingin itu menyediakan kamar tamu terbaik di bagian utama istana dan memaksa Harry pindah kesana dengan embel-embel 'aku akan sangat sedih jika kau menolak'. Sehingga ratu Alderth itu tidak memiliki pilihan lain selain mengatakan ya, dengan syarat Seamus ikut serta bersamanya.
Well, memang Seamus berakhir pindah ke kamar mewah bersama sang ratu. Tetapi ia tidak bisa memungkiri sikapnya yang kikuk. Kadang ia secara tidak sadar akan terang-terangan menatap sang ratu dengan takjub. Dan Harry sungguh tidak menyukainya.
Seperti saat ini, mereka baru saja usai berlatih dan kembali ke kamar. Alih-alih mengganti bajunya dan membersihkan diri seperti biasa, Seamus malah diam terpaku menatap sang ratu yang tengah melepaskan eyepatch nya di depan cermin. Jujur saja, meskipun dirinya sering diperhatikan namun tidak dapat dipungkiri ada terbersit rasa canggung jika diperhatikan sedemikian rupa oleh kawan sekamar. Bahkan jika orang itu sudah berbulan-bulan tinggal bersamanya.
"M-maafkan kelancangan hamba yang mulia," Seamus tergagap sembari membungkukkan tubuhnya.
Di ujung kamar, Harry merotasikan bola matanya sembari menatap tajam Seamus dari kaca.
"Jika sekali lagi aku mendengarmu memanggilku yang mulia atau apapun itu, lihat saja. Aku tidak akan memaafkanmu," geram Harry kemudian membawa tubuhnya untuk berdiri dan berkacak pinggang dihadapan Seamus. "Lagipula, ini Patrathia bukan Alderth, aku bukan siapa-siapa disini. Jadi berhentilah. Sudah cukup semua orang memperlakukanku bak ratu, aku hanya berharap kau akan berbeda," lirih Harry akhirnya. Rasa bersalah hinggap di hati Seamus.
"Y-ya maksudku Harry. Aku tidak bermaksud begitu, aku hanya merasa tidak pantas berbuat seenaknya pada seorang ratu."
Anggukan menghiasi kepala Harry, wajah kesalnya mendadak berubah. Sorot mata main-main yang ia berikan tadi lenyap, digantikan dengan kesedihan yang menari-nari dalam emerald miliknya. Lelaki mungil itu perlahan berbalik untuk duduk di sofa berwarna zamrud mewah di dekat jendela. Matanya menatap nanar ke luar sana. Helaan nafas berat lolos dari bibir merah tersebut.
"Kau tahu Seamus, aku pergi meninggalkan tahtaku, kerajaanku, anakku, teman-temanku dan semuanya di Alderth. Semata-mata hanya karena aku ingin lepas dari semuanya," ucap Harry. Memutuskan untuk mengawali cerita yang sudah ia sembunyikan selama beberapa bulan terakhir. Seamus adalah orang terdekatnya di Patrathia, Harry menganggap lelaki itu pantas untuk mendengar yang sesungguhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tightrope
FanfictionSeperti berjalan di Tightrope, ketika Harry Potter meninggalkan semua yang ia miliki demi bersama dengan Draco Malfoy untuk membangun dunia mereka sendiri. Tetapi hari itu tiba, dimana Draco memutuskan pergi dan membangun dunia lainnya. Dom! Draco...