Etuviel Palace, December 31, 1854
Butiran-butiran benda yang menyerupai kapas putih berjatuhan, memenuhi seluruh kerajaan Alderth. Akhir tahun berarti salju, natal, tahun baru, dan sejuta kehangatan bersama keluarga. Setiap orang di kerajaan sangat senang dan tidak sabar menanti datangnya hari ini. Hiasan-hiasan khas natal sudah terpasang diseluruh penjuru ibukota Rissingshire. Bahkan beberapa pernak-pernik merah dan hijau itu sudah sampai ke dalam istana Etuviel.
Para pelayan mengganti topi putih mereka menjadi topi wool hangat bewarna merah dengan sedikit sentuhan zamrud di beberapa titik. Seluruh karpet yang berwarna crème berubah menjadi merah. Beberapa pohon natal juga terpasang di berbagai sudut utama istana. Singkatnya, semua orang merasa tidak sabar menanti datangnya natal.
Orang bilang, waktu akan menyembuhkan semua luka. Dan momen-momen kebersamaan seperti natal mengambil peran yang cukup besar dalam mengurangi rasa sakit, menyembuhkannya perlahan, dan meninggalkannya dibelakang. Seperti Pansy, ia adalah satu dari sekian banyak orang yang sangat terpukul dengan kabar kematian sang ratu. Sejak kabar itu ia terima, tiada hari dilewati tanpa titikan air mata. Tiada hari tanpa wanita mungil itu melamun atau bahkan ia dengan sengaja menata ulang lemari milik sang ratu. Lemari yang masih penuh dengan baju-baju yang ditinggalkannya.
Tiada yang menghitung, namun semua orang tahu, Pansy sudah puluhan kali membereskan lemari itu. Disela-sela kegiatannya, si kepala pelayan itu akan mengelus kemeja milik Harry atau bahkan memeluknya dengan erat. Ketika semuanya sudah cukup, wanita pendek itu akan kembali menata ulang semuanya. Dengan telaten melipat satu persatu pakaian yang bahkan masih rapih tak tersentuh tersebut. Semua orang di istana tahu, Pansy hancur. Ia merasa semua tidak adil bagaimana takdir mempermainkan mereka. Kepala pelayan itu merasa sang raja pantas mendapat satu kesempatan lagi dari Dewa. Ia merasa, sahabatnya yang bak malaikat tak bersayap itu pantas mendapat kebahagiaan seperti halnya dalam novel romansa. Namun, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ketika Dewa sudah menjentikkan jari nya saat itulah takdir akan terjadi. Tiada jalan kembali, dan hanya ada penyesalan diujung jalan.
Seperti halnya luka menganga, lama kelamaan, wanita pendek itu sudah mulai bisa menerima kenyataan. Ada pepatah mengatakan, jika satu pergi, akan datang satu lainnya sebagai pelipur lara karena nyatanya memang seperti itulah hidup. Akan ada yang datang dan ada yang pergi. Seiring berjalannya waktu, rasa sakit ditinggalkan itu mulai bisa ia terima tanpa harus meraung di tengah malam lagi karna hantaman rasa rindu yang sangat kuat.
Semuanya semakin membaik sejak yang mulia raja menunjuk dirinya sebagai ibu asuh pangeran Scorpius. Pansy lah yang melakukan semuanya untuk Scorpius. Mengganti popoknya, membuatkan susu, menimangnya dan menemani sang bayi hingga tertidur.
Hal yang paling Pansy sukai adalah ketika matanya beradu tatap dengan iris emerald yang sangat familiar milik sang bayi. Iris yang sangat identik dengan milik mamanya. Singkatnya Pansy yakin, Harry masih hidup. Ia hidup didalam Scorpius.
Tetapi, jika kita berkata mengenai manusia, tentu tidak bisa kita menyamaratakan satu dengan satu lainnya. Setiap orang lahir dengan dna berbeda. Dengan bentuk berbeda dan jiwa berbeda. Setiap manusia berhak memiliki perasaannya sendiri dan kepercayaannya sendiri. Sehingga, lain hal nya Pansy, tampaknya sang waktu pun tidak dapat menyembuhkan lobang menganga dihati sang raja Alderth. Lelaki tinggi tampan dengan segala otoritas dan kemewahan yang melingkupinya itu, masih belum bisa berdiri dengan kedua kakinya. Takdir seolah menariknya jatuh kedasar dan semakin jatuh tanpa ia sempat menyelamatkan diri.
Dimulai dari ramuan ungu laknat itu, dilanjutkan dengan anak buah Oswald yang memanah dirinya. Bukan hanya panah biasa yang menancap. Tapi sebuah panah yang satu sentimeter lagi akan merenggut nyawanya jika terlambat diselamatkan. Untung saja healer Lovegood bergerak cepat, meskipun sang raja harus melewati masa koma selama dua bulan. Mata panah tajam itu mengenai salah satu syarafnya yang langsung terhubung ke otak, menyebabkan ia tidak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tightrope
FanfictionSeperti berjalan di Tightrope, ketika Harry Potter meninggalkan semua yang ia miliki demi bersama dengan Draco Malfoy untuk membangun dunia mereka sendiri. Tetapi hari itu tiba, dimana Draco memutuskan pergi dan membangun dunia lainnya. Dom! Draco...