00 | Prolog

4.9K 442 22
                                    

◦○◦ SERENDIPITY ◦○◦

Jaemin membuat payung yang dia bawa, menatap ke langit cerah namun mengguyurkan air hujan begitu deras. Jaemin melangkah menjauh dari area toko yang tadi dia gunakan untuk berteduh.

Sepatu yang terllihat kotor dan rusak, masih Jaemin gunakan. Bajunya yang cukup kumal, tidak dia pedulikan. Jaemin hanya ingin segera pulang, kembali berbaring di ranjangnya yang hangat.

Genangan yang ada di atas trotoar jalan, Jaemin injak begitu saja. Tidak peduli kalau air membuat celananya semakin kotor.

Suara bising kendaraan menjadi teman perjalanan Jaemin menuju rumahnya. Sampai Jaemin berbelok, berjalan melewati jalanan diantara gedung-gedung. Banyak ksatria kerajaan yang berjaga, Jaemin memilih acuh. Terus berjalan. Sudah terlalu biasa. Para ksatria pun, tidak tertarik dengan pria berpakaian kumal sepertinya.

Payung Jaemin tutup sebentar saat melewati gang yang tidak muat dilalui oleh payungnya. Jaemin membukanya kembali, melirik kereta yang kebetulan lewat. Asap hitam mengepul akibat pembakaran batu bara sebagai bahan bakar utama kereta.

Langkah Jaemin memelan saat ada meja kecil berisi buku-buku bekas yang sudah tampak tua. Jaemin berhenti, tepat di depannya. Mata bulat dengan iris sewarna madu itu melirik ke pria tua yang sepertinya pemilik buku-buku itu sedang tertidur.

Jaemin tertarik dengan buku, sangat tertarik. Apalagi kalau itu buku tua. Yang masih ditulis manual dengan pena, tanpa ada huruf rapih khas mesin tik.

Tatapan Jaemin jatuh pada buku bersampul hitam. Sedikit berwarna merah yang sekilas seperti noda darah. Tangan kiri Jaemin terulur, mengambil bukunya. Memperhatikan judulnya. Jaemin tidak mengerti. Itu seperti bukan ditulis dengan bahasanya. Bahasa asing sepertinya.

"Kau bisa mendapatkannya."

Jaemin sedikit tersentak, dia menatap si pria tua yang sekarang menatapnya. Cukup intens, membuat Jaemim sedikit bergidik. Apalagi saat angin berhembus dan volume air hujan semakin deras.

"Ambilah dan segera pulang."

"Tapi, aku—"

"Pergilah! Hanya kau yang tertarik dengan buku itu!"

Mendengar bentakan pria tua yang terdengar serak itu membuat Jaemin tanpa sadar memundurkan langkahnya. Dia dengan gugup mengucapkan terima kasih, melangkah lebar bahkan nyaris berlari.

Jantung Jaemin berdegub kencang. Dia mencengkram gagang payungnya kuat. Kembali berbelok memasuki gang kecil, lalu dia berhenti di depan sebuah pintu. Jaemin membukanya, dan terlihatlah sebuah halaman kecil dan rumah yang sudah cukup tua.

"Ada apa dengan kakek itu?" tanya Jaemin pada dirinya sendiri. Jaemin menggantung payungnga di langit-langit teras rumah sepetaknya.

Jaemin melepaskan sepatunya, membawanya masuk dan dia letakkan di dekat perapian.

"Tidak mungkin orang gila berjualan buku tua."

◦○◦━◦○◦

Jaemin duduk di atas karpet tipis rumahnya. Memperhatikan buku yang tergeletak di depannya.

Untuk sesaat, Jaemin ragu untuk membukanya. Bukunya terlihat aneh. Dan percikan merah itu, benar-benar terlihat seperti darah. Apa Jaemin harus membukanya?

Kertas berwarna coklat itu seolah memanggil Jaemin untuk segera membukanya. Tangan Jaemin terulur, membuka sampul bukunya dengan sangat ragu. Tidak ada apapun. Hanya kertas kosong tanpa sedikitpun coretan.

Jaemin mengernyit, dia mengambil bukunya. Membuka lembar demi lembarnya. Benar-benar tidak ada apapun.

Kilat menyambar, membuat seisi rumah Jaemin terang selama beberapa detik. Lalu, suara guntur terdengar keras. Jaemin tersentak, dia menjatuhkan bukunya.

Angin berhembus kencang, membuka daun jendela rumah Jaemin. Tirai berkibar karena angin. Jaemin menunduk, menatap ke bukunya. Lembar-lembar berwarna coklat itu terbalik cepat. Jaemin memundurkan duduknya saat melihat sebuah pentagram berwarna merah di sana.

Sepertinya Jaemin membawa buku tua yang salah. Setelah ini, Jaemin tidak akan pernah mau membeli buku tua lagi. Tidak akan.

Pentagram itu memancarkan cahaya berwarna merah. Jaemin semakin mundur sampai punggungnya menabrak dinding rumah.

Asap berwarna hitam keluar dari sana. Jaemin menahan napasnya. Dia mendongak saat asap itu semakin membumbung tinggi. Hampir menyapai atap rumahnya.

Perlahan sebuah siluet manusia terlihat. Jaemin semakin ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, wajah dan bibirnya pucat pasi. Keringat menghiasi keningnya. Jaemin benar-benar ketakutan sekarang.

"Boo!"

"Mama! Hantu!"

◦○◦━◦○◦

Rabu, 06 September 2023.

Aku gak mau tau, kalian harus kasih banyak dukungan. Btw, ini untuk semua yang udah milih HYUCKNA. Buat RENMIN, nanti pan-kapan kalau votenya menang, hehe.

Ini cerita pendek, setiap isi part juga gak banyak. Jadi, jangan heran kalau updatenya akan cepat.

Aku akan kabur kalau dukungannya gak banyak. Sekian, terima kasih.

NOTE!

Ini humor, bahasanya pun santai. Tema latar ada di tahun 1900-an. Masih jaman dulu banget, jadi ya tekhnologi gak maju-maju banget.

Fantasy!

Serendipity - LisaPutri0503

SERENDIPITY » HYUCKNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang