01 | Hantu

3K 364 22
                                    

◦○◦ SERENDIPITY ◦○◦

Namanya Na Jaemin. Dia berusia 23 tahun bulan lalu. Masing sangat muda.

Hidupnya tidak pernah tenang. Hidup dalam kemiskinan membuat segalanya terasa sulit. Jaemin tidak bisa mengeluh, walaupun setiap malam dia lakukan. Lalu, sejak 5 tahun lalu dia kehilangan orang tuanya bersamaan.

Karena memang, sejak kecil dia sudah bekerja, kematian orang tuanya tidak berdampak besar. Jaemin masih bisa menjalani hidup. Sendirian.

Jaemin melakukan apapun untuk membuat dirinya tetap hidup. Putus sekolah, harus berjualan apapun. Mengantar koran dan susu adalah hal yang paling sering. Yang untungnya, di jaman sekarang banyak yang memperkerjakan anak kecil.

Buruh kasar, angkut barang bahkan di pabrik. Jaemin melakukan segalanya untuk bertahan hidup, berteman dengan para anak jalanan dan nyaris terjerumus ke hal-hal salah.

Bohong kalau Jaemin tidak pernah mencicipi alkohol, dia pernah. Tapi, untuk yang lebih jauh, Jaemin tidak melakukannya. Hidupnya sudah rusak, untuk apa pula dia merusak tubuhnya juga?

Tapi, Jaemin mungkin masih cukup waras untuk percaya kalau iblis itu ada. Atau mungkin bukan. Penyihir? Hantu?

Kalau Jaemin, sih, menyebutnya hantu. Tapi tidak menerawang, menapaki lantai juga. Jaemin memperhatikan pria di depannya yang sedang menatap wajahnya sendiri di cermin, membenarkan rambut atau bergaya sok tampan.

Ya walaupun dia memang benar adanya. Tampan.

"Kalau kau benar-benar terus mengatakan aku hantu di dalam hatimu itu, aku benar-benar akan membuatmu jadi hantu."

Jaemin langsung menyentuh dadanya dengan kedua tangannya. Tidak salah. 'Kan yang berbicara itu hatinya, jadi Jaemin menutup dadanya.

Pria atau manusia dan mungkin hantu itu menghembuskan napasnya pelan. Eh, tunggu dulu. Memangnya hantu bernapas? Tidak, 'kan? Mereka itu sudah mati, bagaimana mungkin bisa bernapas?

Apa dia hantu jadi-jadian?!

Pletak!

Jaemin menyentuh keningnya yang baru saja disentil. Dia disentil siapa?! Itu hantu juga masih berdiri di atas buku, tidak bergerak sedikit pun.

"Jadi, Na Jaemin, benar?"

Jaemin membulatkan kedua matanya. Kenapa dia bisa tau namanya?! Cenayang, ya?!

"Dengar, aku bukan hantu. Aku itu adalah entitas yang bisa mengabulkan semua permintaanmu."

Jaemin mengernyit. Merasa bingung. Dan sedetik kemudian, lampu di atas kepalanya menyala.

"Oh! Kau jin?" tanya Jaemin yang sekali lagi mendapatkan sentilan di kening.

Dia tidak membalas, memilih untuk menurunkan kedua kakinya dari atas buku. Cermin gagang yang dia pegang, menghilang begitu saja. Jaemin hampir berteriak, lagi. Tapi untungnya tidak.

"Aku Lee Donghyuck, tapi kau bisa memangilku Haechan. Aku lebih suka itu karena aku secerah matahari."

Jaemin mengernyit. Jelas sekali kalau pria yang mengaku namanya sebagai Haechan, tidak secerah matahari. Semua pakaian yang dia kenakan berwarna hitam, rambut dan auranya juga hitam. Udah jelas, ini segelap masa depan Jaemin.

"Iya, masa depanmu gelap. Kehidupan keduamu itu jadi tikus got."

Jaemin menatapnya tidak percaya, sekaligus kesal. Jaemin mendengus, "Baiklah Tuan Lee Haechan, kenapa kau ada di sini?"

Haechan menatapnya. Dia seperti mengambil sesuatu di atas kepalanya. Dan kaca mata dapat Jaemin lihat. Jaemin mengernyit, memandangnya heran. Haechan melakukan gerakan ingin duduk dan sedetik kemudian kursi muncul.

SERENDIPITY » HYUCKNA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang