I

38 3 0
                                    

Ember's Pov

"Lagi?"ucap mom sambil melempar surat yang ada ditangannya ke meja makan.
"Kau tau sudah berapa banyak sekolah yang memberi mom surat seperti ini?"tanya mom tanpa mengalihkan pandangannya dariku, aku berdehem tanpa menatapnya
"Mungkin ke 4? Atau ke 5?"tebakku asal
"Bahkan kau saja sampai lupa. Ini ke-6 Ember! Mom capek sama kamu!"mom meninggikan nada bicaranya padaku
"Glad to know that"aku mengangkat kepalaku seraya menyeringai kearahnya dan menggebrak meja lalu berlalu menuju kamarku.

Memangnya dia peduli jika aku dikeluarkan dari sekolah? Bukankah dia selalu mementikan Emily? Lagipula siapa yang mau dimasukkan kedalam sekolah rendahan seperti itu.

Aku memutar lagu RockNroll-Avril Lavigne di ipodku dan menaikkan suaranya sampai full. Samar samar kudengar ketukan pintu dikamarku, ah pasti itu mom. beruntung aku sudah hafal dengan kebiasaannya jadi aku tak perlu repot repot mendengarkan ocehannya yang spektakuler itu. aku sudah menyumbat telingaku dengan earphone terlebih dahulu.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Menyandarkan tubuhku ke sofa sambil meminum diet coke, aku mencoba membuat diriku senyaman mungkin, sudah seminggu sejak surat dropout dari sekolahku dikirim kerumah dan aku tidak bersekolah lagi, sebenarnya mom sedang mencarikanku sekolah. dia berniat menyekolahkanku di sekolah yang sama dengan Emily, dan tentusaja aku menolaknya.

Brakkkkkk

"Hikshikshiks"emily berjalan menghampiriku dengan tangisnya yang mengerikan.
Aku menaikkan satu alisku dan bangkit dari posisiku yang menyandar di sofa.
Emily menghempaskan tubuhnya disampingku dan tangisnya bertambah kencang.
Dasar perusak suasana.
"Kau kenapa Milly?"tanyaku dia mengangkat wajahnya yang semula ditutupi kedua tangannya dan langsung memelukku dengan erat, aku melepaskan pelukannya dengan kasar.
"Apaansih!"ucapku, kulirik emily yang masih menangis, kuperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.
Hey? Apa yang terjadi dengan bajunya?
"Kenapa kau tibatiba menangis?"tanyaku, emily menghapus air matanya dan mulai menceritakan dari awal sampai akhir.
"Kau bodoh!"ungkapku
"Seharusnya kau tendang wajahnya!"lanjutku
"Kau ini!!! Kakakmu lagi menderita bukannya dihibur malah bicara seenaknya!"ucap Emily
"Aku hanya mengatakan pendapatku"aku mengindikkan bahuku, sejurus kemudian emily mengulas senyum diwajahnya

"Aku punya ide"ucapnya, aku memutar bola mataku malas.
Apapun idenya, pasti ide bodoh yang tidak masuk akal.
"Bagaimana kalau kau menggantikan posisiku besok?"ucapnya dengan bersemangat
"Apa maksudku?"
"Kau bersekolah di sekolahku dan--dan kau menjadi diriku"jelasnya, aku membulatkan mataku
Sudah kubilang, ide bodoh yang tidak masuk akal.
"Oh ayolah hanya beberapa hari sajaa"
"Kau tau pasti apa jawabanku"ucapku acuh
"Ya aku tau kau mau!!!"pekiknya
Dasar sinting. kutinggalkan emily yang sibuk denga imajinasi konyolnya ke kamar. sudah cukup dia merusak waktu bersantaiku.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Aku mengerjap ngerjapkan mataku beberapa kali lalu meregangkan otot ototku. melihat jam weker ku yang terus berbunyi aku langsung mematikannya, jam 7.30. ini bahkan masih terlalu pagi untukku. buat apa aku bangun pagi? Aku kan tidak pergi ke sekolah, setidaknya 'untuk saat ini'.
Setelah menyikat gigiku, aku mengganti piyamaku dengan pakaian casual, kaos chiffon hitam bergambar jari tengah dan hotpants merah.

"Ember!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! Apa kau sudah bersiap siap?!"teriak emily dari balik pintu kamarku,
"Oh god! Whats now?"gumamku
"Apa?!"sentakku
"Ingat... Hari ini kau menggantikanku ke sekolah"ucap emily
"Hell no!"aku langsung membanting pintu kamarku.
Kukira dia tidak bersungguh sungguh dengan ide gilanya itu. Akan aku adukan mom jika mom pulang dari spanyol nanti, ck aku bukan gadis ingusan yang suka mengadu pada ibunya.

Night Changed | Hs.NhWhere stories live. Discover now