IV

17 1 0
                                    

Jordana Brewster as maya grier
Paul Walker as himself

Ember's Pov

Memarkirkan mobilku dirooftop mall adalah sesuatu yang biasa bagiku, aku sering menyendiri disini. salah satu mall di kota london menyediakan lahan parkir di rooftop nya, sebenarnya itu hanya digunakan jika basement penuh tapi apa peduliku?

Aku menduduki kap mobilku sambil menyesap vanilla latte yang baru kubeli. ini adalah salah satu tempat favoritku, hanya luke yang pernah kuajak kesini. ya walaupun aku tau ini tempat umum. memandangi kota london dari atas sini sungguh indah. tempat ini sungguh strategis. berada ditengah tengah kota londoh. aku heran kenapa pengunjung mall ini tidak ada yang pernah kesini.

Karena terhipnotis oleh pemandangan aku sampai tidak menyadari kalau vanilla latteku sudah habis. aku membuang asal tempat vanilla latte itu dan menaikkan kaki kananku ke bemper depan mobilku.

"Terpesona oleh pemandangan?"ucap seseorang membuatku kaget dan menoleh kebelakang
Oh astaga
Jesus christus.
Apa dia seorang malaikat?
Lelaki itu berjalan mendekatiku dan duduk disampingku
"I'm Paul,Paul Walker"ucapnya seraya mengulurkan tangan kanannya
"Ember"ucapku sambil membalas uluran tangannya

Paul memilih untuk diam dan menikmati pemandangan didepannya dan aku pun melakukan hal yang sama sambil sesekali meliriknya ckck... astaga ia adalah pria tertampan yang pernah kutemui.

"Sudah melihat pemandangannya?"ucap paul seakan menyadarkanku dari lamunanku
"Demi tuhan paul kau sangat menyebalkan"aku mendorong tubuhnya pelan, dia tertawa puas akan kemenangannya. sial.
"Kukira kau memerhatikan indahnya kota london bukan indahnya wajahku"ejek paul
"Astaga kau masih membahasnya"aku menutupi wajahku dengan kedua telapak tanganku, paul melepaskan tanganku yang menutupi mukaku dan memegangi tanganku cukup lama.
"Ekhmm"dehemanku berhasil membuatnya melepaskan tangannya dari tanganku
Kurasakan pipiku yang memanas, astaga apa aku blushing? Yatuhan memalukan sekali.
"Kau blushing E"
"Ttidak!"elakku
"Hahahaha udahlah gausah malu malu"
"Paul! Hentikann!!"pekikku, paul masih dengan tawanya tidak menghiraukanku.
"E, how old r u?"tanya paul, aku menghentikan aktivitasku dan mulai berdehem
"17, kau?"jawabku, paul menggaruk tengkuk lehernya dan menggigit bibir bagian bawahnya
"39"ucap paul tanpa melihat ku
"Apa kau akan merasa canggung?"lanjutnya
"Paul kau ini berlebihan. tentu tidak"ya tentu tidak. bahkan menjadi pacarmu pun aku mau.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Setelah bertukar nomor ponsel dengan paul aku memutuskan untuk pulang. Bertemu paul membuat moodku berubah menjadi bagus. aku tidak bisa menghilangkan senyuman yang merekat pada bibirku.

"Ada apa dengan mu?"tanya nash yang sedari tadi memerhatikanku, aku mengabaikannya dan melanjutkan langkahku menuju kamarku.

Aku merebahkan tubuhku ke tempat tidur. membuat diriku senyaman mungkin di tempat tidurku, aku menarik selimut berbahan beludru berwarna beige.

Tring...
Aku meraih iphone yang kuletakkan di atas nakas dan mendudukkan tubuhku.

From: Unknown Number
Hey E, u there?

Paul x

Aku tersenyum setelah melihat tanda 'x' dari pengirim pesan itu.
Aku pun langsung menamai nomer paul di kontak ku.

To: P
Still Alive here (:

From: P
Glad to know that, r u free tomorrow?

To: P
Depend, if u wanna asking me for a date i'm not.

From: P
What about hang out? Starbucks sounds great

Night Changed | Hs.NhWhere stories live. Discover now